Home » Operasi Militer Berlanjut, Bantuan yang Masuk ke Gaza Berkurang 50% Bulan Ini

Operasi Militer Berlanjut, Bantuan yang Masuk ke Gaza Berkurang 50% Bulan Ini

by Erna Sari Ulina Girsang
2 minutes read
​ Ilustrasi suasana ruang Dewan Keamanan PBB ketika para anggota bertemu mengenai perlindungan warga sipil dalam konflik bersenjata. Foto: PBB

ESENSI.TV - JAKARTA

Badan PBB yang membantu pengungsi Palestina (UNRWA) mengatakan pada Senin (26/2/2024), sangat sedikit bantuan kemanusiaan yang masuk ke Gaza. Pasalnya wilayah itu terkepung, sehingga terjadi pengurangan sebesar 50 persen dibandingkan bulan Januari.

Menulis di platform media sosial X, Komisaris Jenderal Philippe Lazzarini mengatakan bahwa bantuan seharusnya bertambah. Bukan berkurang untuk memenuhi kebutuhan besar dua juta penduduk Gaza, yang hidup dalam kondisi putus asa.

Ia menyebutkan, beberapa hambatan dalam pengiriman bantuan, termasuk kurangnya kemauan politik, penutupan rutin dua titik penyeberangan ke wilayah kantong tersebut. Serta ketidakamanan akibat operasi militer dan runtuhnya ketertiban sipil.

Dia mengatakan gencatan senjata, serta pencabutan pengepungan untuk memungkinkan bantuan yang berarti dan pasokan komersial, sudah lama tertunda.

“Rata-rata, hampir 98 truk bantuan memasuki Gaza bulan ini,” kata UNRWA dalam laporan situasi terbarunya, yang dikeluarkan pada hari Senin.

Kesulitan Signifikan

Badan tersebut mencatat kesulitan yang signifikan. Khususnya dalam membawa pasokan melalui penyeberangan Kerem Shalom dan Rafah karena kendala keamanan dan penutupan sementara.

“UNRWA terkadang harus menghentikan sementara pengiriman pasokan karena masalah keamanan. Keamanan untuk mengatur penyeberangan sangat terkena dampak akibat terbunuhnya beberapa polisi Palestina. Itu terjadi dalam serangan udara Israel di dekat penyeberangan baru-baru ini,” katanya, seperti dilansir dari laman PBB, Selasa (27/2/2024).

Operasi darat dan pertempuran sengit terus berlanjut di Jalur Gaza. Khususnya di Gaza utara, Deir al Balah dan Khan Younis, lapor badan tersebut.

Baca Juga  Kasus Kelaparan dan Penyakit di Gaza Kian Parah, PBB Desak Israel-Hamas Segera Gencatan Senjata

Orang-orang yang melarikan diri dari pertempuran sengit di dalam dan sekitar Khan Younis terus menuju lebih jauh ke selatan menuju Rafah yang penuh sesak. Sekitar 1,5 juta warga Palestina berlindung di kota tersebut, yang masih menjadi fokus perhatian internasional di tengah ancaman serangan besar-besaran Israel.

“Meningkatnya serangan udara di Rafah, termasuk di daerah pemukiman tanpa peringatan sebelumnya telah meningkatkan kekhawatiran bahwa serangan tersebut akan semakin menghambat operasi kemanusiaan,” kata UNRWA.

Pada saat yang sama, orang-orang telah keluar dari Rafah menuju kamp pengungsi Deir Al Balah dan Nuseirat di Wilayah Tengah Gaza, meskipun ada laporan adanya pertempuran dan serangan udara lebih lanjut di lokasi tersebut.

Sekitar 1,7 Juta Orang Mengungsi

Lebih dari 75 persen penduduk Gaza, atau sekitar 1,7 juta orang, telah mengungsi sejak dimulainya permusuhan menyusul serangan teroris brutal yang dipimpin Hamas di Israel pada tanggal 7 Oktober.

Badan-badan PBB terus memperingatkan krisis kelaparan yang semakin parah di Gaza. Lebih dari dua juta orang menghadapi krisis atau tingkat kerawanan pangan yang lebih buruk, menurut kantor urusan kemanusiaan PBB, OCHA.

Selain itu, hanya satu dari tiga jaringan pipa air dari Israel yang beroperasi, namun kapasitasnya kurang dari setengahnya, 83 persen sumur air tanah tidak beroperasi, semua sistem pengolahan air limbah tidak berfungsi, dan tidak ada akses terhadap air bersih di wilayah utara. kegubernuran.

Email: ernasariulinagirsang@esensi.tv
Editor: Erna Sari Ulina Girsang/Raja H Napitupulu

You may also like

Copyright © 2022 Esensi News. All Rights Reserved

The Essence of Life