Home » Ini Alasan KPK Tangkap Paksa SYL

Ini Alasan KPK Tangkap Paksa SYL

by Junita Ariani
2 minutes read
Mantan Menteri Pertanian SYL ditangkap paksa oleh KPK, Kamis (12/10/2023), malam sekira pukul 19.20 WIB.

ESENSI.TV - JAKARTA

Komisi Pemberantasan Korupsi atau KPK telah menangkap paksa mantan Menteri Pertanian (Mentan) Syahrul Yasin Limpo atau SYL, Kamis (12/10/2023), malam sekira pukul 19.20 wib.

SYL ditangkap di sebuah apartemen di Jakarta Selatan. Politikus Nasdem ini masih diperiksa di penyidik dan belum ditahan. Sebelumnya, SYL tidak memenuhi pemanggilan KPK pada Rabu (12/10/2023), dengan alasan menjenguk ibunda yang sakit di Makassar.

Mantan menteri pertanian ini kemudian meminta KPK untuk penjadwalan ulang pemeriksaan dirinya, yakni hari ini, Jumat (13/10/2023).

Namun, dengan sejumlah pertimbangan KPK memutuskan untuk menangkap SYL Kamis malam.

Kabag Pemberitaan KPK, Ali Fikri dalam keterangannya kepada wartawan, Kamis (12/10/2023) malam di Jakarta mengatakan, ada alasan penangkapan paksa tersangka SYL.

Misalnya, kekhawatiran melarikan diri, adanya kekhawatiran menghilangkan bukti-bukti.

“Itu yang menjadi dasar bagi kami kemudian melakukan penangkapan dan membawanya ke gedung Merah Putih KPK,” jelasnya.

Ali Fikri mengatakan, KPK mendapat informasi kalau tersangka sudah di Jakarta.

“Kami pikir tersangka koperatif datang hari ini untuk memenuhi penyidikan KPK. Namun, sampai sore (Kamis, 12/10/2023), yang bersangkutan tidak muncul,” terang Ali Fikri.

Baca Juga  Wakil Ketua KPK: Budaya Korupsi Lahir karena Pelakunya Cinta kepada Harta

Salahgunakan Jabatan

KPK melakukan penangkapan setelah menetapkan SYL sebagai tersangka atas kasus dugaan korupsi di Kementerian Pertanian (Kementan) bersama dua anak buahnya.

Yakni Direktur Alat dan Mesin Pertanian Kementan, Muhammad Hatta (MH) dan Sekjen Kementan, Kasdi Subagyono (KS). Ketiganya disangkakan Pasal 12 E. Di mana SYL berperan menyuruh dua anak buahnya MH dan KS menarik atau meminta upeti kepada sejumlah pejabat eselon I dan II di Kementan.

Nilai uang yang diminta sebesar USD4.000 hingga USD10.000 atau sekitar Rp62 juta hingga Rp156 juta per pejabat sejak menjabat pada tahun 2019-2023.

Dan, diperkirakan total uang yang mengalir dalam dugaan kasus korupsi ini berkisar Rp13,59 miliar. Di mana dari dana tersebut, SYL disangkakan telah menyalahgunakan posisinya atau jabatannya sebagai Menteri Pertanian.

Selain itu uang yang didapat juga digunakan untuk kepentingan pribadi. Seperti pembayaran cicilan kartu kredit tiap bulannya, dan pembelian satu unit mobil mewah. *

#beritaviral
#beritaterkini

Email : junitaariani@esensi.tv
Editor: Erna Sari Ulina Girsang/Raja H Napitupulu

You may also like

Copyright © 2022 Esensi News. All Rights Reserved

The Essence of Life