Home » Naik Lagi, Anggaran Kemhan 2024 Capai Rp350 T

Naik Lagi, Anggaran Kemhan 2024 Capai Rp350 T

by Addinda Zen
2 minutes read
Anggaran Kemhan

ESENSI.TV - JAKARTA

Kementerian Pertahanan (Kemhan) mengajukan Rp350 triliun untuk anggaran pertahanan tahun 2024. Anggaran diajukan dalam Rapat Pembahasan Rencana Kerja Anggaran (RKA) dan Rencana Kerja Pemerintah (RKP) bersama Komisi I DPR RI. RKA dan RKP digelar secara tertutup di Kompleks Parlemen, Senayan, belum lama ini.

Angka yang diajukan naik sekitar 9% dari anggaran tahun lalu. Pada tahun 2023, Kemhan mengajukan anggaran sebesar Rp319 triliun.

Wakil Menteri Pertahanan (Wamenhan), M Herindra mengatakan, saat ini pagu (batas tertinggi) yang keluar masih jauh dari angka yang diajukan, yaitu Rp123 triliun.

“Kami mengajukan rencana kebutuhan sebesar Rp350 sekian triliun, tapi pagu yang keluar baru Rp123 triliun. Itu saja, dibagi untuk Kemenhan, Mabes TNI, AD, AL, dan AU” jelasnya.

TNI menargetkan minimum essential force (MEF) atau kekuatan pokok minimal tercapai 100 persen di tahun depan. Sementara itu, pada awal 2023 baru mencapai sekitar 65 persen.

M Herindra mengatakan, akan mengupayakan hal tersebut melalui sejumlah program yang masih berjalan. Salah satunya, pembelian jet tempur Dassault Rafale dari Perancis dan F-15EX dari Amerika Serikat.

Pembagian Anggaran Pertahanan

Data terbaru dihimpun berdasarkan pemaparan saat Rapat Pimpinan TNI 2023. Secara rinci, TNI AD 77,38 persen, TNI AL 66,29 persen, dan TNI AU 51,51 persen.

Di hadapan Komisi I DPR RI berharap mendapat dukungan dalam merealisasikan usulan tambahan anggaran Kemhan dan TNI TA 2024. Ini karena, masih banyak kegiatan prioritas dan mendesak yang belum terdukung anggarannya. Di antaranya pelaksanaan tugas TNI di daerah rawan dan perbatasan, pemenuhan pemeliharaan, serta operasional alutista baru.

Tahun 2023, Kemhan disebut sebagai salah satu kementerian yang mendapat anggaran paling besar. Alokasi anggaran direncanakan untuk sejumlah pos Kemhan dan TNI. Dalam buku Himpunan Rencana Kerja dan Anggaran K/L 2023, anggaran Kemhan sejak 2018 hingga 2022 terjadi kenaikan rata-rata 3,1%.

Baca Juga  Gunung Merapi Muntahkan Awan Panas, Hujan Air Disertai Abu Vulkanik Terjadi di Boyolali dan Magelang

Alat Utama Sistem Persenjataan (Alutista) Indonesia yang siap digunakan hanya sekitar 40 persen. Hal ini berdasarkan laporan The Military Balance 2022 yang diterbitkan oleh International Institute for Strategic Studies.

Kecelakaan Alutista Pertahanan Indonesia

Terkait pengajuan anggaran Kemhan, Anggota Komisi I DPR RI, Dave Laksono menyebut, pemeliharaan alutista milik TNI adalah hal yang penting. Ia juga menyinggung helikopter Bell 412 milik TNI AD yang jatuh saat latihan di Bandung, Jawa Barat Mei lalu.

“Kemarin kan helikopter latihan saja sudah jatuh, karena helikoter kan digunakan untuk angkut dan tempur. Jadi gimana (andai) kita mengalami sebuah konflik kalau kita tidak memiliki peralatan yang benar-benar memadai?” ujar Dave.

Ia juga meminta Kemhan untuk melakukan identifikasi potensi permasalahan serta melakukan pengecekan berkala terhadap alutista yang ada.

“Kami minta agar diidentifikasi secara detail potensi permasalahan, ancaman dari dalam dan luar negeri” ujarnya.

Helikopter latih milik TNI AD yang jatuh di Ciwidey, Bandung sedang dalam rangka mendukung latihan Yonif 300 R/BJW. Helikopter terjatuh di kawasan perkebunan dan terbakar. Tidak ada korban jiwa dalam kecelakaan helikopter ini. Kru yang bertugas hanya mengalami luka-luka.

TNI AD menyebut, kecelakaan ini diakibatkan kabut dan hujan yang terjadi saat penerbangan.

Kecelakaan alutista juga terjadi pada Kapal Perang Republik Indonesia (KRI) Teluk Hading 538. KRI ini terbakar saat berlayar di Perairan Selayar, Sulawesi Selatan (3/6). KRI terbakar saat dalam operasi rutin TNI AL. Api diduga muncul dari bagian belakang kapal. Tidak ada korban jiwa dalam kecelakaan ini.

Penyebab kecelakaan masih dalam penyelidikan TNI AL.

 

 

Editor: Dimas Adi Putra

You may also like

Copyright © 2022 Esensi News. All Rights Reserved

The Essence of Life