Home » Perlunya Sikap Skeptis Agar Tak Tegocek Hoax

Perlunya Sikap Skeptis Agar Tak Tegocek Hoax

by fara dama
2 minutes read
Ilustrasi hoaks. Foto: Ist

ESENSI.TV - JAKARTA

Skeptis berasal dari paham skeptisisme atau skeptisme yang memandang segala sesuatu tidak pasti dan harus dicurigai. Sikap skeptis sering dianggap buruk oleh kebanyakan orang, padahal tidak selamanya buruk sikap itu. Bagusnya, orang yang memiliki sikap skeptis biasanya akan lebih waspada terhadap sebaran informasi agar terjebak berita palsu atau hoax.

Skeptis yang cenderung bersikap mempertanyakan atau mencurigai segala sesuatu, membuat orang lebih berhati-hati. Sikap skeptis ini didasari oleh keyakinan bahwa segala sesuatu bersifat tidak pasti. Oleh karena itu, sikap skeptis diperlukan untuk memastikan segala sesuatu dengan dengan bukti-bukti dan logika yang masuk akal.

Sebagian orang menganggap skeptis adalah salah satu bentuk dari sikap kritis. Karena pada pelaksanaannya, skeptis akan mendorong seseorang untuk mempertanyakan sesuatu. Dengan melibatkan argumen terstruktur untuk menimbulkan keraguan agar mendapatkan penjelasan yang akurat, valid, dan memadai.

Di era serba digital yang membuat penyebaran informasi berkembang sangat pesat, skeptis adalah sikap yang diperlukan terutama untuk menyaring informasi. Namun sebelum lebih jauh mengenai mengenai sikap skeptis, penting untuk mengulas jenis sikap ini lebih dalam lagi agar mendapatkan gambaran yang lebih jelas.

Jenis dan Manfaat Skeptis

Dilansir dari Liputan6, berikut jenis-jenis skeptisisme yang perlu kamu ketahui:

a. Dogmatic skepticism. Dogmatic skepticism menganggap bahwa segala sesuatunya tak ada yang dapat diketahui. Tidak ada kebenaran yang pasti dan sejati menyangkut semua hal, sebab pandangan manusia selama ini merupakan sebuah kekeliruan besar.

Baca Juga  Kasus Dugaan Hoaks Denny Indrayana Naik ke Tahap Penyidikan

b. Pyrrhonian skepticism. Jenis skeptisisme ini menganggap bahwa hal yang pasti itu tidak akan mungkin. Individu yang bijaksana hendaknya menjauhi untuk segera memberikan penilaian terhadap suatu hal teoritis.

c. Empiricist foundationalism. Pada jenis skeptisisme ini, tidak ada pengetahuan yang pasti. Hanya indra manusia yang mampu memberikan bukti nyata dan kepastian.

d. Rationalist foundationalism. Dalam jenis skeptisisme ini, pancaindra manusia bukan sesuatu yang mampu memberikan bukti nyata dan objektif. Hanya akal yang dapat menentukan kebenaran.

e. Authoritarianism. Jenis skeptisisme ini beranggapan bahwa hanya sejumlah orang yang mampu mengetahui secara pasti mengenai suatu pengetahuan dan informasi. Orang lain di luar kelompok dianggap tak memiliki kemampuan sama.

Kesimpulannya, memiliki sikap skeptis terhadap informasi yang tersebar bukan hal yang buruk. Dengan tidak mudah percaya kita akan selalu mencari validasi dan informasi yang terverifikasi. Sehingga jika ada berita yang bohong atau Hoax kita tidak akan mudah ter provokasi tersulut dan terpengaruh. Maka jika banyak orang yang memiliki sikap skeptis yang tepat, informasi bohong atau berita hoax itu tidak akan mudah tersebar luas.

Editor: Raja Napitupulu

You may also like

Copyright © 2022 Esensi News. All Rights Reserved

The Essence of Life