Pasangan nomor urut 2 Prabowo Subianto dan Gibran Rakabuming Raka akan memperkuat sistem kesehatan nasional, jika terpilih menjadi Presiden dan Wakil Presiden RI Periode 2024-2029 melalui Pilpres tahun depan.
“Prabowo-Gibran akan memperkuat Sistem Jaminan Kesehatan Nasional dan memastikan seluruh penduduk memiliki jaminan kesehatan (universal health coverage) dan memperkuat upaya promotif, preventif, kuratif dan rehabilitatif,” jelas Ketua Tim Kemenangan Nasional Koalisi Indonesia Maju (TKN KIM), Rosan Roeslani, di Jakarta, Jumat (1/12/2023), dalam keterangannya dalam Visi, Misi dan Program Prabowo-Gibran.
Rosan Roeslani menjelaskan ada beberapa kebijakan yang akan dilakukan untuk mencapai target memperkuat sistem kesehatan nasional.
Antara lain dengan meningkatkan pelayanan kesehatan yang berkualitas, adil dan merata melalui peningkatan sarana dan prasarana, serta meningkatkan kesejahteraan tenaga kesehatan.
Kemudian, memperjuangkan kemandirian industri obat, vaksin dan alat kesehatan nasional secarabertahap, serta meningkatkan industri obat tradisional untuk mewujudkan harga obat yang terjangkau dan berbiaya murah, termasuk vaksin yang halal untuk masyarakat melalui kekuatan lokal.
“Memastikan ketersediaan obat, vaksin dan alat kesehatan dan penggunaan obat rasional (POR) di fasilitas pelayanan kesehatan, baik di rumah sakit maupun di Puskesmas,” ujarnya.
Kartu Anak Sehat
Prabowo-Gibran, tambahnya lagi, akan memberlakukan Kartu Anak Sehat yang dimasukkan dalam program perlindungan sosial dan kesehatan sebagai pencegahan dan penanggulangan stunting.
Kemudian, mencegah terjadinya stunting pada anak Indonesia dengan Program Gizi Seimbang dan Gerakan EMAS (Emak-Emak dan Anak-Anak Minum Susu dan enambahan Vitamin).
Jika memenangkan Pilpres 2024, Prabowo-Gibran, lanjut Rosan juga akan memperkuat program Gerakan Masyarakat Hidup Sehat untuk mencegah penyakit, baik penyakit menular (TBC, HIV, dll) dan penyakit tidak menular (jantung, stroke, dll).
Mendorong pengembangan industri jamu yang merupakan ramuan herbal kearifan lokal dan berasal dari keragaman hayati nusantara, jelasnya, juga akan dapat mendukung upaya memperkuat sistem kesehatan nasional.
Upaya lain adalah menurunkan dan bahkan menghapuskan bea masuk sejumlah alat kesehatan yang masih belum mampu diproduksi di dalam negeri melalui perubahan kategori dari barang mewah.
“Memperbaiki tata kelola Badan Penyelenggara Jaminan Sosial (BPJS) Kesehatan untuk mencegah defisit dan meningkatkan pelayanan kesehatan yang berkualitas dengan memprioritaskan upaya promotif dan preventif dan perumusan kebijakan BPJS yang lebih pro-rakyat, pro-tenaga kesehatan, pro-fasilitas kesehatan, dan pro-pengadaan farmasi,” ujarnya.
Selanjutnya, memperkuat program pemberdayaan masyarakat (gotong royong) untuk hidup sehat, seperti revitalisasi Posyandu (pos pelayanan terpadu), revitalisasi Posbindu (pos pembinaan terpadu), UKS (Usaha Kesehatan Sekolah), Poskesdes (pos kesehatan desa), dan Poskestren (pos kesehatan pesantren).*
Email: ernasariulinagirsang@esensi.tv
Editor: Erna Sari Ulina Girsang/Raja H. Napitupulu