Home » Kasus DBD Melonjak, Cuaca Ekstrem Jadi Pemicunya

Kasus DBD Melonjak, Cuaca Ekstrem Jadi Pemicunya

by fara dama
2 minutes read
Nyamuk aedes aegypti yang menularkan penyakit deman berdarah. Foto: Ist

ESENSI.TV - JAKARTA

Kasus penyakit Demam Berdarah Dengue (DBD) terus meningkat di sejumlah wilayah, terutama di Jakarta dan Bandung. Dalam 3 bulan terakhir, jumlah pasien DBD di Kota Bandung terus melonjak, hingga mencapai ribuan. Sedikitnya ada 1.741 kasus DBD dalam tiga bulan terakhir dan menyebabkan delapan orang meninggal dunia.

Lonjakan kasus ini membuat RSUD Bandung Kiwari sempat kebanjiran pasien DBD. Direktur RSUD Bandung Kiwari, dr Yorisa Sativa, menyampaikan puncak kenaikan kasus terjadi pada Januari-Maret 2024.

“Sejak September 2023 itu kasus DBD masih landai, ada 18 kasus. Angka paling hanya 20-23 kasus dan sampai Desember masih di 17 kasus. Januari 2024 itu mulai terasa ada peningkatan, kasus DBD mencapai 38, kemudian Februari naik menjadi 60. Jadi meningkat dua kalinya. Kemudian sampai 15 Maret tercatat 40 kasus. Mungkin bisa sampai lebih dari 60 kasus DBD sampai akhir bulan Maret nanti,” ungkapnya, dilansir detikJabar, Rabu (27/3/2024),

Rumah Sakit Hasan Sadikin (RSHS) masih menangani pasien DBD. 11 diantaranya dengan keluhan berat. Meskipun RSHS tidak mencatat adanya lonjakan kasus emergency, Dr Anggraini Alam dari Divisi Infeksi dan Penyakit Tropis KSM IK Anak. Namun, RSHS meyakini angka kasus DBD di rumah sakit kelas B bakal lebih banyak.

 

Kasus DBD Jakarta

 

“Per hari ini hanya 11 pasien. Namun ingat, ini (RSHS) adalah top referral Jawa Barat. Artinya, akan jauh lebih banyak justru teman-teman yang di rumah sakit tipe B atau rumah sakit baik pemerintah swasta. Tetapi bukan top referral seperti RSHS. Sampai ke Hasan Sadikin tentu yang berat-berat (keluhannya),” ucapnya.

Tidak sedikit juga pasien yang mengalami keluhan berat, meninggal dunia akibat kondisinya sudah parah.

Kasus DBD di Jakarta juga terus mengalami peningkatan yang signifikan dalam satu bulan terakhir. Dilansir dari RRI, data yang dirilis oleh Dinas Kesehatan DKI Jakarta, hingga 18 Maret 2024, tercatat sebanyak 1.729 kasus DBD.

Praktisi kesehatan, Ngabila Salama, menjelaskan bahwa DBD sudah menjadi endemi di seluruh Indonesia.  Setiap tahun kasusnya muncul dengan pola peningkatan yang konsisten, terutama selama musim hujan.

Baca Juga  Penyakit Mematikan Tapi Bisa Dicegah, Ayo Kenalan Sama Demam Berdarah Dengue

“Pola kasus ini cenderung meningkat pada bulan-bulan Desember hingga April, sebelum kembali menurun,” ujar Ngabila.

Menurut Ngabila kemungkinan besar faktor perilaku masyarakat menjadi penyebab utama lonjakan kasus ini.

“Kemungkinan faktor perilaku masyarakat yang tidak melakukan upaya pencegahan PSN 3M plus di 9 tatanan kota sehat.”

“Pola PSN 3M plus tidak hanya berlaku di rumah, tetapi juga di sekolah, kantor, fasilitas umum, transportasi. Pariwisata, rumah ibadah, dan tempat umum lainnya termasuk di taman. Kebun kosong, dan jalanan,” kata Ngabila.

Pemicu dan Respons Pemerintah

Cuaca ekstrem juga menjadi faktor pemicu peningkatan kasus DBD. Musim kemarau yang diikuti dengan musim hujan meningkatkan kemungkinan penyebaran penyakit ini.

Telur nyamuk mudah menetas pada musim hujan, sementara kelembaban udara yang tinggi meningkatkan populasi nyamuk.

Penjabat (Pj) Gubernur DKI Jakarta, Heru Budi Hartono, menegaskan bahwa Pemprov DKI melalui Dinas Kesehatan telah bergerak mengatasi kasus DBD. Salah satunya dengan melakukan fogging atau tindakan pengasapan menggunakan bahan pestisida. Upaya ini bertujuan untuk membunuh nyamuk pembawa penyakit DBD.

Heru Budi juga mengajak warga Jakarta untuk secara konsisten menerapkan pola 3M (Menguras, Menutup, dan Mengubur) guna memberantas perkembangbiakan nyamuk demam berdarah.

“Orang tua diminta untuk menjaga anak-anak mereka terutama saat beraktivitas di luar rumah dengan mengenakan pakaian lengan panjang dan celana serta menggunakan lotion pengusir nyamuk,” tambahnya.

Dengan upaya yang terkoordinasi antara pemerintah dan masyarakat, Heru Budi mengharapkan penyebaran DBD dapat ditekan dan situasi kesehatan di Jakarta dapat terjaga dengan baik.

Gejala yang perlu diwaspadai sebagai pertanda terjangkit DBD biasanya, demam meningkat tinggi selama 2-7 hari. Disertai dengan nyeri kepala, nyeri belakang telinga, nyeri sendi, otot, tenggorokan. Muncul ruam, atau kemerahan di muka.

Editor: Raja Napitupulu

You may also like

Copyright © 2022 Esensi News. All Rights Reserved

The Essence of Life