Home » KOTA CYBER-URBAN RANCANGAN ZAHA HADID

KOTA CYBER-URBAN RANCANGAN ZAHA HADID

by Addinda Zen
2 minutes read

ESENSI.TV - JAKARTA

Nama Zaha Hadid sudah tidak asing di dunia arsitektur. Wanita Irak-Britania ini merupakan arsitek perempuan muslim pertama yang berhasil meraih Pritzker Architecture Prize Awards. Dikutip dari idntimes pada Sabtu (7/1) penghargaan bergengsi ini diberikan pada arsitek yang telah memberikan kontribusi bagi kemanusiaan dan lingkungan melalui seni arsitektur.

Prestasi Zaha akan kontribusinya di bidang arsitektur telah diakui para ahli, institusi akademik bahkan dunia, termasuk World’s Most Powerful Women versi Forbes. Zaha terkenal dengan proyeknya yang sebagian besar menjadi simbol kemajuan sosial.

Karya terkenal Zaha Hadid salah satunya adalah Heydar Aliyev Centre. Bangunan yang terletak di Baku, Azerbaijan ini terkenal akan arsitekturnya yang berbentuk lengkung dan mengalir. Nama Heydar Aliyev diambil dari sekretaris pertama Soviet sekaligus Presiden Republik Azerbaijan dari 1993-2003. Bangunan ini memiliki auditorium, aula galeri, dan museum. Heydar Aliyev memenangkan London Design Museum Award pada 2014.

Bangunan berprestasi rancangan Zaha Hadid lainnya yang berada di Asia adalah Guangzhou Opera House. Bangunan ini berhasil memenangkan International Architecture Competition di tahun 2002. Pada bangunan ini terlihat komitmen Hadid pada keselarasan antara arsitektur dan keindahan alam melalui desain yang dipengaruhi oleh bentuk lembang sungai. Guangzhou Opera House juga merealisasikan eksplorasi Hadid terhadap hubungan perkotaan yang digabungkan dengan tradisi budaya sejarah Guangzhou. Menariknya, bangunan ini menggunakan 10.000 ton baja pada bagian interiornya.

Zaha Hadid meninggal pada tahun 2016. Sebuah perusahaan arsitektur, desain, dan perancangan berdiri dengan nama Zaha Hadid Architecture Ltd untuk meneruskan rancangan khas Zaha Hadid selama hidupnya.

Baru-baru ini Zaha Hadid Architecture merancang sebuah kota. Bukan kota biasa, melainkan kota yang disebut sebagai cyber-urban bernama Liberland Metaverse. Seiring dengan namanya, ini adalah kota kecil di Metaverse World yang memungkinkan orang-orang untuk membeli sebidang tanah menggunakan mata uang kripto.

Baca Juga  Metaverse: Era Baru Interaksi Sosial Virtual

Dilansir dari dewimagazine.com, rancangan kota Liberland ini terinspirasi dari Republik Liberland, sebuah negara mikro yang berada antara Kroasia dan Serbia. Namun, negara ini tidak diakui organisasi internasional PBB.

Pimpinan Zaha Hadid Architecture, Patrick Schumacher mengatakan Liberland Metaverse akan dijadikan situs andalan dalam memperluas jaringan serta kolaborasi di era industri 3.0 yang ditujukan untuk pengembang metaverse dan ekosistem kripto secara luas. Namun, Schumacher juga mengatakan masih diperlukan ruang fisik di realita yang akan berdampingan dengan ruang virtual.

Liberland Metaverse nantinya akan dapat diakses melalui Mytaverse, platform berbasis cloud yang menciptakan lingkungan 3D. Bangunan yang ada didalamnya termasuk juga city hall, lapangan terbuka, dan sebuah pusat pameran. Mytaverse akan dimanfaatkan pasar berkembang untuk B2B (business to business) metaverse. Perusahaan dapat bertemu dengan klien secara virtual untuk melakukan pratinjau proyek yang masih dalam tahap desain. Saat ini Mytaverse telah menciptakan ruang digital untuk perusahaan seperti PepsiCo, Amazon Web Services, Microsoft, dan Google. Bahkan perjalanan virtual dari Dassault Aviation, pesawat baru rancangan perusahaan kedirgantaraan Prancis.

Nantinya, rancangan Zaha Hadid Architects akan dibuat dengan gaya khas yaitu garis lengkung, serta pojok-pojok melingkar yang memberi kesan bangunan masa depan. Elemen pada rancangan ini banyak yang dibuat tidak jejak tanah bertentangan dengan gaya gravitasi.

 

Editor: Addinda Zen

You may also like

Copyright © 2022 Esensi News. All Rights Reserved

The Essence of Life