Home » Lonjakan Pemudik di Bandara, Sudah Diantisipasi Pemerintah

Lonjakan Pemudik di Bandara, Sudah Diantisipasi Pemerintah

by fara dama
1 minutes read
Penumpang pesawat tidak lagi diwajibkan memakai masker di lingkungan bandara ataupun di dalam pesawat. Foto: Ist

ESENSI.TV - JAKARTA

Lonjakan pemudik di sejumlah stasiun kereta, bandara dan pelabuhan sudah mulai terlihat. Para pemudik berangsur pulang kampung dari sekarang.  Meski belum memasuki puncak arus mudik, tapi jumlah penumpang terlihat lebih padat dari sebelumnya.

Hal ini sudah diantisipasi oleh pemerintah dengan menyediakan fasilitas transportasi yang memadai. Ditjen Hubud, Kementerian Perhubungan memprediksi 4 juta lebih penumpang akan menggunakan transportasi udara di lebaran tahun ini.

M. Kristi Endah Murni, Direktur Jenderal Perhubungan Udara (Hubud) mengatakan seperti tahun sebelumnya, akan melaksanakan posko terpadu angkutan udara lebaran (angleb) 2024. Juga melakukan pantauan di beberapa bandara.

“Posko Angleb akan dilaksanakan mulai 3 April 2024 sampai dengan 18 April 2024 dengan memantau 51 bandara untuk penerbangan dalam negeri dan 16 bandara untuk penerbangan luar negeri,” jelas Kristi, Minggu (31/3/2024).

Diperkirakan peningkatan dan lonjakan penumpang pada periode lebaran 2024 sebesar 12% dibandingkan periode lebaran 2023.

Baca Juga  Kementerian Perdagangan Gencarkan Digitalisasi dan Majukan Sektor UMKM

Penumpang Puncak Arus Mudik

Diperkirakan jumlah penumpang pada puncak arus mudik mencapai 310.411 penumpang, terdiri dari 261.206 penumpang domestik. Selanjutnya, sebanyak 49.205 penumpang internasional, terjadi pada H-4 Lebaran.

Untuk puncak arus balik diperkirakan mencapai 314.449 penumpang yaitu 261.573 penumpang domestik dan 52.875 penumpang internasional, pada H+4 Lebaran.

Kristi mengatakan pihaknya telah memperkirakan kebutuhan kapasitas angkutan udara. Dengan ketersediaan 420 armada pesawat dan proyeksi jumlah penumpang domestik angkutan udara lebaran 2024. Maka dibutuhkan setidaknya 329 pesawat udara.

Selain fasilitas sarana prasarana ketersediaan armada, hal lain yang perlu diantisipasi yaitu cuaca ekstrim. Pihaknya telah mempersiapkan Contingency Plan jika terjadi Accident dan Force Majeure (bencana alam), ancaman keamanan dan ketertiban.

“Begitupun dengan pelayanan delay management juga perlu dipersiapkan untuk memastikan pelayanan kepada pengguna jasa transportasi udara berjalan dengan baik,” pungkas Kristi.

 

Editor: Raja Napitupulu

You may also like

Copyright © 2022 Esensi News. All Rights Reserved

The Essence of Life