Home » PBB: 18 Juta Korban Perang di Ukraina Menanti Bantuan

PBB: 18 Juta Korban Perang di Ukraina Menanti Bantuan

by vera bebbington
2 minutes read
Salah seorang penduduk Ukraina berdiri di atas puing puing bangunan yang hancur akibat perang Foto UNICEF Diego Ibarra Sanchez

ESENSI.TV - JAKARTA

Koordinator Bantuan Darurat PBB, Martin Griffiths, melaporkan sebanyak 18 juta korban perang di Ukraina menanti bantuan.

Griffiths melaporkan kondisi beberapa kota di Ukraina akibat serangan Rusia semakin menyedihkan.

Dia mengatakan pendanaan kemanusiaan diperlukan untuk terus mendukung pengiriman konvoi bantuan yang menyelamatkan jiwa ke masyarakat di garis depan,

“Bantuan dibutuhkan korban di daerah bahaya,” tulis Griffiths, yang memimpin Kantor PBB untuk Koordinasi Urusan Kemanusiaan (OCHA) dalam laman resmi PBB, Rabu (15/2/2023).

Dia menyoroti bagaimana pada Selasa pekan ini, staf tim negara PBB melakukan perjalanan dari Dnipro dengan enam truk yang dimuat sebelumnya ke wilayah Donetsk timur.

Kawasan ini sekitar 200 kilometer jauhnya ke dua desa yang terjebak dalam zona perang terburuk di Ukraina.

“Orang-orang di bawah tanah setiap hari. penembakan, serangan harian, rumah dibom, dingin membekukan, masalah listrik,” paparnya.

Dia memperkirakan dibutuhkan US$3,9 miliar untuk membantu 11,1 juta dari 18 juta orang yang membutuhkan bantuan kemanusiaan di dalam Ukraina.

Secara resmi Rencana Tanggap Kemanusiaan untuk Ukraina dilakukan dengan menyatukan lebih dari 650 mitra, sebagian besar dari mereka adalah organisasi Ukraina.

Baca Juga  Kunjungan ke Denmark, Menlu Retno Sepakati Bebas Visa

Warga Ukraina Mengungsi ke 10 Negara

Sejalan dengan seruan OCHA, badan pengungsi PBB (UNHCR) juga mencari US$1,7 miliar untuk membantu pengungsi Ukraina di 10 negara.

Negara tujuan pengungsi Ukraina adalah Bulgaria, Republik Ceko, Estonia, Hongaria, Latvia, Lituania, Moldova, Polandia, Rumania dan Slovakia.

Sementara itu, Komisaris Tinggi UNHCR Filippo Grandi memperingatkan agar tidak berpuas diri tentang apa yang terjadi di Ukraina.

“Saya pikir kita menjadi sedikit terbiasa dengan ini. Kita seharusnya tidak melakukannya, karena cukup mengerikan apa yang dilakukan invasi Rusia ke negara itu,” ujarnya.

Infrastruktur sipil di Ukraina, ujarnya, diserang terus-menerus, sehingga orang tua tinggal di ruang bawah tanah karena bahaya pengeboman.

Secara khusus, lanjutnya, pendanaan akan mendukung layanan kesehatan dan gizi, pendidikan, mata pencaharian dan perlindungan sementara.

Di tengah laporan bahwa kekerasan meningkat di timur, perkiraan terbaru PBB menunjukkan bahwa lebih dari 7.000 warga sipil telah tewas di Ukraina pada tahun lalu dan 12.000 orang terluka.*

Editor: Erna Sari Ulina Girsang

#beritaviral

#beritaterkini

You may also like

Copyright © 2022 Esensi News. All Rights Reserved

The Essence of Life