Home » Waspada Dampak Bahan Kimia Beracun Dalam Plastik

Waspada Dampak Bahan Kimia Beracun Dalam Plastik

by Addinda Zen
2 minutes read
Bahan Kimia Plastik

ESENSI.TV - JAKARTA

Sampah plastik masih menjadi persoalan utama di Indonesia. Sensus Badan Riset Urusan Sungai Nusantara (BRUIN) tahun 2023 menunjukkan ada 25.733 sampah plastik. Sampah ini sebagian besar kemasan sachet yang ditemukan di 64 titik di 28 kabupaten/kota di 13 provinsi.

Berdasarkan produk, dominasi terbanyak adalah sampah makanan, disusul pembungkus, alat rumah tangga, perawatan diri, dan perlengkapan merokok. Muhammad Kholid Basyaiban, Koordinator Program Sensus Sampah Plastik Indonesia, BRUIN, mengatakan sensus ini bukti tidak terkelolanya sampah plastik di Indonesia.

“Meskipun sudah ada kesadaran di masyarakat, tapi sampah plastik masih banyak ditemukan di perairan kita,” ujar Kholid, dikutip dari Mongabay, Senin (18/3).

Bahan Kimia Produk Plastik

PlastChem melakukan penelitian terhadap bahan kimia yang ada pada produk plastik. Studi besar-besaran baru mengungkap lebih dari 4.000 bahan kimia beracun dalam plastik. Ada lebih dari 400 bahan kimia teridentifikasi terdapat pada setiap produk plastik yang umum digunakan, seperti kemasan makanan.

Penelitian ini menemukan bahwa terdapat lebih banyak bahan kimia plastik dibandingkan yang diketahui sebelumnya. Kemudian, 4.200 (26 persen) dari senyawa tersebut, termasuk yang digunakan sebagai bahan mentah, zat penstabil dan pewarna. Ini menjadi perhatian karena sifatnya yang persisten, bioakumulatif, mudah berpindah dan/atau sifat beracun.

PlastChem juga menemukan bahwa data bahaya untuk lebih dari 10.000 bahan kimia yang digunakan dalam industri plastik tidak tersedia. Lalu, lebih dari 9.000 senyawa tidak ada informasi yang tersedia secara publik mengenai produk mana bahan tersebut digunakan. Hal ini terutama karena industri plastik tidak membagikan informasi hak miliknya

Baca Juga  Pemda Tapanuli Selatan Dorong Pengusaha Aktif Kurangi Sampah Plastik

Para ilmuwan menyerukan pendekatan baru untuk mengatur bahan kimia plastik, termasuk identifikasi kelompok bahan kimia plastik yang menjadi perhatian berdasarkan bahaya.

“Laporan PlastChem adalah peringatan bagi para pembuat kebijakan dan industri. Kita memerlukan lebih banyak transparansi dan pengelolaan yang lebih baik terhadap bahan-bahan kimia yang menjadi perhatian dalam plastik,” kata Hans Peter Arp, salah satu penulis penelitian dari Universitas Sains dan Teknologi Norwegia (NTNU), dikutip dari Independent.

Bahan seperti ftalat yang digunakan dalam produk plastik dapat mengganggu sistem reproduksi. Selain itu, juga paparan dini pada masa kanak-kanak juga dikaitkan dengan perkembangan asma.

Paparan senyawa lain seperti zat perfluoroalkyl dan polyfluoroalkyl yang digunakan dalam beberapa produk plastik telah dikaitkan dengan peningkatan risiko kanker dan masalah sistem kekebalan tubuh.

Penanganan Sampah Plastik

Indonesia berkomitmen untuk menetapkan target untuk pengurangan sebesar 30% dan penanganan sampah dengan benar sebesar 70% dari total timbulan sampah pada tahun 2025. Target tersebut dinyatakan secara resmi pada Peraturan Presiden No. 97 Tahun 2017 tentang Kebijakan dan Strategi Nasional tentang Pengelolaan Sampah.

Kementerian Lingkungan dan Kehutanan (KLHK) terus mendorong pemerintah daerah untuk memiliki kebijakan dan strategi penanganan sampah mulai dari sumber sampah sampai ke pemrosesan akhir sampah.

 

 

 

Editor: Raja H. Napitupulu

You may also like

Copyright © 2022 Esensi News. All Rights Reserved

The Essence of Life