Home » Utang Luar Negeri Indonesia Kembali Menyusut Jadi USD396,3 Miliar

Utang Luar Negeri Indonesia Kembali Menyusut Jadi USD396,3 Miliar

by Junita Ariani
2 minutes read
Bank Indonesia (BI) merilis posisi ULN Indonesia pada November 2023 tercatat sebesar USD400,9 miliar atau tumbuh 2,0% (yoy).

ESENSI.TV - JAKARTA

Bank Indonesia atau BI merilis, posisi Utang Luar Negeri (ULN) Indonesia pada akhir triwulan II 2023 tercatat sebesar USD396,3 miliar. Jumlah ini turun dibandingkan posisi ULN akhir triwulan I 2023 sebesar US$403,2 miliar.

Dengan perkembangan tersebut, ULN Indonesia secara tahunan mengalami kontraksi pertumbuhan 1,4% (yoy). Melanjutkan kontraksi pada triwulan sebelumnya sebesar 1,9% (yoy).

“Kontraksi pertumbuhan ULN ini terutama bersumber dari penurunan ULN sektor swasta,” terang Direktur Eksekutif Departemen Komunikasi BI, Erwin Haryono.

Sementara posisi ULN pemerintah pada akhir triwulan II 2023 tercatat USD192,5 miliar. Turun dibandingkan dengan posisi triwulan sebelumnya sebesar USD194,0 miliar. Atau secara tahunan tumbuh 2,8% (yoy).

Menurut Erwin, penurunan posisi ULN pemerintah secara triwulanan disebabkan oleh pembayaran neto pinjaman luar negeri dan global bond yang jatuh tempo.

Sementara, penempatan investasi portofolio di pasar Surat Berharga Negara (SBN) domestik meningkat seiring dengan sentimen positif pelaku pasar global yang tetap terjaga.

“Pemerintah tetap berkomitmen mengelola ULN secara hati-hati, efisien, dan akuntabel. Termasuk menjaga kredibilitas dalam memenuhi kewajiban pembayaran pokok dan bunga secara tepat waktu,” jelas Erwin, Selasa (15/8/2023), di Jakarta.

Pemanfaatan ULN pemerintah kata Erwin, terus diarahkan untuk mendukung upaya Pemerintah dalam pembiayaan sektor produktif dan belanja prioritas.

Khususnya dalam rangka menjaga pertumbuhan ekonomi Indonesia tetap solid di tengah ketidakpastian perekonomian global.

Dukungan tersebut mencakup antara lain sektor jasa kesehatan dan kegiatan sosial yakni 24,1% dari total ULN pemerintah. Kemudian, administrasi pemerintah, pertahanan, dan jaminan sosial wajib 18,0%.

Jasa pendidikan (16,8%), konstruksi (14,2%) serta jasa keuangan dan asuransi (10,1%).

“Posisi ULN pemerintah relatif aman dan terkendali mengingat hampir seluruh ULN memiliki tenor jangka panjang. Dengan pangsa mencapai 99,8% dari total ULN pemerintah,” terangnya.

ULN Swasta

Terkait ULN swasta, Erwin mengatakan juga mengalami penurunan dibanding triwulan sebelumnya. Di mana posisi ULN swasta pada akhir triwulan II 2023 tercatat sebesar USD194,4 miliar. Turun dibandingkan posisi pada triwulan sebelumnya sebesar USD199,7 miliar.

Baca Juga  Waww… 160.238 Wisman Malaysia Kunjungi RI Sepanjang Maret 2024

Secara tahunan, ULN swasta mengalami kontraksi pertumbuhan 5,6% (yoy), lebih dalam dibandingkan kontraksi pada triwulan sebelumnya sebesar 3,0% (yoy).

Perkembangan tersebut menurut Erwin, dikontribusikan oleh makin dalamnya kontraksi ULN lembaga keuangan (financial corporations).

Dan, perusahaan bukan lembaga keuangan (nonfinancial corporations) masing-masing sebesar 7,4% (yoy) dan 5,1% (yoy). Dibandingkan dengan kontraksi triwulan lalu yang masing-masing tercatat sebesar 3,0% (yoy).

Berdasarkan sektor ekonomi, ULN swasta terbesar bersumber dari sektor industri pengolahan, jasa keuangan dan asuransi.

Pengadaan listrik, gas, uap/air panas, dan udara dingin serta pertambangan dan penggalian, dengan pangsa mencapai 78,2% dari total ULN swasta.

“ULN swasta juga tetap didominasi oleh ULN jangka panjang dengan pangsa mencapai 75,4% terhadap total ULN swasta,” sebut Erwin.

Dalam kesempatan itu, Erwin mengatakan, struktur ULN Indonesia tetap sehat. Hal itu didukung oleh penerapan prinsip kehati-hatian dalam pengelolaannya.

“ULN Indonesia pada triwulan II 2023 tetap terkendali, tecermin dari rasio ULN Indonesia terhadap Produk Domestik Bruto (PDB) yang turun menjadi 29,3%. Dibandingkan dengan rasio pada triwulan sebelumnya sebesar 30,1%,” terangnya.

Erwin juga mengatakan, struktur ULN Indonesia yang tetap sehat juga ditunjukkan oleh dominasi ULN jangka panjang dengan pangsa mencapai 87,7% dari total ULN.

Untuk tetap menjaga agar struktur ULN tetap sehat, BI dan Pemerintah kata Erwin, terus memperkuat koordinasi. Itu didukung oleh penerapan prinsip kehati-hatian dalam pengelolaannya.

Peran ULN juga akan terus dioptimalkan dalam menopang pembiayaan pembangunan dan mendorong pertumbuhan ekonomi nasional berkelanjutan. Dengan meminimalisasi risiko yang dapat memengaruhi stabilitas perekonomian. *

#beritaviral
#beritaterkini

Email : junitariani@esensi.tv
Editor: Erna Sari Ulina Girsang

You may also like

Copyright © 2022 Esensi News. All Rights Reserved

The Essence of Life