Home » Menko PMK Minta Program Bapak Asuh Stunting Digencarkan di Maros

Menko PMK Minta Program Bapak Asuh Stunting Digencarkan di Maros

by Junita Ariani
2 minutes read
Menko PMK menyempatkan berinteraksi dengan beberapa orang tua dan anak stunting. Menko Muhadjir meminta agar Program Bapak Asuh Stunting digencarkan di Maros.

ESENSI.TV - MAROS

Menteri Koordinator Bidang Pembangunan Manusia dan Kebudayaan (Menko PMK) Muhadjir Effendy mengatakan, program Bapak Asuh Stunting perlu diterapkan di Kabupaten Maros, Sulawesi Selatan.

Diketahui, prevalensi stunting di Kabupaten Maros berdasarkan SSGI 2022 sebesar 30,1% (kategori sangat tinggi). Angka ini telah mengalami penurunan signifikan dibandingkan tahun 2021 sebesar 37.5%.

Meskipun mengalami penurunan, prevalensi stunting di Maros masih sangat tinggi. Karenamya, Muhadjir meminta Bupati Maros Andi Syafril Chaidir Syam agar pihak Pemkab Maros melakukan penyisiran. Terhadap anak-anak yang perlu mendapatkan pendampingan bapak asuh stunting.

“Saya harapkan ada gerakan se-Kabupaten Maros untuk menyisir anak-anak di bawah 5 tahun yang masuk kategori stuntin. Dan, setiap balita stunting mempunyai bapak asuh sehingga dapat membantu mereka untuk keluar dari kondisi stunting,” kata Menko PMK.

Muhadjir mengatakan, untuk bapak asuh stunting bisa diambil dari perangkat desa, aparat keamanan di Dandim dan Polres.

Khusus di Desa Sudirman bisa mengangkat bapak asuh stunting dari prajurit TNI dari Kostrad dan Lanud yang bermarkas di kawasan desa.

“Saya juga mau kalau nanti ditawari Pak Bupati untuk ngasuh berapa orang anak. Jadi nanti saya jadi bapak asuhnya dan akan saya bantu,” ucapnya dikutip dari keterangan persnya, Sabtu (26/8/2023).

Secara spesifik, pada Desa Sudirman terdapat 37 KK Miskin Ekstrem (Data KPM BLT) dan 7 anak tergolong stunting dari 551 balita yang diukur atau 1.3%.

Baca Juga  Pentingnya Protein Hewani dalam Cegah Kasus Stunting

Penurunan Angka Stunting

Muhadjir mengapresiasi rendahnya balita stunting di desa Sudirman ini. Tetapi, penanganan dan intervensi stunting harus dilakukan secara multidimensi. Mulai dari penanganan kemiskinannya sampai pemenuhan gizi.

Juga harus dilakukan intervensi sejak masa remaja, pasangan usia subur, ibu hamil dan anak usia 0-59 bulan. Untuk mendukung hal tersebut setiap puskesmas harus tersedia USG.

Guna memantau pertumbuhan janin dalam kandungan dan antropometri di Posyandu untuk memantau tumbuh kembang balita.

Karenanya, dia berharap, penanganan stunting dan miskin ekstrem di Kabupaten Maros khususnya di Desa Sudirman harus bisa ditangani dengan baik.

Dia pun menargetkan supaya Desa Sudirman yang dikenal dengan banyaknya kelompok angkatan TNI yang bermarkas itu bisa menurunkan Stunting dan Kemiskinan Ekstrem. Untuk mendukung pencapaian target nasional.

Diketahui Menko PMK melakukan Kunjungan Kerja dan Dialog Penanganan Stunting dan Kemiskinan Ekstrem di Desa Sudirman, Kabupaten Maros, Jumat (25/8/2023).

Menko PMK menyempatkan berinteraksi dengan beberapa orang tua dan anak stunting. Menko Muhadjir juga memberikan beberapa pertanyaan dalam bentuk quiz tentang makanan bergizi kepada masyarakat yang hadir.*

#beritaviral
#beritaterkini

Email : junitaariani@esensi.tv
Editor: Erna Sari Ulina Girsang

You may also like

Copyright © 2022 Esensi News. All Rights Reserved

The Essence of Life