Home » Setiap 2 Menit, Seorang Wanita Meninggal Dunia Karena Kanker Serviks

Setiap 2 Menit, Seorang Wanita Meninggal Dunia Karena Kanker Serviks

by Erna Sari Ulina Girsang
3 minutes read
Ilustrasi sel kanker. Foto: Ist

ESENSI.TV - JAKARTA

Setiap dua menit, seorang wanita meninggal karena kanker serviks, padahal pengetahuan dan alat untuk mencegah bahkan menghilangkan penyakit ini sudah ada.

Vaksinasi terhadap human papillomavirus (HPV), penyebab utama kanker serviks, dapat mencegah sebagian besar kasus dan, dikombinasikan dengan skrining dan pengobatan, memberikan jalan menuju eliminasi.

Kanker serviks merupakan kanker keempat yang paling umum menyerang perempuan di seluruh dunia, dan terus memberikan dampak yang tidak proporsional terhadap perempuan dan keluarga mereka di negara-negara berpendapatan rendah dan menengah (LMICs).

Salah satu perubahan penting adalah rekomendasi global Organisasi Kesehatan Dunia (WHO) pada tahun 2022 mengenai jadwal vaksin HPV satu dosis yang secara signifikan mengurangi hambatan dalam meningkatkan program vaksinasi.

Hal ini diperkuat dengan rekomendasi serupa di Wilayah Amerika pada tahun 2023.

Kantor Regional WHO untuk Afrika juga mengikuti rekomendasinya sendiri agar negara-negara di wilayah tersebut mengadopsi jadwal vaksinasi dosis tunggal.

Hingga saat ini, 37 negara telah melaporkan peralihan atau niat untuk beralih ke rejimen satu dosis.

Komitmen yang diumumkan di forum tersebut menandai momen penting untuk mempercepat kemajuan janji yang dibuat pada tahun 2020, ketika 194 negara mengadopsi strategi global WHO untuk menghilangkan kanker serviks.

“Kami memiliki pengetahuan dan alat untuk membuat sejarah kanker serviks, namun program vaksinasi, skrining dan pengobatan masih belum mencapai skala yang dibutuhkan,” kata Dr Tedros Adhanom Ghebreyesus, Direktur Jenderal WHO, dalam keterangan resminya, dikutip Rabu (6/5/2023).

“Forum global pertama ini merupakan peluang penting bagi pemerintah dan mitra untuk berinvestasi dalam strategi eliminasi global dan mengatasi kesenjangan yang menghalangi perempuan dan anak perempuan untuk mengakses alat-alat penyelamatan jiwa yang mereka perlukan.”

Komitmen Dari Sejumlah Negara

Komitmen negara antara lain Republik Demokratik Kongo. Negara ini berkomitmen untuk mulai memperkenalkan vaksin HPV sedini mungkin menggunakan jadwal dosis tunggal yang direkomendasikan WHO.

“Kami juga berkomitmen untuk melakukan segala upaya untuk mencapai, sedini mungkin, target cakupan imunisasi strategi eliminasi kanker serviks untuk anak perempuan berusia 9 hingga 14 tahun,” tulis Pemerintah Kongo.

Sedangkan, Ethiopia berkomitmen untuk menerapkan strategi pemberian vaksin yang kuat di seluruh negeri, dengan menargetkan setidaknya 95% cakupan pada tahun 2024 untuk semua anak perempuan berusia 14 tahun, terlepas dari status sosial ekonomi mereka, baik yang bersekolah maupun tidak.

Baca Juga  19 Peserta Lulus Uji Kompetensi JPT Pratama Setkab, Seleksi Wawancara 11 Juli 2023

Negara ini juga berkomitmen untuk melakukan skrining terhadap 1 juta perempuan yang memenuhi syarat setiap tahunnya untuk mengetahui adanya kanker serviks dan merawat 90% dari mereka yang melakukan skrining, yang memiliki lesi prakanker positif.

Selanjutnya, HPV dosis tunggal telah disetujui untuk diperkenalkan tahun ini dan ditingkatkan sebagai bagian dari rencana Program Imunisasi yang Diperluas di negara tersebut.

Nigeria meluncurkan program nasional vaksin HPV pada tahun ini, dengan menerapkan jadwal dosis tunggal untuk anak perempuan berusia 9 hingga 14 tahun, dan kini berkomitmen untuk mencapai setidaknya 80% cakupan vaksin bagi anak perempuan.

Mereka berkomitmen untuk terus meningkatkan cakupan vaksin HPV melalui strategi penyampaian yang kuat yang dapat menjangkau anak-anak perempuan di mana pun mereka berada.

Bagi anak perempuan yang bersekolah, mereka akan berkonsentrasi pada penyampaian berbasis sekolah, bagi anak perempuan yang tidak bersekolah, mereka akan berkomitmen untuk melaksanakan kegiatan penjangkauan pada momen-momen penting di tahun ini, dengan target cakupan anak perempuan minimal 80% pada tahun 2026.

Bantuan Dana Kanker

Sedangkan, pendanaan baru senilai hampir US$ 600 juta mencakup US$ 180 juta dari Bill & Melinda Gates Foundation, US$ 10 juta dari UNICEF, dan US$ 400 juta dari Bank Dunia.

Ada banyak tantangan dalam perjalanan menuju eliminasi, antara lain keterbatasan pasokan, tantangan dalam pemberian vaksin, dan pandemi COVID-19, hanya satu dari lima remaja perempuan yang memenuhi syarat yang menerima vaksinasi pada tahun 2022.

Meskipun terdapat alat yang hemat biaya dan berbasis bukti untuk skrining dan pengobatan, namun kurang dari 5% perempuan di banyak LMIC yang pernah diskrining untuk kanker serviks.

Kendala sistem kesehatan, biaya, masalah logistik, dan kurangnya kemauan politik telah menciptakan hambatan dalam penerapan program komprehensif pencegahan dan pengobatan kanker serviks.

Hambatan-hambatan ini telah menyebabkan kesenjangan yang mendalam: dari perkiraan 348.000 kematian akibat kanker serviks pada tahun 2022, lebih dari 90% terjadi di negara-negara berkembang dan berkembang.

Dengan komitmen kembali pemerintah dan mitra terhadap agenda global, sehingga dunia bisa membalikkan keadaan dan mencegah angka kematian tahunan meningkat menjadi 410.000 pada tahun 2030.

Email: ernasariulinagirsang@esensi.tv
Editor: Erna Sari Ulina Girsang/Raja H Napitupulu

You may also like

Copyright © 2022 Esensi News. All Rights Reserved

The Essence of Life