Home » Keluarga dan Korban Vaksin Covid-19 Tuntut Astrazeneca Rp2 T

Keluarga dan Korban Vaksin Covid-19 Tuntut Astrazeneca Rp2 T

by Raja H. Napitupulu
3 minutes read
AZ

ESENSI.TV - JAKARTA

Keluarga dan korban pengguna vaksin Covid-19 menuntut ganti rugi pada Astrazeneca senilai 100 juta Poundsterling. Angka ini setara Rp2 triliun (kurs Rp 20.392 per poundsterling).

Secara total ada 51 kasus telah diajukan ke Pengadilan Tinggi, seperti dikutip dari akun Instagram @indotoday.

AstraZeneca diketahui sebagai perusahaan pembuat vaksin. Dalam dokumen pengadilan akhirnya mengakui vaksin Covid-19 buatannya menyebabkan efek samping langka.

Raksasa farmasi asal Inggris tersebut digugat dalam gugatan class action atas klaim.

Penggugat menyebutkan vaksin tersebut yang dikembangkan bersama University of Oxford menyebabkan kematian dan cedera serius.

Tanggapan Netizen Indonesia

Sejumlah komentar yang disampaikan netizen Indonesia menunjukkan rasa kesal dengan realita tersebut. Sebagian netizen menilai kesalahan tersebut merupakan hal fatal yang terjadi sehingga meningkatkan angka jumlah kematian.

Akun X @cumiguling mengatakan “Terimakasih sarannya, kalo saya baca di alodokter bisa gejala batu empedu, lambung, juga jantung. Cuma cerita saja, dulu setelah vaksin yg kedua itu dibawah dada kiri seminggu rasanya nyeri kayak panas kebakar, abis itu efeknya sampe sekarang. Kadang muncul nyeri di bagian situ, akhir2 ini saya mulai rutin minum temulawak, lumayan cocok, badan jadi entengan sama nyerinya jadi ga sesering dulu munculnya, sama jaga pola makan juga.”

Sementara itu, akun X @anotherbible02 mengatakan, “Berita kaya gini bikin orang makin gak mau vaksinin anaknya. Di kasus darurat kaya covid itu, vaksin kaya AZ karna manfaatnya jauh lebih besar daripada efeknya. Dari 50 orang, berapa juta orang yg divaksin dan masih aman? kita lagi krisis karna TBC naik karna ortu ga mau vaksin.”

Akun X @VBetington bahkan menyalahkan pemerintah Indonesia. “Salahin pemerintah Kemarin pemerintah pake ngancam Yg gak vaksin gak boleh naik ini naik itu. Bahkan di perusahaan wajib vaksin, yg gak mau di anggap mengundurkan diri. Mana apa mereka mau tanggung jawab?? Kalo gak mau tanggung jawab Berarti pemerintah omon omon”

Respon Pemerintah

Menyikapi hal itu, Menteri Kesehatan Budi Gunadi mengatakan, setiap vaksin mempunyai efek samping tersendiri. Namun, risiko timbulnya efek samping dari pemberian vaksinasi sangat minim, dibandingkan orang yang tidak divaksin.

Baca Juga  Antisipasi Perundungan, Nadiem Gandeng Kadis Pendidikan se-Indonesia  

Budi Gunadi juga menjelaskan, hingga saat ini belum ada laporan mengenai kejadian serupa di Indonesia.

“Sampai sekarang dari laporan tim ITAGI (Indonesia Technical Advisory Group of Immunization) belum ada laporan itu,” kata dia.

Senada dengan itu, akun X @freakyfins mengatakan “efek sampingnya mending disebutin juga deh. efek samping yang dimaksud tuh sindrom trombosis dan trombositopenia ya. dan itu adalah efek samping LANGKA. masih banyak miliaran orang didunia yang sudah divaksin dan sehat sehat aja. pandemi kelar karena vaksin, please be grateful.”

Demikian juga dengan akun X @afifahafra79 “Efek samping yang langka itu maksudnya sangat sedikit kasus yang terjadi. Tidak menimpa semua orang. Biasakan mengasup info dengan baik.”

Bantahan Satgas Covid-19

Sebelumnya, Juru Bicara Satgas Penanganan Covid-19, Wiku Adisasmito membantah isu bahwa vaksin Astrazeneca menyebabkan pembekuan darah. Menurutnya, sesuai dengan pernyataan dari Europan Medicine Agency (EMA), saat ini tidak ada indikasi ke arah tersebut.

Pernyataan Wiku ini merespons keputusan sejumlah negara di Eropa yang menangguhkan penggunaan vaksin AstraZeneca. Pasalnya  ada dugaan muncul kejadian ikutan pasca imunisasi (KIPI) berupa pembekuan darah.

Terakhir, Denmark penggunaan vaksin Astrazeneca selama dua minggu setelah ada laporan kasus pembekuan darah, termasuk satu kematian pada Kamis (11/3/2021) lalu.

“Hal ini juga tidak terdaftar sebagai efek samping dari vaksin Astrazeneca. Faktanya, lebih dari 10 juta vaksin AstraZeneca yang telah digunakan tidak menunjukkan bukti peningkatan risiko emboli paru ataupun trombosis vena dalam golongan usia. Termasuk jenis kelamin, dan golongan lainnya di berbagai negara,” kata Wiku dalam konferensi pers yang disiarkan Youtube BNPB Indonesia pada Jumat (12/3/2021).

Menurutnya pemerintah bakal terus memantau KIPI vaksin asal Inggris itu. Ia memastikan vaksin yang dipakai Indonesia aman. Namun, pemerintah bakal terus menyelidiki kebenaran kabar seputar isu vaksin yang dipakai Indonesia.

“Kita akan terus pantau bila ada KIPI akan diambil langkah-langkah yang sesuai,” urai Wiku.

 

Editor: Raja H. Napitupulu

You may also like

Copyright © 2022 Esensi News. All Rights Reserved

The Essence of Life