Home » Padahal Baru Lepas Dari Dampak Pandemi, CORE Prediksi Laju Ekonomi Indonesia Melambat Lagi Tahun 2023

Padahal Baru Lepas Dari Dampak Pandemi, CORE Prediksi Laju Ekonomi Indonesia Melambat Lagi Tahun 2023

by Erna Sari Ulina Girsang
2 minutes read
jakarta 1

ESENSI.TV - JAKARTA

Pemulihan ekonomi dunia, termasuk Indonesia, dari dampak pandemi Covid-19 sedang berlangsung. Namun, ternyata pertumbuhan ekonomi global pada tahun 2023 diperkirakan akan melambat dibandingkan tahun ini.

Setelah keluar dari titik terendah pandemi, ternyata beberapa negara dihadapkan pada potensi resesi. Tekanan datang dari inflasi yang meroket, pengetatan moneter dan pelemahan ekonomi China akibat masih tingginya kasus Covid-19.

Perlambatan pertumbuhan ekonom diperkirakan juga terjadi di Indonesia, meski Indonesia dinilai masih jauh dari jurang resesi. Center of Reform on Economics (CORE) memperkirakan ekonomi atau produk domestik bruto (PDB) Indonesia akan tumbuh di kisaran 4,5 persen hingga 5 persen tahun 2023.

Prediksi ini di bawah asumsi Pemerintah yang menetapkan pertumbuhan ekonomi 2023 sebesar 5,3%, serta melambat dari target Pemerintah dalam Aanggaran Pendapatan dan Belanja Negara (APBN) untuk laju PDB tahun 2022 yang ditetapkan sebesar 5,3 persen.

“Konsumsi rumah tangga diprediksi tetap kuat, meskipun akan melambat marginal akibat tekanan global. Investasi diprediksi akan kembali menjadi penyumbang kedua terbesar pertumbuhan ekonomi dan tidak banyak terganggu oleh tekanan ekonomi global,” tulis CORE dalam laporan CORE Secoral Economic Outlook 2023: Harnessing Resilience Against Global Downturn.

Namun, kontribusi ekspor tahun depan akan berkurang akibat penurunan permintaan dan pelemahan harga komoditas. Sementara itu, pengetatan moneter diprediksi lebih terbatas karena berkurangnya tekanan inflasi dan berkurangnya tekanan di pasar keuangan.

Kondisi ekonomi global dan domestik tersebut akan memberikan dampak yang bervariasi terhadap pertumbuhan ekonomi sektoral. Semakin tinggi keterkaitan suatu
sektor dengan ekonomi global maka potensi tekanan terhadap sektor tersebut akan semakin besar, dan sebaliknya.

Baca Juga  World Bank Prediksi Ekonomi Indonesia Tumbuh Rata-rata 4,9% Tahun 2023-2025

Khusus untuk sektor perbankan, CORE Indonesia memperkirakan sektor perbankan akan terus melanjutkan proses pemulihan meskipun tidak lagi secepat tahun ini.

Kinerja sektor perbankan tahun ini secara umum terus menunjukkan perbaikan dari masa pandemi Covid-19, yang ditandai dengan membaiknya beberapa indikator, seperti peningkatan realisasi kredit, dana pihak ketiga (DPK), dan penurunan non performing loan (NPL).

Namun, potensi resesi global dan pengetatan moneter domestik dan global berpotensi memperlambat pemulihan tersebut. Berakhirnya ketentuan relaksasi kredit oleh Otoritas Jasa Keuangan (OJK) pada Maret 2023 juga akan berdampak pada kualitas kredit perbankan tahun depan.

Realisasi pertumbuhan kredit sejalan dengan pemulihan berbagai sektor ekonomi. Beberapa sektor bahkan mencatatkan pertumbuhan di atas 10 persen, yaitu pertambangan, jasa keuangan, informasi dan komunikasi, dan industri pengolahan.

Pertumbuhan ini tidak lepas dari meningkatnya investasi di sektor pertambangan dan industri pengolahan CPO, akibat meningkatkan harga kedua komoditas tersebut dipasar global.

Namun, beberapa sektor masih mengalami tekanan pasca pandemi (scarring effect) sebagaimana tercermin pada pertumbuhan kredit beberapa sektor masih di bawah pra-pandemi, seperti konstruksi, transportasi dan pergudangan, serta penyediaan akomodasi dan penyediaan makanan dan minuman.

Adapun kredit rumah tangga, yang ditunjukkan oleh kredit pembelian barang-barang tahan lama seperti properti dan kendaraan, juga telah tumbuh di atas pra-pandemi, menandakan semakin pulihnya tingkat konsumsi masyarakat.*

Editor: Erna Sari Ulina Girsang

You may also like

Copyright © 2022 Esensi News. All Rights Reserved

The Essence of Life