Home » Gawat! Orang Tua Asuh Stunting Jaksel Meningkat!

Gawat! Orang Tua Asuh Stunting Jaksel Meningkat!

by Administrator Esensi
2 minutes read
Ilustrasi Stunting

ESENSI.TV - JAKARTA

Jumlah orang tua asuh yang bergabung dalam Gerakan Orang Tua Asuh Untuk Anak Stunting (Go Tuntas) di Jakarta Selatan mengalami kenaikan tahun ini. Sekretaris Kota (Sekko) Jakarta Selatan, Ali Murthadho mengatakan, orang tua asuh dalam Go Tuntas mengalami kenaikan cukup signifikan dengan jumlah 289 orang.

“Tahun lalu hanya 122 orang. Ini berarti ada kenaikan lebih dari 100 persen,” ujarnya, Senin (21/8).

Ali menjelaskan, tidak hanya balita stunting dengan status di Bawah Garis Merah (BGM) yang menjadi sasaran program ini, balita berstatus di Bawah Garis Kuning (BGK) atau gizi ringan juga mendapat orang tua asuh. Orang tua asuh yang bergabung dalam Go Tuntas berasal dari unsur Aparatur Sipil Negara (ASN) dan perusahaan swasta. Melalui program bantuan Corporate Social Responsibility (CSR).

“Kita harap program ini akan menghasilkan yang terbaik bagi anak-anak di Jakarta Selatan,” tandasnya.

Untuk diketahui, menurut hasil Survei Status Gizi Indonesia (SSGI) Kementerian Kesehatan, prevalensi stunting anak usia di bawah 5 tahun (balita) DKI Jakarta mencapai 14,8% pada tahun 2022. Artinya, sekitar 14 dari 100 balita di Ibu Kota memiliki tinggi badan di bawah rata-rata anak seusianya.

Baca Juga  Hari Anak Nasional, Presiden Tekankan Pentingnya Perlindungan bagi Anak

Stunting di Jakarta

Angka prevalensi stunting DKI Jakarta tersebut menurun dibanding 2021. Ini menunjukkan DKI Jakarta mencapai level terbaiknya dalam tujuh tahun terakhir seperti terlihat pada grafik. Namun jika dilihat pada tahun 2023 dan kondisi daerah Jakarta Selatan, stunting kemungkinan meningkat kembali.

Stunting pada anak merupakan dampak dari defisiensi nutrisi selama seribu hari pertama kehidupan. Hal ini menimbulkan gangguan perkembangan fisik anak yang irreversible, sehingga menyebabkan penurunan performa kerja,” kata salah satu tenaga kesehatan, Novita Agustina, Ns, M.Kep, Sp.Kep. A.

“Anak stunting memiliki rerata skor Intelligence Quotient (IQ) sebelas poin lebih rendah dibandingkan rerata skor IQ pada anak normal. Gangguan tumbuh kembang pada anak akibat kekurangan gizi, bila tidak mendapatkan intervensi sejak dini, akan berlanjut hingga dewasa,” lanjutnya.

Stunting tidak hanya  terjadi pada anak dari keluarga kurang mampu. Dalam keluarga yang berkecukupan ekonomi, stunting pun terjadi karena orang tuanya kurang memerhatikan asupan nutrisi anak.

Pemerintah menargetkan angka prevalensi stunting balita nasional bisa turun dari 21,6% pada 2022, menjadi 17,8% pada 2023. Pada thaun 2024 diharapkan bisa turun lagi hingga 14%.

Editor: Nabila Tias Novrianda/Addinda Zen

You may also like

Copyright © 2022 Esensi News. All Rights Reserved

The Essence of Life