Home » Retno Marsudi: Indonesia Kecewa Dewan Keamanan PBB Gagal Lagi Sahkan Resolusi Gaza

Retno Marsudi: Indonesia Kecewa Dewan Keamanan PBB Gagal Lagi Sahkan Resolusi Gaza

by Erna Sari Ulina Girsang
2 minutes read
Menteri Luar Negeri Retno Marsudi dalam keterangan pers yang disiarkan di kalan youtube Kemlu, Senin (11/12/2023). Foto: Kemlu

ESENSI.TV - JAKARTA

Menteri Luar Negeri Retno Marsudi mengatakan Indonesia kecewa karena Dewan Keamanan Perserikatan Bangsa Bangsa (DK PBB) kembali gagal mensahkan resolusi mengenai hukum humaniter internasional yang akan dapat mengurangi penderitaan masyarakat Gaza.

“Upaya harus terus dilakukan guna memperbaiki situasi di Gaza. Kita tidak boleh menyerah, never give up,” jelasnya, dalam keterangan pers yang dirilis di kanal youtube Kementerian Luar Negeri, dikutip Senin (11/12/2023)

Dia mengatakan Indonesia masih terus berusaha membantu rakyat Palestina, baik melalui dipolmasi di forum internasional, seperti PBB hingga menyalurkan bantuan kemanusiaan.

Hal ini disampaikan Retno Marsudi seusai mengikuti WHO’s Executive Board, di Jenewa, Swiss, Minggu (10/12/2023).

Dalam pertemuan itu, Dewan Eksekutif WHO mengadopsi resolusi yang bertujuan untuk mengatasi bencana situasi kemanusiaan di Jalur Gaza. Resolusi tersebut diadopsi melalui konsensus.

Ini adalah pertama kalinya sejak tanggal 7 Oktober resolusi mengenai konflik ini diadopsi melalui konsensus dalam sistem PBB dilakukan oleh WHO.

Akses Kesehatan Jadi Prioritas

Seperti dilansir dari keterangan resmi WHO, WHO menggarisbawahi pentingnya kesehatan sebagai prioritas universal, dalam segala keadaan, dan peran layanan kesehatan dan paham kemanusiaan dalam membangun jembatan menuju perdamaian, bahkan dalam situasi yang paling sulit sekalipun.

Resolusi tersebut antara lain menyerukan saluran bantuan kemanusiaan yang segera, berkelanjutan dan tanpa hambatan, termasuk akses terhadap personel medis.

Baca Juga  Pejabat AS Didesak Patuhi Prinsip Satu China dan Sikapi Isu Taiwan Secara Bijaksana

Selain itu, resolusi ini menyerukan semua pihak untuk memenuhi kewajiban mereka berdasarkan hukum internasional dan menegaskan kembali bahwa semua pihak yang terlibat dalam konflik bersenjata harus sepenuhnya mematuhi kewajiban yang berlaku bagi mereka berdasarkan hukum humaniter internasional terkait dengan perlindungan warga sipil dalam konflik bersenjata dan personel medis.

Resolusi tersebut juga mengapresiasi WHO dan mitra klaster kesehatan di lapangan yang tetap bertahan dan melaksanakan program ini.

Baru kemarin, 9 Desember, di tengah keadaan yang sangat sulit, WHO dan mitranya mengirimkan pasokan untuk 1.500 pasien dan memindahkan pasien dari Rumah Sakit Al-Ahli di utara ke satu Rumah Sakit di selatan.

Dalam sambutan yang disampaikan sepanjang hari itu, banyak Negara Anggota menyampaikan simpati atas hilangnya nyawa warga sipil, serta pekerja kesehatan dan pegawai PBB, termasuk rekan WHO Dima Alhaj.

Dalam pidato penutupnya, Direktur Jenderal WHO Dr Tedros Adhanom Ghebreyesus mengatakan penerapan resolusi tersebut merupakan sebuah titik awal.

“Itu tidak menyelesaikan krisis. Namun ini adalah sebuah platform untuk dibangun.”

Dia menambahkan bahwa tanpa gencatan senjata, tidak ada perdamaian. Dan tanpa perdamaian, tidak ada kesehatan.

“Saya mendesak semua negara anggota, terutama negara-negara yang memiliki pengaruh paling besar, untuk bekerja secepat mungkin guna mengakhiri konflik ini,” jelasnya.

Email: ernasariulinagirsang@esensi.tv
Editor: Erna Sari Ulina Girsang/Raja H. Napitupulu

You may also like

Copyright © 2022 Esensi News. All Rights Reserved

The Essence of Life