Home » Si Jago Merah Hanguskan 40 Hektare Hutan di Flores Timur NTT

Si Jago Merah Hanguskan 40 Hektare Hutan di Flores Timur NTT

by Erna Sari Ulina Girsang
2 minutes read
Kondisi kebakaran hutan dan lahan (karhutla) yang terjadi di wilayah Kecamatan Ile Bura, Kabupaten Flores Timur, NTB, Sabtu (26/8/2028). Foto: BPBD Kabupaten Flores Timur

ESENSI.TV - JAKARTA

Kebakaran hutan dan lahan (karhutla) ternyata masih terjadi di wilayah Indonesia. Badan Nasional Penanggulangan Bencana (BNPB) melaporkan karhutla terjadi di Desa Nurabelen, Kecamatan Ile Bura, Kabupaten Flores Timur, Provinsi Nusa Tenggara Timur (NTT), sejak Jumat (25/8/202 ).

Abdul Muhari, Kepala Pusat Data, Informasi dan Komunikasi Kebencanaan BNPB, mengatakan informasi dari Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Kabupaten Flores Timur, peristiwa itu dipicu akibat adanya praktik pembersihan lahan dengan cara dibakar.

“Api kemudian merembat hingga merambah hutan dan lahan yang lainnya,” Abdul Muhari dalam keterangan tertulis, Senin (28/8/2023).

Dia mengatakan hasil kaji cepat, kebakaran itu telah melahap lahan seluas 40 hektare.

Tim gabungan yang terdiri dari BPBD, TNI, Polri dan instansi setempat berhasil memadamkan sebagian besar kebakaran tersebut.

Namun demikian, titik api masih terpantau di beberapa lokasi.

Tim gabungan, ujarnya, terus menyisir beberapa lokasi untuk asesmen dan pemadaman hingga pendinginan lebih lanjut.

Badan Nasional Penanggulangan Bencana (BNPB) mengimbau kepada seluruh masyarakat agar tidak melakukan upaya pembersihan atau pembukaan lahan dengan cara dibakar. Sebab, hal itu merupakan praktik ilegal dan melanggar hukum.

Dia mengemukakan musim kemarau pada tahun ini diprakirakan lebih panjang dari tahun-tahun sebelumnya.

Baca Juga  Pemerintah Perluas Akses Pasar Ekspor ke Amerika Latin

Sehingga, kondisi ini dapat menjadi faktor pemicu bencana karhutla.

“Oleh sebab itu, BNPB juga meminta kepada pemerintah daerah agar terus melakukan sosialisasi kepada masyarakat terkait potensi bencana kekeringan dan karhutla yang dapat dipicu oleh faktor cuaca,” terangnya.

Kebakaran Lereng Gunung Arjuno

Lahan perbukitan dengan jenis vegetasi semak belukar dan padang savana di bukit Budug Asu, lereng Gunung Arjuno, terbakar pada Sabtu (26/8/2023) malam pukul 22.00 WIB. Foto: BNPB

Lahan perbukitan dengan jenis vegetasi semak belukar dan padang savana di bukit Budug Asu, lereng Gunung Arjuno, terbakar pada Sabtu (26/8/2023) malam pukul 22.00 WIB. Foto: BNPB

Kebakaran hutan dan lahan juga terjadi di wilayah lain.

Lahan perbukitan dengan jenis vegetasi semak belukar dan padang savana di bukit Budug Asu, lereng Gunung Arjuno, terbakar pada Sabtu (26/8/2023) malam pukul 22.00 WIB.

Kebakaran lahan itu kemudian meluas hingga Curah Sriti dan Bukit Lincing yang masuk dalam wilayah administrasi Desa Pasawahan, Kecamatan Singosari, Kabupaten Malang.

Hasil pemantauan sementara yang dilakukan oleh Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Kabupaten Malang, kebakaran begitu cepat meluas karena faktor angin dan jenis vegetasi yang mudah terbakar.

Bahkan kebakaran hutan itu telah meluas hingga memasuki wilayah Pasuruan dan Mojokerto.

Kondisi medan yang terjal berada di punggung lereng Gunung Arjuno menyulitkan tim gabungan untuk melakukan pemadaman.

Belum diketahui penyebab kebakaran lahan perbukitan tersebut. Cakupan luasan kebakaran tersebut masih dalam asesmen lanjutan.*

Email: ernasariulinagirsang@esensi.tv
Editor: Erna Sari Ulina Girsang

#beritaviral
#beritaterkini

You may also like

Copyright © 2022 Esensi News. All Rights Reserved

The Essence of Life