Home » Bank Dunia Pangkas Proyeksi Pertumbuhan Ekonomi Global Jadi 1,7%

Bank Dunia Pangkas Proyeksi Pertumbuhan Ekonomi Global Jadi 1,7%

by Erna Sari Ulina Girsang
2 minutes read
bank dunia

ESENSI.TV - JAKARTA

World Bank mengekspektasikan pertumbuhan ekonomi dunia pada tahun 2023 akan melambat menjadi 1,7 persen. Angka ini merupakan rekor pertumbuhan terendah dalam hampir tiga dekade terakhir.

“Perlambatan pertumbuhan ekonomi dunia dibayangi oleh resesi global akibat pandemi dan krisis keuangan,” tulis Bank Dunia dalam laporan World Bank Group Flagship berjudul Global Economic Prospects edisi Januari 2023, yang dilansir Rabu (11/1/2023).

Bank Dunia menurunkan proyeksi pertumbuhan ekonomi global sebesar 1,3 persen poin dari perkiraaan sebelumnya yang dipublikasikan pada Juni 2022. Pertumbuhan ekonomi tertahan oleh kebijakan sejumlah bank sentral memperketat kebijakan moneter untuk menahan lonjakan inflasi.

Dampak dari Perang Ukraina dan Rusia juga ikut memperlambat aktivitas ekonomi pada sejumlah negara di dunia. Sementara itu, kebijakan Amerika Serikat dan sejumlah negara di Kawasan Euro menaikkan suku bunga acuan simpanan meningkatkan biaya investasi.

Ekonomi atau produk domestik bruto (PDB) Amerika Serikat diperkirakan akan tumbuh sebesar 0,15 persen sepanjang tahun 2023. Prediksi ini melambat dari pertumbuhan selama tahun 2022 yang diestimasi sebesar 1,9 persen.

Sedangkan, PDB Kawasan Euro diprediksi stagnan atau tumbuh nol persen. Padahal, tahun 2022, ekonomi kawasan itu diestimasi naik sebesar 3,3 persen. Ekonomi Jepang melambat dari 1,2 persen tahun 2022 menjadi 1 persen tahun 2023.

Baca Juga  World Bank Prediksi Ekonomi Indonesia Tumbuh Rata-rata 4,9% Tahun 2023-2025

Dengan demikian, ekonomi kelompok negara-negara maju diestimasi tumbuh sebesar 0,5 persen. Melambat dari tahun lalu yang mencapai 2,5 persen.

Kelompok negara berkembang diperkirakan tumbuh sebesar 3,4 persen. Indonesia diperkirakan menyumbang pertumbuhan ekonomi sebesar 4,8 persen, China sebesar 4,3 persen dan Thailand sebesar 3,6 persen.

Sementara itu, inflasi diperkirakan masih tetap tinggi pada hampir semua negara di dunia dan berada di atas target dari bank sentral. Namun, demikian, pertumbuhan indeks harga konsumen (inflasi) diperkirakan akan berkurang secara bertahap sepanjang tahun.

Untuk mengendalikan kenaikan harga, otoritas moneter akan memperketat kebijakan monternya juga lebih cepat dari perkiraan sebelmnya. Dampaknya, nilai tukar dolar Amerika Serikat akan menguat dan inflasi akan mendorong konsumen untuk mengurangi belanja.

“Penguatan nilai tukar dolar AS akan mempersulit negara-negara berkembang menjual obligasinya untuk mendanai pembangunan atau menutupi defisit anggaran. Tantangan lain sepanjang tahun 2023 adalah dampak dari masalah geopolitik,” tulis World Bank.*

Editor: Erna Sari Ulina Girsang
Email: ernasariulinagirsang@esensi.tv

You may also like

Copyright © 2022 Esensi News. All Rights Reserved

The Essence of Life