Home » Setop Membuang Minyak Jelantah, Apical akan Ubah Jadi Bahan Bakar Biodiesel

Setop Membuang Minyak Jelantah, Apical akan Ubah Jadi Bahan Bakar Biodiesel

by Junita Ariani
2 minutes read
Apical Group, salah satu perusahaan pengolah minyak nabati terkemuka menggelar edukasi mengenai penanganan minyak goreng bekas pakai atau yang biasa disebut minyak jelantah.

ESENSI.TV - MEDAN

Apical Group, perusahaan pengolah minyak nabati terkemuka hari ini menggelar edukasi mengenai penanganan minyak goreng bekas pakai atau yang biasa disebut minyak jelantah.

Kegiatan tersebut digelar dalam acara “Pagi-Pagi Sehat” di lapangan parkir Thamrin Plaza, Kota Medan.

Minyak goreng merupakan komoditas penting dalam kegiatan konsumsi masyarakat sehari-hari. Dan, Indonesia merupakan negara dengan konsumsi minyak goreng terbesar mencapai 15,4 juta ton pada tahun 2022 lalu.

Konsumsi minyak goreng yang tinggi juga akan menghasilkan limbah minyak jelantah yang juga tinggi. Karena itu, apabila minyak jelantah tidak dikelola dengan baik maka dapat merusak lingkungan.

General Manager of Green Energy, Biofuel Feedstock, and Business Development Apical Group, Aika Yuri Winata menjelaskan, minyak jelantah sebaiknya tidak dibuang sembarangan.

Seperti dibuang ke saluran air karena akan menyebabkan penyumbatan saluran air, yang berpotensi menjadi tempat tumbuhnya bakteri.

Dan, apabila dibuang ke tanah, residu dari minyak tersebut akan menggumpal dan menutup pori-pori tanah. Sehingga tanah akan mengeras dan tidak mampu melakukan penguraian secara optimal.

“Karena itu sebaiknya minyak jelantah dikumpulkan ke dalam wadah seperti jerigen kosong, untuk kemudian dapat dijual ke Apical dengan harga terbaik. Untuk kemudian kami olah kembali menjadi bahan bakar energi terbarukan, yakni biodiesel,” jelas Aika, Minggu (27/8/2023).

Selain dapat diolah menjadi biodiesel, minyak jelantah dapat juga diolah menjadi bahan bakar penerbangan berkelanjutan atau biofuel. Yang dipandang sebagai suatu solusi menuju masa depan tanpa emisi.

Sebagai pengolah minyak nabati terintegrasi secara global, Apical juga dapat mengolah limbah minyak jelantah secara efisien dan berkelanjutan. Dari rantai pasokan dengan transparan dan dapat dilacak (traceable) menjadi bahan bakar penerbangan berkelanjutan.

Tukar Minyak Jelantah dengan Voucher

Menurut data Badan Energi Internasional, industri penerbangan menyumbang 2% emisi CO2 secara global pada tahun 2022.

Baca Juga  Warner Bros Rilis Sekuel "The Batman" 3 Oktober 2025

Industri ini menghasilkan emisi global yang relatif kecil dan merupakan salah satu sektor yang paling menantang untuk didekarbonisasi. Terlebih, industri penerbangan global telah sepakat untuk mencoba mencapai emisi net zero pada tahun 2050.

Untuk mengajak lebih banyak masyarakat Kota Medan dalam mengumpulkan minyak jelantah, Apical telah menyiapkan voucher belanja. Dengan sejumlah syarat dan ketentuan.

Yakni, setiap pengumpulan 500 ml minyak jelantah, akan mendapatkan stamp. Dan, jika dikumpulkan hingga 4 stamp akan mendapat voucher belanja senilai Rp 20.000 untuk dapat dibelanjakan di Maximart.

Adapun kegiatan pengumpulan minyak jelantah ini berlangsung setiap Sabtu dan Minggu pada pukul 07.00-09.00 WIB hingga Desember 2023.

Kegiatan “Pagi-Pagi Sehat” yang dimulai sejak pukul 07.00 WIB ini diawali dengan senam bersama yang dipandu oleh instruktur senam.

Pada kesempatan yang sama, Apical juga menggelar demo masak membuat Potato Cheese Bread dan Japanese soufflé cake cappuccino. Dengan menggunakan produk-produk Apical yang terbuat dari minyak sawit yang sehat dan berkelanjutan.

“Kehadiran kami dalam kegiatan ini ingin memperkenalkan produk-produk Apical melalui demo masak menggunakan margarin serba guna yang kami produksi. Yakni Medalia, kepada masyarakat Kota Medan,” kata Head of Commercial B2C Sales & Marketing Apical Group, Ardiahty Bachtia.

Sebagai perusahaan yang menghasilkan produk pangan berbasis sawit berkelanjutan, Apical memiliki komitmen tinggi untuk memenuhi kebutuhan konsumen.

Tidak hanya kepada masyarakat secara langsung, tapi juga kepada industri-industri besar seperti fast moving consumer goods (FMCG), perhotelan. Restauran, serta kafe, juga kepada para pelaku Usaha Mikro Kecil dan Menengah (UMKM). *

#beritaviral
#beritaterkini

Email :junitaariani@esensi.tv
Editor: Erna Sari Ulina Girsang

You may also like

Copyright © 2022 Esensi News. All Rights Reserved

The Essence of Life