Sejarah Brexit dimulai pada 23 Juni 2016, ketika Inggris mengadakan referendum yang menentukan apakah negara tersebut akan tetap menjadi anggota Uni Eropa atau keluar dari blok tersebut. Mayoritas suara mendukung keluarnya (Brexit), menciptakan perubahan besar dalam sejarah Inggris dan Uni Eropa.
Pertama-tama, referendum ini diprakarsai oleh David Cameron, yang pada saat itu menjabat sebagai Perdana Menteri Inggris. Meskipun memiliki niat untuk memperkuat keanggotaan Inggris dalam Uni Eropa, hasil referendum mengejutkan dengan mayoritas memilih untuk keluar.
Hasil referendum memicu pengunduran diri Cameron, dan Theresa May menggantikannya sebagai Perdana Menteri. Tugas May adalah mengelola proses keluarnya Inggris dari Uni Eropa, yang dikenal sebagai Brexit.
Proses perundingan Brexit menghadapi berbagai tantangan, terutama terkait dengan pembicaraan mengenai kondisi keluarnya, hak-hak warga, dan perjanjian perdagangan baru. Tingkat kesulitan dalam mencapai kesepakatan yang memuaskan menciptakan ketidakpastian dan kekhawatiran di dalam dan luar Inggris.
Pada 29 Maret 2017, pemerintahan Theresa May mengaktifkan Artikel 50 dari Traktat Uni Eropa, memulai resmi proses keluar dari Uni Eropa. Tenggat waktu Brexit ditetapkan pada 29 Maret 2019, meskipun terjadi beberapa perpanjangan hingga akhirnya Brexit resmi terjadi pada 31 Januari 2020.
Sebelum tanggal akhir resmi, Boris Johnson memimpin Partai Konservatif dan memenangkan pemilihan umum pada Desember 2019. Kemenangan ini memberinya mandat untuk melanjutkan proses Brexit dan membawa Inggris keluar dari Uni Eropa.
Brexit menciptakan perubahan fundamental dalam identitas dan hubungan Inggris dengan Uni Eropa. Negara ini meninggalkan pasar tunggal dan uni kawasan bebas, menciptakan paradigma baru dalam hubungan perdagangan dan politiknya.
Salah satu poin kritis dalam perundingan Brexit adalah isu perbatasan antara Irlandia Utara (bagian dari Inggris) dan Republik Irlandia (anggota Uni Eropa). Kesepakatan perdagangan antara Inggris dan Uni Eropa menetapkan kerangka kerja untuk mempertahankan perdamaian di wilayah tersebut.
Peran Inggris di Arena Global Pasca-Brexit
Brexit telah menimbulkan dampak ekonomi dan sosial yang signifikan. Meskipun ada potensi keuntungan dalam bentuk kontrol lebih besar atas regulasi dan kebijakan nasional. Ada juga tantangan perdagangan, birokrasi, dan ketidakpastian investasi.
Sejarah Brexit mencerminkan polarisasi politik dan sosial di Inggris. Pembelajaran dari peristiwa ini mencakup pemahaman mendalam terkait partisipasi masyarakat dalam keputusan besar dan perlunya dialog dan rekonsiliasi setelah keputusan yang kontroversial.
Brexit juga menciptakan refleksi tentang peran Inggris di arena global. Sejarah Brexit adalah cerita kompleks tentang perubahan, tantangan, dan transformasi Inggris serta dampaknya di tingkat global. Meskipun terjadi sejumlah ketidakpastian dan kontroversi, langkah-langkah pasca-Brexit juga membuka pintu untuk narasi baru dalam evolusi politik dan sosial negara tersebut.
#Beritafakta
#Faktaterkini
Editor: Dimas Adi Putra/Addinda Zen