Home » Peningkatan Alih Fungsi Lahan, 5 Faktor yang Menyebabkan Banjir

Peningkatan Alih Fungsi Lahan, 5 Faktor yang Menyebabkan Banjir

by Maria Julie simbolon
3 minutes read

ESENSI.TV - JAKARTA

Intensitas curah hujan yang sedang tinggi membuat banyak daerah di Indonesia mengalami banjir. Bagi orang yang tinggal di daerah rawan banjir saat musim hujan tiba adalah saat terberat yang harus dihadapi. Warga wajib waspada akan potensi banjir yang menyebabkan aktivitas dan rute jalan terganggu. Banjir akan menenggelamkan pemukiman dan sering kali menelan korban jiwa. Ada banyak faktor yang menyebabkan peristiwa terbenamnya daratan karena volume air yang meningkat terjadi berulang kali, ini lima faktor berdasarkan rangkuman esensi.tv.

 

1. Menebang Pohon Secara Liar

Penebangan pohon tanpa aturan akan menyebabkan hutan, yang menjadi tempat penyerapan air hujan, gundul. Karena tidak adanya pohon yang menahan lajunya maka air akan mengangkut batu, ranting dan apapun yang ada di sekitar aliran derasnya. Banjir akan menyebabkan kerusakan lingkungan yang parah. Lebih lanjut, penebangan pohon secara liar dan besar-besaran akan membuat perubahan iklim yang signifikan. Peningkatan karbondioksida,pemakaian bahan bakar fosil dan banyak faktor akan membuat cuaca ekstrim yang sulit diprediksi. Akan ada wilayah yang hujan terus menerus sementara wilayah lain akan mengalami musim kemarau panjang yang membuat kekeringan.

 

2. Curah Hujan yang Sangat Tinggi

Turunnya air hujan menyebabkan banyaknya air di daratan menjadi naik. Sehingga daerah aliran air seperti sungai tidak bisa lagi menampung air yang ada. Air sungai akan meluap dan menyebabkan air meluber kemana-mana. Sungai besar yang memiliki bendungan berguna untuk mengelola curah hujan. Otoritas pemerintah dan warga wajib bekerja sama untuk merawat lingkungan, merawat bendungan agar tidak jebol menampung air dan memperhatikan sistem kelola sungai yang sehat agar banjir tidak datang lagi bila musim hujan tiba.

 

3. Membuang Sampah Sembarangan

Air hujan yang turun akan menggenang dan meluap karena selokan, sungai, danau dan jalanan diisi oleh sampah. Aliran air yang tersumbat oleh sampah plastik dan benda besar akan mengurangi kemampuan sungai untuk menampung air. Daya tampung sungai menampung air semakin kecil. Masih banyak orang yang belum memiliki kesadaran untuk menjaga kebersihan lingkungannya. Sanksi sosial yang diberlakukan karena membuang sampah sembarangan ke sungai dan tempat lain pun sering tak diindahkan. Penumpatan sampah menjadi faktor penyumbang yang menyebabkan banjir berulang kali terjadi. Lingkungan kotor akibat penumpukan sampah dan perilaku tidak peduli warga juga akan mendatangkan penyakit yang menyerang daya tahan tubuh manusia.

Baca Juga  Fosil Dinosaurus Berusia Ratusan Juta Tahun Ditemukan di China

 

4. Minimnya Daerah Resapan Air

Manfaat dari jalur resapan air agar air hujan yang turun bisa mengalur ke dalam tanah. Sayangnya banyak sekali pembangunan yang tidak mengindahkan pentingnya membuat daerah resapan air. Air yang harusnya mengalir menjadi terhambat karena tertutup oleh bahan kedap air seperti beton dan aspal. Debit air yang melimpah akan membuat aliran air deras naik yang menyebabkan banjir. Pentingnya membuat sistem saluran air agar aliran air yang berasal dari hujan lebat bisa ditampung.

 

5. Peningkatan Alih Fungsi Lahan

Hutan yang ditebang untuk membuka lahan baru untuk pemukiman penduduk, atau membangun pabrik memberi efek buruk yang besar. Permukaan beton, aspal, dan ubin yang kedap air akan membuat air tidak masuk ke dalam tanah. Pohon dan tumbuh-tumbuhan lain yang disingkirkan dan diratakan akan kehilangan fungsinya untuk menahan limpahan air. Luas hutan yang berkurang akan membuat kemampuan daerah hulu untuk meresap limpahan air akan berkurang drastis.

 

Itulah dia 5 faktor yang menyebabkan banjir terjadi. Ada beberapa cara yang bisa dilakukan agar banjir bisa dicegah. Tidak harus menunggu daerah tempat tinggal didatangi banjir agar kesadaran ini muncul. Setiap individu bisa memulai dengan membuang sampah pada tempatnya, membuat lubang resapan air, mengaplikasikan paving block agar air bisa diserap ke tanah, rajin bergotong royong membersihkan saluran air secara berkala, mengurangi penggunaan barang yang menggunakan pohon sebagai bahan dasar dan menghindar tinggal di daerah pinggiran sungai yang menjadi daerah resapan air.*

 

Editor: Dimas Adi Putra

 

You may also like

Copyright © 2022 Esensi News. All Rights Reserved

The Essence of Life