Kondisi lahan yang semakin berkurang terus menjadi isu yang berkelanjutan terkait tersedianya tempat hunian penduduk. Solusi untuk permasalahan kepadatan penduduk di era sekarang adalah pembangunan secara vertikal. Metode pembangunan ini disebut dapat memaksimalkan pemanfaatan lahan yang minim.
Wilayah kumuh di sebuah kota umumnya tidak mendapat akses yang layak untuk bergerak. Akses yang sulit sejalan juga infrastruktur yang kurang memadai. Wilayah yang tidak terhubung pada akses utama jalanan, akan kesulitan untuk mobilisasi bekerja atau bahkan ke rumah sakit dalam keadaan darurat. Selain itu, pembuangan sampah dan sanitasi juga menjadi masalah berlanjut dari kumuhnya sebuah wilayah.
Akses jalan merupakan instrumen yang menghubungkan semua bagian kota. Masyarakat membutuhkan pembangunan jalan yang baik untuk bepergian dari satu tempat ke tempat lainnya. Tidak hanya itu, jalan juga merupakan instrumen penting untuk menggerakan roda ekonomi melalui mobilitas persediaan dan jasa.
Topologi merupakan perhitungan matematika untuk desain perkotaan. Melalui topologi, permukiman kumuh dapat ditinjau menjadi dua komponen. Pertama, ditinjau dari rumah dan toko. Kedua, jaringan akses yang menghubungkan mereka.
Topologi menentukan bentuk spasial penting sebuah kota. Ketika diterapkan pada kota, metodologi ini memungkinkan kita untuk menggambarkan konektivitas sebagai satu hubungan spasial yang penting antara jaringan jalan atau infrastruktur dengan bangunan dan tempat umum.
Solusi Permukiman Kumuh Melalui Pembangunan Vertikal
Deskripsi bentuk perkotaan dari perspektif topologi mengarah ke alat analisis untuk mengidentifikasi pembangunan perkotaan baru di lingkungan informal dan menghasilkan proposal untuk cara yang efisien untuk mengatasi defisit terkait infrastruktur dan layanan.
Metode rangka topologi ini telah digunakan di Cape Town, Afrika Selatan. Perhitungan melalui algoritma topologi dilakukan pada daerah yang tidak terjangkau oleh jalan raya. Dari perhitungan tersebut, dirancang cara yang paling minim biaya untuk membangun jalan penghubung ke daerah luar.
Salah satu solusi yang diterapkan di Cape Town adalah pembangunan wilayah secara vertikal. Dikutip dari Intelligent Transport, ketika area tumbuh secara vertikal, mereka dapat mencapai kepadatan yang lebih tinggi. Ini akan menguntungkan operator angkutan umum dengan peningkatan jumlah penumpang yang lebih dekat dengan layanan transit.
Meningkatkan operasi transportasi, seperti angkutan umum, kendaraan pribadi, dan pergerakan barang, sangat penting karena wilayah metropolitan utama terus berkembang.
Pembangunan Vertikal di Indonesia
Pembangunan wilayah secara vertikal juga sudah diterapkan di beberapa daerah Jakarta, salah satunya di Sunter, Jakarta Utara. Pengembangan wilayah vertikal di Sunter yaitu berupa vertical farming atau perkebunan vertikal. Ini merupakan upaya pemanfaatan lahan untuk agrikultur atau urban pertanian.
Erwin Aksa, melalui instagram @erwinaksa.dki menuturkan, melalui vertical farming dengan teknologi dapat memuat sayuran organik. Sayuran ini dapat didistribusikan untuk kebutuhan supermarket. Ini akan menjadi pemanfaatan lahan yang juga mengembangkan potensi warga di lingkungan tersebut.
Vertical farming akan mengutamakan penanaman ke atas (vertikal). Menurut Erwin Aksa, minimnya lahan di Jakarta perlu solusi yang lebih modern.
Kementerian PUPR akan terus mendorong pembangunan hunian vertikal di kawasan perkotaan sehingga para generasi milenial dapat memiliki hunian yang nyaman dan dengan harga yang terjangkau dengan berbagai fasilitas pembiayaan dari pemerintah.
Tinggal di hunian vertikal di kawasan perkotaan dinilai akan memudahkan generasi milenial menjangkau kawasan perkantoran yang menjadi lokasi kerjanya.
Editor: Dimas Adi Putra