Home » Kehidupan Fandom: Bentuk Ekspresi Diri Untuk Tingkatkan Kebahagiaan

Kehidupan Fandom: Bentuk Ekspresi Diri Untuk Tingkatkan Kebahagiaan

by Addinda Zen
2 minutes read
Kehidupan Fandom

ESENSI.TV - JAKARTA

Kpopers, wibu, hingga otaku adalah sebutan fandom yang paling dekat dengan istilah fanatisme. Kelompok ini sering disebut sebagai kaum fanatik akan kegemarannya. Stigma negatif masih sering melekat pada kelompok fandom kpop dan wibu. Para fans ini dianggap mengagungkan idolanya secara berlebih. Meski begitu, sebenarnya para kelompok fans ini dianggap lebih bahagia secara mental dibandingkan orang non-fans.

Pengabdian atau perasaan keterikatan seseorang akan objek tertentu biasanya disebut sebagai kesetiaan. Namun, kesetiaan dapat berubah menjadi fanatisme ketika berlebihan dan tidak masuk akal. Fanatisme pada dasarnya merupakan fenomena kelompok. Identitas kelompok ini yang kemudian disertai komitmen bersama akan sesuatu hal.

Untuk diketahui, kpop telah menjadi fenomena yang benar-benar mendunia. Tidak hanya dari bidang musik, ‘Korean Wave’ juga telah merambah ke dunia film hingga kuliner. Hampir 10 tahun terakhir keberadaan kpop semakin terlihat dan dirasakan seluruh masyarakat.

Fans sendiri didefinisikan sebagai keterikatan psikologis seseorang terhadap kegemarannya. Sementara fandom diartikan sebagai komunitas interpretatif yang terdiri dari pengikut setia fenomena budaya apa pun. Fandom merupakan jaringan sosial yang saling berhubungan dari komunitas subkultur tersebut.

Penelitian Tingkat Kebahagiaan

Park Hyun-ju, Profesor dari Fakultas Keperawatan di Universitas Nasional Kangwon mengadakan penelitian terkait kesehatan mental mahasiswa. Tim peneliti kemudian mengkategorikan mahasiswa menjadi dua kelompok: “otaku” dan “non-otaku.”

Sebagai informasi, otaku merupakan istilah Jepang untuk kelompok orang-orang yang memiliki kegemaran akan sesuatu, termasuk selebriti, komik, animasi, dan lainnya.

Sebanyak 30 persen dari siswa dikategorikan sebagai otaku, sementara sisanya adalah non-otaku. Dari hasil pengukuran tingkat kebahagiaan, kelompok non-otaku mendapat skor 40,21. Kemudian, kelompok otaku mendapat skor lebih tinggi yaitu 43,17.

Baca Juga  Gak Main-Main! Ini 4 Manfaat Rendaman Air Mentimun Bagi Kesehatan

Pertanyaan yang diajukan dalam penelitian adalah terkait pengaruh statusnya sebagai fans tertentu terhadap kehidupan sehari-harinya. Para peneliti menghimpun semua yang berhubungan dengan obsesi para fans.

Sejalan dengan hasil penelitian ini, Park Hyun-ju menyampaikan, aktivitas fans ini dapat meningkatkan kebahagiaan. Pasalnya mereka akan terlibat jauh pada sesuatu yang menarik minat mereka.

“Aktivitas seperti itu dapat meningkatkan kebahagiaan seseorang dengan membuat mereka berkonsentrasi dan terlibat dalam sesuatu yang menarik minat mereka,” ujar Park Hyun-ju.

Park Hyun-ju juga menyarankan agar masyarakat menghilangkan persepsi negarif terhadap sebuah kelompok serupa. Ia menyebut, kegiatan tersebut dapat meningkatkan kesehatan mental generasi muda.

Fans Lebih Dari Sekadar Kegemaran

Menjadi penggemar akan sesuatu hal adalah kesenangan tersendiri. Penggemar dapat merasakan tingkat kebahagiaan yang lebih besar sebagai hasil dari pengabdian mereka pada sesuatu. Kebahagiaan yang mereka rasakan berfungsi sebagai penghalang terhadap depresi dan keterasingan.

Tidak hanya antara penggemar dan idolanya, tetapi juga hubungan antara masing-masing fans. Misalnya, seorang fans tim sepakbola yang jauh dari rumah akan merasa lebih percaya diri ketika bertemu sesama fans. Inilah mengapa menjadi bagian dari kelompok tertentu dapat meningkatkan rasa bahagia pada mental seseorang.

Memiliki kegemaran bisa menjadi penting dalam kehidupan manusia. Gemar akan sesuatu objek juga merupakan bentuk luapan ekspresi diri.

 

 

Editor: Dimas Adi Putra

You may also like

Copyright © 2022 Esensi News. All Rights Reserved

The Essence of Life