Home » Asal Mula Wig, Si Rambut Palsu yang Digrandrungi Sejak Zaman Kerajaan

Asal Mula Wig, Si Rambut Palsu yang Digrandrungi Sejak Zaman Kerajaan

by Lala Lala
2 minutes read

ESENSI.TV - JAKARTA

Rambut palsu atau wig ternyata sudah dikenal sejak zaman dahulu kala. Wig kerap dikenakan di masa kerajaan, terutama Kerajaan Inggris maupung Prancis. Beberapa orang juga diketahui memakai rambut palsu untuk menyamarkan kenyataan jika kepala mereka botak. Selain itu, rambut palsu dapat digunakan sebagai alternatif yang lebih murah untuk terapi pemulihan rambut.

Di dunia hiburan, rambut palsu juga dapat digunakan sebagai aksesori kosmetik. Para aktor dan aktris sering memakai rambut palsu untuk lebih mendalami karakter.

Menurut beberapa sumber, kata wig dalam bahasa Inggris adalah singkatan dari periwig. Kata ini muncul paling awal dalam bahasa Inggris dalam ‘The Two Gentlemen of Verona’ karya William Shakespeare sekitar tahun 1675.
Wig adalah aksesori kepala atau rambut yang terbuat dari rambut manusia, bulu hewan, atau serat sintetim yang dipakai di kepala untuk mode atau berbagai alasan estetika dan gaya lainnya. Termasuk mematuhi budaya dan agama.
Menurut sejarah, dalam masyarakat Mesir, pria dan wanita biasanya memiliki rambut yang dicukur bersih atau dipotong pendek dan sering memakai rambut palsu.

Orang Mesir kuno menciptakan wig untuk melindungi kepala yang dicukur dan tidak berbulu dari sinar matahari. Mereka juga mengenakan wig di atas rambut mereka menggunakan lilin lebah dan resin untuk menjaga agar wig tetap menempel di kulit kepala dan tidak bergeser.

Wig juga menyatakan status sosial karena orang Mesir yang kaya akan mengenakan rambut palsu yang rumit dan berbentuk kerucut dengan aroma dari lemak hewani di atas rambut palsu mereka.
Sementara itu, budaya kuno lainnya, termasuk bangsa Asiria, Fenisia, Yahudi di Israel kuno,Yunani dan Romawi, juga menggunakan rambut palsu sebagai busana sehari-hari.

Baca Juga  It Takes Two! Angka 2 Sebagai Pembawa Keberuntungan, Energi dan Keseimbangan

Setelah jatuhnya Kekaisaran Romawi Barat, penggunaan rambut palsu tidak lagi digunakan di Barat selama seribu tahun.
Lalu pada abad ke-16, wig kembali digunakan untuk mengatasi kerontokan rambut, kesehatan rambut, atau memperbaiki penampilan pribadi seseorang.
Di sisi lain, wig juga semakin terkenal seiring kebiasaan Kerajaan Inggris yang mengenakan rambut palsu. Ratu Elizabeth I dari Inggris terkenal mengenakan rambut palsu merah, digulung rapat dan rumit dalam ‘gaya Romawi’.
Sedangkan di kalangan pria, Raja Louis XIII dari Prancis (1601–1643) mulai memelopori pemakaian rambut palsu pada 1624 ketika ia mengalami kebotakan sebelum waktunya.

Mode atau tren wig ini sebagian besar dipromosikan oleh putra dan penerusnya Louis XIV dari Prancis (1638–1715), yang berkontribusi pada penyebarannya di Eropa dan negara-negara yang dipengaruhi Eropa pada 1660-an.

Perukes atau periwigs untuk pria diperkenalkan ke Inggris dengan gaya Prancis lainnya ketika Charles II dikembalikan ke tahta pada 1660, setelah pengasingan yang lama di Prancis.
Kala itu, Charles II memakai rambut palsu sebahu atau lebih panjang, meniru rambut panjang yang menjadi mode di kalangan pria sejak 1620-an.

Tren ini langsung populer di pengadilan Inggris. Penulis buku harian London Samuel Pepys mencatat pada 1665 ketika seorang tukang cukur mencukur kepalanya dan dia mencoba periwig barunya untuk pertama kalinya.

 

Editor: Darma Lubis

You may also like

Copyright © 2022 Esensi News. All Rights Reserved

The Essence of Life