Home » Korban Sipil Terus Bertambah, Sekjen PBB Kembali Serukan Perdamaian di Gaza

Korban Sipil Terus Bertambah, Sekjen PBB Kembali Serukan Perdamaian di Gaza

by Erna Sari Ulina Girsang
2 minutes read
Warga tetap beraktivitas di tengah reruntuhan bangunan di Khan Younis, Gaza. Foto: ©UNICEF/James Elder

ESENSI.TV - JAKARTA

Sekretaris Jenderal PBB António Guterres kembali menyerukan gencatan senjata di Gaza dan perdamaian di Ukraina.

Dia meminta para pemimpin dan masyarakat dunia menyadari bahwa telah terjadi pandangan global yang kacau karena ada negara atau kelompok bersenjata berpikir mereka dapat melakukan apa pun yang mereka inginkan karena tidak ada akuntabilitas.

“Ketika kita hidup di dunia yang kacau, sangat penting untuk berpegang pada prinsip-prinsip dan prinsip-prinsip tersebut jelas: Piagam PBB, hukum internasional, integritas wilayah negara-negara dan hukum humaniter internasional,” kata Sekjen PBB, berbicara pada pembukaan konferensi Dewan Eropa di Brussels, Kamis (21/3/2024) waktu setempat.

“Itulah alasan mengapa kami percaya pentingnya perdamaian bagi Ukraina. Itulah alasannya mengapa kita memerlukan gencatan senjata di Gaza,” ujarnya, seperti dilansir dari laman resmi PBB, Jumat (22/3/2024).

Dalam jumpa pers singkat, Guterres mengutuk serangan teror yang dipimpin Hamas pada tanggal 7 Oktober yang menewaskan sekitar 1.200 warga Israel dan warga negara asing.

Namun, dia  menegaskan kembali bahwa saat ini dunia sedang menyaksikan sejumlah korban sipil di Gaza yang belum pernah terjadi sebelumnya.

Senada dengan komentar Sekjen PBB, Kepala Badan Kesehatan PBB, Tedros Adhanom Ghebreyesus menyoroti penderitaan banyak anak muda di Gaza utara yang terluka parah di rumah sakit atau dilaporkan kelaparan, setelah hampir enam bulan perang.

Dalam postingan media sosial yang menyertai permohonan Tedros, sebuah klip video dari Rumah Sakit Al-Shifa menunjukkan seorang anak muda yang diamputasi, Rafiq, dilaporkan telah diselamatkan dari bawah reruntuhan rumahnya di Kota Gaza.

Video yang direkam pada 17 Maret tersebut, menurut WHO, menunjukkan dokter anak tersebut yang menyatakan bahwa makanan bergizi yang mengandung protein, karbohidrat, lemak, vitamin dan mineral tidak tersedia di sebagian besar wilayah utara Jalur Gaza.

Baca Juga  Negara Kuba Alami Krisis Ekonomi, Bisa Bangkrut

Petugas medis yang tidak disebutkan namanya juga mencatat bahwa selain pasien muda Kota Gaza yang mengalami kekurangan gizi yang ia rawat, ada banyak anak lain yang orang tuanya melaporkan bahwa mereka meninggal karena kekurangan gizi tanpa pemeriksaan medis apa pun di rumah sakit di Gaza yang kewalahan.

WHO terakhir kali dapat mencapai fasilitas medis tersebut pada 11 Maret untuk mengirimkan bahan bakar dan obat-obatan, kata badan PBB tersebut. Menurut laporan media, serangan militer Israel terhadap Al-Shifa yang dimulai pada hari Senin kini memasuki hari keempat.

Rawan Pangan

Pada hari Senin, analisis kerawanan pangan yang didukung PBB memperingatkan bahwa 1,1 juta warga Gaza kini mengalami bencana kelaparan dan kelaparan, dengan kelaparan mungkin terjadi di wilayah utara kapan saja antara sekarang dan Mei.

Data terbaru WHO menunjukkan 410 serangan terhadap layanan kesehatan di Gaza sejak 7 Oktober. Serangan tersebut dilaporkan menyebabkan ratusan korban jiwa, merusak hampir 100 fasilitas dan mempengaruhi lebih dari 100 ambulans.

Di Tepi Barat, badan kesehatan PBB mendokumentasikan 403 serangan terhadap layanan kesehatan sejak 7 Oktober.

Hampir 31.200 orang di Gaza kini telah tewas di tengah pemboman intensif Israel dan lebih dari 74.000 orang terluka, kata kantor koordinasi bantuan PBB OCHA, mengutip otoritas kesehatan di wilayah tersebut. Menurut militer Israel, 251 tentara telah tewas dalam operasi darat yang dimulai pada 27 Oktober.

Email: ernasariulinagirsang@esensi.tv
Editor: Erna Sari Ulina Girsang/Raja H Napitupulu

You may also like

Copyright © 2022 Esensi News. All Rights Reserved

The Essence of Life