Senin, 22 Desember 2025

BPS: Nilai Tukar Petani Juli 2023 Naik 0,21 Persen

Photo Author
- Selasa, 1 Agustus 2023 | 12:46 WIB
BPS merilis NTP  Juli 2023 naik 0,21 persen. foto: dok
BPS merilis NTP Juli 2023 naik 0,21 persen. foto: dok

Badan Pusat Statistik (BPS) mengumumkan Nilai Tukar Petani (NTP) Juli 2023 naik sekira 0,21 persen atau sebesar 110,64 dibanding NTP bulan sebelumnya.

Deputi Bidang Statistik Distribusi Jasa BPS, Pudji Ismartini mengatakan, kenaikan NTP lantaran indeks harga yang diterima petani (It) naik sebesar 0,34 persen.

"Lebih tinggi dibandingkan kenaikan Indeks Harga yang Dibayar Petani (Ib) sebesar 0,13 persen," kata Pudji dalam rilis BPS, Selasa (1/8/2023), di Jakarta.

Menurut Pudji empat 4 komoditas yang menyumbang kenaikan indek harga yang diterima petani yaitu kelapa sawit, gabah, kopi, kakao atau coklat biji.

Peningkatan NTP tertinggi terjadi pada sub sektor tanaman perkebunan rakyat. Tercatat NTP tanaman perkebunan rakyat naik sebesar 1,34 persen.

Di mana kenaikan terjadi karena indeks harga yang diterima petani naik sebesar 1,52 petani, lebih besar dari indeks harga yang dibayar petani yang mengalami kenaikan 0,81 persen.

Data BPS juga menyebutkan, pada Juli 2023, NTP Provinsi Sulawesi Barat mengalami kenaikan tertinggi, 2,27 persen dibandingkan provinsi lainnya.

Sebaliknya, NTP Provinsi Maluku Utara mengalami penurunan terbesar yakni 2,13 persen dibandingkan provinsi lainnya.

NTUP Naik 0,27 Persen


Sementara untuk Nilai Tukar Usaha Rumah Tangga Pertanian (NTUP) Juli 2023 menurut Pudji sebesar 111,41. Angka ini naik 0,27 persen dibanding NTUP bulan sebelumnya.

Kenaikan NTUP kata dia, terjadi karena IT naik sebesar 0,34 persen. Lebih tinggi dari indeks biaya produksi dan penambahan barang modal (BPPBM) yang mengalami kenaikan 0,07 persen.

Menurutnya, peningkatan NTUP tertinggi terjadi pada sub sektor tanaman perkebunan rakyat naik 1,49 persen. Kenaikan ini terjadi karena IT naik 1,52 persen.

"Lebih tinggi dari kenaikan BPPBM yang mengalami kenaikan sebesar 0,03 persen," jelas Pudji.

Komoditas yang dominan pengaruhi kenaikan BPPBM untuk sektor tanaman peerkebunan rakyat adalah ongkos angkut, cukai getah dan upah menuai/memanen.

Ia mengatakan, penurunan NTUP terdalam terjadi pada sub sektor hortikultura, turun 3,17 persen. Penurunan terjadi lantaran IT turun 3,09 persen sedangkan BPPBM naik 0,09 persen. *

#beritaviral
#beritaterkini

Email : [email protected]
Editor: Erna Sari Ulina Girsang

Editor: Junita Ariani

Dilarang mengambil dan/atau menayangkan ulang sebagian atau keseluruhan artikel
di atas untuk konten akun media sosial komersil tanpa seizin redaksi.

Tags

Terkini

UI: Berbahaya Jika Masyarakat Sipil Ragu Data BPS

Senin, 11 Agustus 2025 | 14:48 WIB

Potensi Ekonomi Garam Indonesia Capai Rp4,14 T

Kamis, 19 Desember 2024 | 17:30 WIB

Ekspor Juni 2024 Capai US$20,84 Miliar

Senin, 15 Juli 2024 | 20:23 WIB

Cadangan Devisa Juni 2024 Naik Rp19,7 Triliun

Jumat, 5 Juli 2024 | 14:48 WIB
X