Home Âğ BI Bentuk 8 Pilot Project Pemberdayaan Ekonomi Perempuan Penyintas

BI Bentuk 8 Pilot Project Pemberdayaan Ekonomi Perempuan Penyintas

by Lala Lala
2 minutes read
Perempuan Penyintas

ESENSI.TV - SEMARANG

Bank Indonesia (BI) membentuk 8 pilot project pemberdayaan ekonomi perempuan yang tersebar di seluruh Indonesia. Salah satunya adalah Kelompok Asmarandhana di Semarang.

Salah satu latar belakang pembentukan pilot project ini adalah kenyataan bahwa 71 persen masyarakat tidak punya akses di bank.

Hal itu disampaikan Kepala Departemen Pengembangan UMKM dan Perlindungan Konsumen BI, Yunita Resmi Sari, di Semarang, Senin (20/2/2023).

“Di Indonesia, ada sekitar 71% masyarakat tidak memiliki rekening di bank. Mereka tidak memiliki uang karena tidak mempunyai aktivitas ekonomi. Mereka hanya mengandalkan dana bantuan sosial atau bansos. Kita melakukan seleksi untuk mengidentifikasi kelompok sasaran yang dituju dan melakukan seleksi untuk para calon pendampingnya,” ujar Yunita.

Karena itu, kata dia, BI menargetkan para penerima bansos ini sehingga setelah pendampingan, mereka bisa mandiri. Sebagian besar penerimanya perempuan, dan anggota kelompok Asmarandhana ini adalah para penyintas dan ibu-ibu yang memiliki anak berkebutuhan khusus.

Dukungan Pemerintah Pusat

Menteri Pemberdayaan Perempuan dan Perlindungan Anak (PPPA) Bintang Puspayoga mengatakan, perempuan dapat membawa perubahan positif yang besar dalam pembangunan. Apalagi jumlah populasi perempuan mencapai 133 juta jiwa atau hampir setengah dari keseluruhan jumlah penduduk di Indonesia.

“Karena itu,

harus dipandang sebagai potensi besar untuk mendorong laju perekonomian bangsa,” jelas dia.

Baca Juga  Jokowi Ingin Seluruh Daerah Tiru TPST Kesiman Kertalangu Atasi Sampah

Menurut dia, Kementerian PPPA mendapatkan amanat untuk meningkatkan pemberdayaan perempuan dalam kewirausahaan yang berperspektif gender.

“Hal ini adalah pengakuan atas potensi perempuan untuk bisa mandiri, menghasilkan perubahan positif yang signifikan dan mendorong perekonomian bangsa,” kata Puspayoga lagi.

Hambatan Tidak Boleh Menghalangi Kemajuan Perempuan

Ia mengakui bahwa tidak mudah bagi perempuan untuk bisa mandiri karena masih banyak hambatan yang ditemui. Banyak kasus kekerasan yang menimpa perempuan dan anak di Indonesia sehingga menempatkan perempuan menjadi kelompok rentan.

Karena itu, pihaknya menyasar pada perempuan penyintas kekerasan dan bencana, perempuan pra-sejahtera dan perempuan sebagai kepala rumah tangga. Sebab perempuan rentan yang akan menjadi pintu masuk implementasi empat prioritas lainnya. Pertama, peningkatan peran ibu dan keluarga dalam pengasuhan anak. Kedua, penurunan kekerasan terhadap perempuan dan anak. Ketiga, penurunan pekerja anak. Dan keempat, pencegahan perkawinan anak.

“Kami tidak dapat bekerja sendirian. Kekuatan kita adalah bersinergi dan berkolaborasi seperti yang sudah dicontohkan oleh Bank Indonesia. Kekuatan kita adalah pada saling support satu sama lain. Semoga program ini bisa direplikasi oleh institusi lain sehingga semakin banyak perempuan rentan bisa diberdayakan,” pungkas Menteri Puspayoga.

Editor: Dimas Adi Putra

You may also like

Copyright Âİ 2022 Esensi News. All Rights Reserved

The Essence of Life