Home » Tahukah Kalian Sejarah Uang Dalam Peradaban Manusia?

Tahukah Kalian Sejarah Uang Dalam Peradaban Manusia?

by Lyta Permatasari
3 minutes read
sejarah uang

ESENSI.TV - JAKARTA

Tidak dapat kita pungkiri bahwa keberadaan uang selama ini sangat penting bagi kehidupan manusia. Hingga saat ini uang masih menjadi alat tukar utama dalam transaksi jual beli. Meski begitu, keberadaan uang sebagai alat tukar saat ini memiliki sejarah tersendiri lho. Sekarang, mari kita lihat kembali sejarah uang dan peralihannya ke zaman super canggih seperti sekarang!

1. Masa Sebelum Kemunculan Sistem Barter

Jika ditelusuri, sejarah uang sebagai alat tukar tidak terlepas dari sistem barter. Namun, sebelum sistem barter berlaku, masyarakat masih mandiri dan bergantung pada alam. Saat ini, manusia belum menjadi makhluk sosial sehingga tidak membutuhkan orang lain untuk memenuhi kebutuhannya. Semua kebutuhannya terpenuhi dengan sendirinya karena pada saat itu masyarakat berperan sebagai produsen sekaligus konsumen.

2. Masa Sistem Barter

Seiring berjalannya waktu, manusia akhirnya menyadari bahwa dirinya adalah makhluk sosial yang saling membutuhkan. Masyarakat pada masa itu akhirnya menyadari bahwa barang yang mereka hasilkan tidak cukup untuk memenuhi kebutuhannya. Akibatnya, mereka berinteraksi satu sama lain untuk menukar barang dengan barang dan barang dengan jasa.

Pertukaran barang dan jasa antar manusia disebut barter. Misalnya seseorang menukarkan sekantong telur dengan sekantong beras. Adanya barter menandai dimulainya sejarah uang sebagai alat tukar untuk mendapatkan apa yang kita butuhkan saat ini.

Sistem pertukaran secara bertahap mengalami masalah ketika dua orang yang melakukan pertukaran tidak sepakat mengenai nilai pertukaran. Adanya permasalahan tersebut akhirnya menyebabkan masyarakat berinovasi untuk menciptakan uang komoditas atau uang komoditas.

3. Terciptanya Uang Barang

Sejarah uang terus berkembang seiring dengan banyaknya kendala dalam penerapan sistem barter. Akhirnya, pada masa ini, masyarakat mulai menggunakan barang-barang kebutuhan pokok yang dimiliki kebanyakan orang untuk membayar. Produk dasar ini meliputi garam, teh, tembakau, dan sereal.

Namun seiring berjalannya waktu, sekitar tahun 9.000 hingga 6.000 SM, uang komoditas tidak lagi ada dalam bentuk benda kecil yang berubah menjadi hewan ternak. Kemudian, dengan munculnya budaya agraris, uang komoditi mulai berpindah lagi dalam bentuk hasil pertanian seperti gandum, sayuran, dan hasil bumi lainnya. Pada tahun 1200 SM, mata uang asli mulai digunakan. Perak primitif berasal dari cangkang kerang atau moluska lainnya.

Masyarakat menggunakannya sebagai alat pembayaran yang disebut cowrie, yang berasal dari kepulauan Maladewa di Samudera Hindia. Cowrie adalah harta karun dari peradaban awal Tiongkok dan India, kemudian dikirim melalui jalur perdagangan ke Afrika. Orang-orang Eropa kemudian menamakannya Wampum sebagai mata uang pasar. Komoditas dan mata uang berbeda di setiap wilayah di dunia, yang mengatur perkembangan setiap peradaban.

4. Sejarah Uang Logam dan Kertas Dimulai!

Secara umum uang merupakan suatu benda yang diterima secara umum sebagai alat tukar dalam kegiatan perekonomian. Kehadiran uang memudahkan pembelian dan penjualan barang dan jasa menjadi lebih efisien dan efektif. Nilai uang juga telah berubah dari sekedar alat tukar menjadi ukuran transaksi yang deterministik.

Baca Juga  Menggali Fakta-Fakta Menarik Periode Restorasi Oliver Inggris

Menurut sejarahnya, keberadaan mata uang logam pertama kali ditemukan oleh bangsa Lydia yang tinggal di Türkiye pada abad ke-6 SM. Perak terbuat dari campuran emas dan perak dan berbentuk seperti kacang polong. Perbandingan kandungan emas dan perak pada uang logam tersebut adalah 75:
25 dan telah menjadi standar. Mereka menamakannya listrik perak.

Koin pertama kali ditemukan sekitar tahun 560 hingga 546 SM oleh Croseus di Yunani. Dalam sejarah mata uang, bangsa Yunani dikenal sebagai penemu mata uang pertama. Orang Yunani mencetak berbagai koin yang nilainya ditentukan berdasarkan bahan pembuatannya.

Namun seiring berjalannya waktu, karena kurangnya bahan untuk membuat uang logam (emas dan perak), ide pembuatan uang kertas digagas oleh bangsa Cina sejak abad ke-1 Masehi. Jika kita menilik sejarah, produksi uang kertas sebenarnya sudah dimulai sebelum Dinasti Tang, namun gagal karena sulitnya menemukan bahan kertas yang tahan lama. Baru pada masa Dinasti Tang berkuasa, Ts’ai Lun menciptakan kertas dari kulit kayu murbei.

5. Perkembangan Sejarah Uang Kertas di Dunia

Sejak keberhasilan penciptaan uang kertas pada Dinasti Tang, peradaban terus berkembang dan bangsa-bangsa mulai terbentuk. Adanya negara berarti kegiatan perekonomian suatu negara memerlukan uang sebagai alat transaksi yang sah. Ketika suatu negara telah menetapkan alat pembayaran yang sah, negara tersebut biasanya mempublikasikannya kepada dunia.

6. Uang di Masa Kini: E-wallet hingga Koin Digital

Sejarah uang berkembang sangat pesat hingga saat ini. Setiap negara sekarang memiliki alat pembayaran yang sah. Pada tahun 1946, lahirlah kartu kredit dan debit sebagai alat transaksi non tunai yang masih kita gunakan hingga saat ini.

Salah satu yang membedakannya adalah dengan adanya kecanggihan teknologi masa kini, yaitu hadirnya dompet digital (e-wallet) dan QRIS (Indonesian Standard QR Code) sebagai pilihan pelengkap transaksi nontunai. Adanya e-wallet dan QRIS membuat Anda tidak perlu membawa banyak uang tunai saat ingin bertransaksi langsung. Selain itu, transaksi belanja online menjadi lebih mudah berkat adanya e-wallet.

Teknologi terus berkembang, sejarah uang diperbarui dengan hadirnya Cryptocurrency atau uang digital. Sekarang Anda dapat berdagang online menggunakan mata uang digital seperti Bitcoin (BTC), Ethereum (ETH), Tezos (XTZ) dan masih banyak lagi.

Kesimpulan

Mempelajari sejarah mata uang dan menyaksikan perkembangannya yang pesat hingga saat ini merupakan suatu hal yang mengasyikkan. Apalagi kedepannya akan semakin banyak bermunculan inovasi-inovasi dalam bentuk instrumen trading. Dengan kemajuan teknologi yang pesat, bukanlah keputusan yang bijaksana untuk menyimpan uang tunai atau tabungan konvensional di rekening bank dan membiarkan nilainya terkikis akibat inflasi.

 

 

Editor: Farahdama A.P/Addinda Zen

You may also like

Copyright © 2022 Esensi News. All Rights Reserved

The Essence of Life