Home » Potensi Konflik Jelang Pemilu. Waspadalah… Waspadalah…

Potensi Konflik Jelang Pemilu. Waspadalah… Waspadalah…

by Administrator Esensi
3 minutes read
Konflik Menjelang Pemilu

ESENSI.TV - JAKARTA

Pemilihan Umum (Pemilu) selalu melibatkan banyak masyarakat dengan segala kepentingan di dalamnya.

Kali ini kita akan membaca artikel dari akun Twitter @gagal_hijrah. Membandingkan beberapa peristiwa pemilu di negara tetangga dan di Indonesia, terlihat jelas konstelasi pemilu menjadi ajang bertemunya banyak kepentingan di dalamnya. Itu sebab, menarik membaca ulasan berikut.

Pemilu dan Fakta Peristiwa di Dalamnya

Jelang Pemilu 2024. Kita awali pembahasan ini dengan satu fakta bahwa, terorisme menjadi ancaman serius jelang pemilu di beberapa negara. Filipina misalkan. Dalam studi Patrick Patino dan Djorino Velasco (2004), Filipina menjadi salah satu negara yang kerap mengalami kekerasan dalam pemilihan umum pasca rezim otoriter Marcos tumbang.

Sasaran teror yang terjadi di Filipina jelang Pemilu dominan menyasar pada fasilitas publik yang ramai dengan warga sipil, kelompok/organisasi teror kerap melakukan sabotase terhadap logistik Pemilu. Seperti merebut kotak suara.

Bahkan, kelompok/organisasi teror kerap membunuh para kandidat yang cukup aktif berperan dalam upaya penanggulangan terorisme. Serta kandidat yang dianggap berlawanan dengan gerakan kelompok/ organisasi mereka.

Kita berpindah ke Spanyol, Sepuluh bom meledak di empat kereta komuter di kota Madrid di pagi hari yang sibuk pada 11 Maret 2004. Peristiwa tersebut mengakibatkan 192 tewas dan lebih dari 1.400 korban luka. Serangan teror tersebut terjadi tiga hari sebelum hari pencoblosan pemilihan umum di Spanyol.

Ada yang menarik dari kejadian tersebut, yakni serangan teroris tersebut turut berkontribusi dalam preferensi warga Spanyol dalam pemilihan umum. Para pengamat politik mengatakan bahwa pemilih berpotensi mengubah pilihan akibat pengelolaan krisis pasca serangan terorisme yang dianggap lemah (Baca: Jose ́ G.Montalvo, Voting After The Bombings, 2011).

Serangkaian Teror di Pakistan

Lalu kita ke Pakistan, serangan teroris terkini menjelang Pemilu juga terjadi di Pakistan pada Juli 2018. Terdapat tujuh serangan teror yang mengakibatkan 212 tewas sepanjang pelaksanaan Pemilu 2018 di Pakistan. Kelompok Islamic State turut bertanggung jawab atas berbagai serangan teror di Pakistan menjelang Pemilu 2018.

Serangkaian serangan teror diduga ditujukan untuk menghambat atau menunda proses pelaksanaan Pemilu secara keseluruhan. Bagaimana dengan di Indonesia? Kita ambil data dari tahun pelaksanaan pemilu kemarin saja. Tahun 2019, dua tahun jelang tahun politik 2019. Terjadi 17 insiden terorisme yang mengakibatkan 51 tewas dan 67 cedera.

Sebagian besar korban tewas akibat terorisme sepanjang 2017- 2018 adalah masyarakat umum, aparat kepolisian, dan juga para pelaku penyerangan. Insiden yang menjadi perhatian publik adalah bom bunuh di beberapa gereja di Surabaya, Jawa Timur. Dan kerusuhan di Rutan Mako Brimob, Depok-Jawa Barat yang terjadi di Mei 2018. Sementara di tahun 2019 sendiri, terjadi 11 aksi terorisme. Dan 15 rencana aksi yang berhasil digagalkan oleh Densus 88 AT Polri.

Baca Juga  Mulai Memanas, Wapres Minta Ulama Sejukkan Suasana Politik Jelang Pemilu

Mengapa ada peningkatan aksi terorisme di setiap jelang pemilu dilaksanakan? Cita-cita kelompok teroris dan ekstrimis Islam dimanapun berada adalah sama. Yakni mendirikan negara Islam, Khilafah Islamiyah dan tentu saja, menentang sistem lainnya. Termasuk Demokrasi, Pemilu adalah pesta Demokrasi, maka perhelatan pemilu bisa dijadikan “Pesta Jihad” oleh para kelompok teroris.

Kedua, memanasnya konflik elit yang kemudian berubah menjadi pertempuran di kalangan para pendukung, akan sangat rentan menimbulkan Chaos, maka para kelompok teror menunggainya untuk melancarkan aksi terorismenya, penumpang gelap yang sudah siap sedia dengan segala bentuk provokasi dan propagandanya.

Selain tujuan utama mereka yakni menghancurkan otoritas dan legitimasi negara. Selain itu, serangan teror ditujukan untuk melemahkan sistem politik yang sudah terbangun yang berimbas pada keamanan nasional yang terganggu dan bisa jadi pemilu bisa gagal dilaksanakan.

Terorisme di Masyarakat

TNI Polri dengan segala alat kelengkapan lembaga di bawahnya. Sudah siap, sangat siap untuk mengantisipasi aksi terorisme jelang tahun pemilu 2024 di Indonesia, preventive strike ala Densus 88 AT Polri sudah dilakukan, percaya dengan kemampuan negara.

Namun sekali lagi terorisme bukan hanya persoalan yang bisa diatasi oleh negara, peran masyarakat sangat membantu, peran aktif di lingkungan terkecil seperti RT/RW juga sangat signifikan, dan yang terpenting adalah, jika teroris ada undang-undang yang mengatur, ada pidananya.

Namun ideologi radikal, ekstrem harus dilawan oleh kesadaran bersama, oleh pengetahuan akan bahayanya, tindakan preventif harus terus dilakukan di semua stakeholder kita, dunia pendidikan, dunia kerja swasta maupun BUMN, para ASN dan aparat keamanan kita serta komunitas-komunitas.

Oh ya, satu lagi. Hari ini media sosial menjadi lahan propaganda teroris, waspada, jika ada yang denial pada semangat-semangat penanganan terorisme di Indonesia, kita bisa curiga, mereka adalah teroris yang sedang membela dirinya.

Menyimak artikel ini, seharusnyalah terbangun semangat nasionalisme seluruh warga masyarakat. Paling tidak, untuk menyelamatkan diri sendiri sehingga potensi bencana peristiwa yang akan terjadi, dapat diminimalisasi.

Semoga!

Penulis: Addinda Zen
Editor: Dimas Adi Putra

You may also like

Copyright © 2022 Esensi News. All Rights Reserved

The Essence of Life