Home » Sejarah Manusia, Diduga Muncul di Afrika pada 300.000 Tahun yang Lalu

Sejarah Manusia, Diduga Muncul di Afrika pada 300.000 Tahun yang Lalu

by Lala Lala
2 minutes read

ESENSI.TV - JAKARTA

 

Manusia atau homo sapiens adalah spesies primata yang jumlahnya paling banyak dan tersebar luas. Mereka adalah jenis kera besar yang dicirikan oleh gaya berjalan dua kaki dan kemampuan kognitif yang mumpuni berkat otak mereka yang besar dan kompleks.

Manusia adalah makhluk yang sangat sosial dan cenderung hidup dalam struktur sosial yang kompleks yang terdiri dari banyak kelompok yang saling bekerja sama dan bersaing, mulai dari keluarga dan jaringan kekerabatan hingga negara politik.

Karena itu, interaksi sosial antara manusia telah membentuk berbagai macam nilai, norma sosial, bahasa, dan ritual, yang masing-masing menopang komunitas manusia. Keinginan untuk memahami dan mempengaruhi fenomena telah memotivasi manusia untuk mengembangkan ilmu pengetahuan, teknologi, filsafat, mitologi, agama, dan bidang studi lainnya.

 

Meskipun beberapa ilmuwan memperlakukan istilah manusia sama dengan semua anggota genus Homo, namun dalam penggunaan umum, istilah ini biasanya merujuk pada Homo sapiens, satu-satunya anggota Homo yang masih ada.

Menurut beberapa sumber, manusia modern secara anatomis muncul sekitar 300.000 tahun yang lalu di Afrika, berevolusi dari Homo heidelbergensis atau spesies yang serupa dan bermigrasi keluar dari Afrika. Lalu secara bertahap menggantikan atau melakukan kawin silang dengan populasi lokal manusia purba.

Selama sebagian besar rentang sejarah, manusia adalah pemburu-pengumpul yang hidup berpindah-pindah. Manusia mulai menunjukkan perilaku modern sekitar 160.000-60.000 tahun yang lalu. Revolusi Neolitikum, yang dimulai di Asia Barat Daya sekitar 13.000 tahun yang lalu dan secara terpisah di beberapa tempat lain. Revolusi inimelahirkan pertanian dan pemukiman manusia yang permanen.

Ketika populasi menjadi lebih besar dan lebih padat, bentuk-bentuk pemerintahan berkembang di dalam dan di antara masyarakat, dan sejumlah peradaban telah bangkit dan runtuh.

Hingga saat ini, manusia terus berkembang, dengan populasi global mencapai lebih dari 8 miliar hingga 2022.

Baca Juga  Indeks Pembangunan Manusia Sumut Tumbuh 0,71%

 

Faktor gen dan lingkungan memengaruhi variasi biologis manusia dalam karakteristik tampilan, fisiologi, kerentanan terhadap penyakit, kemampuan mental, ukuran tubuh, dan rentang hidup. Meskipun manusia bervariasi dalam banyak sifat seperti pembawaan genetik dan ciri-ciri fisik, setiap dua orang manusia setidaknya 99% mirip secara genetik.

Manusia secara seksual bersifat dimorfik. Adapun secara umum, laki-laki memiliki tubuh yang lebih kuat dan perempuan memiliki persentase lemak tubuh yang lebih tinggi. Pada masa pubertas, manusia mengembangkan karakteristik seks sekunder. Wanita dapat hamil, biasanya antara masa pubertas, sekitar 12 tahun, hingga masa menopause, sekitar usia 50 tahun.

 

Manusia adalah omnivora, yakni mampu mengonsumsi berbagai macam jenis tumbuhan dan binatang. Manusia juga telah menggunakan api dan bentuk panas lainnya untuk menyiapkan dan memasak makanan sejak zaman H. erectus. Manusia dapat bertahan hidup hingga delapan minggu tanpa makanan dan tiga atau empat hari tanpa air. Manusia pada umumnya aktif di siang hari, tidur rata-rata tujuh hingga sembilan jam per hari.

Manusia memiliki kecerdasan yang tinggi, mempunyai ingatan episodik, memiliki ekspresi wajah yang fleksibel, kesadaran diri, dan teori pikiran. Pikiran manusia mampu melakukan introspeksi, pemikiran pribadi, imajinasi, tekad, dan membentuk pandangan tentang eksistensi.

Tak heran kehadiran manusia bisa membuat kemajuan teknologi yang luar biasa dan pengembangan alat yang rumit melalui penalaran yang kompleks. Lalu meneruskan  pengetahuan kepada generasi berikutnya. Bahasa, seni, dan perdagangan adalah karakteristik mendasar manusia. Rute perdagangan jarak jauh mungkin telah menyebabkan ledakan budaya dan distribusi sumber daya yang memberi manusia keunggulan dibandingkan spesies lain yang serupa.

Editor: Raja H. Napitupulu

You may also like

Copyright © 2022 Esensi News. All Rights Reserved

The Essence of Life