Karantina Pertanian Belawan melakukan tindakan karantina terhadap 10 ton lobak asal Sumatera Utara (Sumut) yang akan diekspor ke Jepang.
Adapun tindakan karantina yang dilakukan terhadap lobak rebus tersebut berupa pemeriksaan kelengkapan dokumen. Dan, pemeriksaan fisik sesuai persyaratan negara tujuan.
Kepala Karantina Pertanian Belawan, Lenny Hartati mengatakan, lobak rebus yang akan di-ekspor ke Jepang itu bernilai ekonomis Rp190 juta.
Menurut Lenny, sebelum diekspor lobak dipastikan harus bersih atau steril di gudang ataupun saat diekspor. Kemudian dikemas dengan vakum, disimpan pada suhu minus 20 derajat celcius dan dibawa dengan container refer dengan suhu yang sama.
“Hal itu dimaksudkan untuk menjaga keawetan lobak agar terhindar dari kontaminasi organisme penggangu tumbuhan khususnya bakteri,” tutur Lenny.
Dikatakannya, lobak asal Sumut ini sangat digemari negara Jepang karena memiliki banyak manfaat untuk kesehatan sehingga rutin diekspor ke Jepang.
Berdasarkan data OSS IQ-Fast Karantina Pertanian Belawan, ekspor lobak dari Sumut ke Jepang tahun ini sudah mencapai 120 ton. Dengan nilai ekspor Rp4,4 miliar.
Sementara periode Januari-Juni 2022 ekspor lobak Sumut mencapai 53 ton dengan nilai eskpor Rp944 juta.
Lenny lebih jauh menjelaskan, lobak milik PT WGM ini diperiksa di gudang PT WGM yang sudah ditetapkan sebagai Instalasi Karantima Tumbuhan (IKT).
IKT yang telah ditetapkan oleh Badan Karantina Pertanian kata Lenny, memiliki fasilitas, prosedur kerja dan produk hilirisasi. Yang membantu memperkecil adanya resiko kontaminasi Organisme Pengganggu Tumbuhan (OPT).
“Dengan adanya fasilitas perusahaan yang lengkap dan memenuhi standar ekspor sangat membantu kelancaran pelaksanaan tindakan karantina. Yang berimbas pada percepatan ekspor,” pungkas Lenny. *
#beritaviral
#beritaterkini
Email : junitaariani@esensi.tv
Editor: Erna Sari Ulina Girsang