Home » Ketika Pemuja Jokowi Tak Lagi Kenali Idolanya

Ketika Pemuja Jokowi Tak Lagi Kenali Idolanya

by Administrator Esensi
3 minutes read
Ketika Pemuja Jokowi Tak Lagi Kenali Idolanya

ESENSI.TV - JAKARTA

Berawal dari sebuah cerita tentang para pemuja Presiden Joko Widodo (Jokowi) yang akhir-akhir ini balik badan dan tak lagi mengenali Jokowi sebagai idola mereka.

Artinya, para pemuja ini sangat mengagungkan Jokowi saat semuanya berjalan normal. Namun kini, mereka marah, kecepatan, menangis dan balik badan memusuhi Jokowi, karena Jokowi dianggap tak lagi sesuai dengan agenda mereka.

Cerita kecil ini, dikutip dari akun media sosial X @mochamadarip. Berikut nukilannya.

Siapa yang Berubah?

Tokoh tokoh PDIP menilai Jokowi telah berubah tidak seperti yang dikenalnya. Jokowi yang sekarang dinilai bukan Jokowi yang selama ini dikenalnya. Apakah memang begitu kenyataannya?

Jika ditelusuri secara seksama, sikap dan kebijakan Jokowi sebenarnya masih tetap sama saja, tidak berubah seperti yang mereka duga.

Seperti ada yang berubah yakni ekspekstasi atau harapan elite PDIP yang menghendaki supaya Jokowi tetap bersamanya. Hal itu tetap menjadi kader banteng untuk selamanya karena sangat menguntungkan bagi mereka.

Asupan Bergizi dari Jokowi

Ingatlah ketika hampir dua periode Jokowi berkuasa, partai yang menjadi pengusungnya bisa menangguk untung yang luar biasa. “Asupan gizi” selama hampir 10 tahun berkuasa itu sangatlah enak tentunya.

Bukan hanya itu saja, selama hampir 10 tahun berkuasa, dibawah pengaruh Jokowi, PDIP selalu menjadi pemenang pemilu dengan meraih angka yang luar biasa. Meskipun sering dihujat di medsos sebagai partai juara korupsi, PDIP tetap meraih banyak suara.

Itulah sebab, elite PDIP selalu berharap agar Jokowi tetap berada di barisannya. Menjadi kader utama PDIP dan menjadi tokoh yang mampu mendulang suara. Tetapi, harapan agar Jokowi tetap tegak lurus bersama PDI-Perjuangan itu ternyata tidak mewujud, akhirnya elite PDIP itu berubah sikapnya.

Serangan Balik Kepada Jokowi

Mereka yang awalnya menjadi pendukung dan pemuja Jokowi berbalik arah menjadi rivalnya. Maka dibangun serangan-serangan kepada Jokowi dan keluarganya meluncur dengan derasnya. Jokowi dibilang bersekutu dengan anasir anasir orba, Jokowi menjadi pengkhianat bangsa, Jokowi menghidupsuburkan nepotisme dan sebagainya.

Baca Juga  PPLN Seoul Rekapitulasi Ulang Perolehan Suara

Teriakan kenceng yang mengkritik Presiden Jokowi disuarakan pula oleh Buzze Rp50M yang dulu menjadi pemuja Jokowi.

Yang lebih mengherankan lagi, mereka mengkritik dan melawan Jokowi mengatasnamakan rakyat dan demi rakyat yang mereka bela. Seolah-olah suara mereka saat ini mewakili jeritan seluruh rakyat Indonesia.

Yang menjadi pertanyaan kemudian adalah, kemana suara orang-orang ini ketika Jokowi masih berkuasa bersama mereka? Apakah marah marah atau kesalnya mereka bukan karena kepentingan politik semata? Karena “asupan gizi” yang selama ini mereka nikmati tidak lagi diterimanya? Karena sebagian kekuatan PDIP yang berasal dari pendukung Jokowi hilang disebabkan tidak lagi ada di kubunya sehingga besar potensi kalahnya?

Kalau memang begitu motivasinya, mengapa harus mengatasnamakan rakyat segala?
Mengapa?

Tantangan Demokrasi

Harus diakui bahwa sikap Presiden Jokowi akhir-akhir ini sangat mengagetkan publik di Indonesia. Banyak yang dibikin bingung dan serta terus bertanya-tanya, ada apa sebenarnya?

Jik argumentasi diatas benar bahwa selama ini para pemuja Jokowi mendapatkan keuntungan dari kepemimpinannya, maka patut diduga bahwa jika ada kebijakan pemerintahan Jokowi yang perlu dikritisi, para pemuja tersebut tidak bersuara. Karena suara mereka akan memengaruhi ‘kesejahteraan’ mereka. Artinya, pemuja Jokowi selama ini tidak menginginkan pemerintahan Jokowi berlangsung bersih dan transparan.

Hal ini dibuktikan dengan gelombang kemarahan, kritikan dan kekecewaan yang mereka lontarkan saat Jokowi tidak lagi berada di barisan mereka.

Selama ini mereka menyetujui apapun kebijakan Jokowi karena saat itulah mereka diuntungkan. Namun kini mereka berbalik badan karena menilai Jokowi berubah, dengan tidak lagi berada di sisi mereka.

Tentu saja, sikap dan praktik berpolitik seperti ini tidak sehat. Sejatinya pemuja Jokowi haruslah mendukung dan memberikan masukan konstruktif kepada Presiden Jokowi, dalam situasi apapun agar roda pemerintahan berlangsung dengan baik.

Jadi kini terlihat jelas, siapa yang berubah dan demi kepentingan apa. Megawati sebut kecurangan pemilu sudah terlihat, jangan biarkan terjadi lagi.

Penulis: Caroline Amelia
Editor: Raja H. Napitupulu/Firda

You may also like

Copyright © 2022 Esensi News. All Rights Reserved

The Essence of Life