Home » [STOCKHOLM SYNDROME: KORBAN PENCULIKAN YANG “JATUH CINTA” PADA PENCULIKNYA] 

[STOCKHOLM SYNDROME: KORBAN PENCULIKAN YANG “JATUH CINTA” PADA PENCULIKNYA] 

by Lala Lala
4 minutes read
Stockholm Syndrome

ESENSI.TV - JAKARTA

Banyak novel bercerita tentang jatuh cinta, penculikan, kenakalan remaja, dan berbagai isu lainnya. Namun tidak banyak novel yang mencoba menggabungkan antara ‘jatuh cinta’ dengan penculikan. Apalagi ‘jatuh cinta’ yang dialami korban penculikan diri sendiri dengan penculiknya.

Stockholm Syndrome mencoba mengisahkan dua cerita besar ini dalam satu kisah. Berikut kisahnya seperti dikutip dari akun Twitter @eradotid, bertajuk “Korban Penculikan yang ‘jatuh cinta’ pada penculiknya”. Simak yuks…

Mary McElroy diculik oleh 4 pria saat sedang mandi. Dirantai ke dinding selama 29 jam, seharusnya ia ketakutan. Namun, nyatanya, ia justru jadi berteman baik dengan para penculiknya…

Kisah Awal Hidup Henry McElroy

Henry McElroy tidak menyangka hidupnya bisa segemilang ini. Bagaimana tidak? Ia tidak memiliki nama belakang yang menunjukkan dinasti keluarga terhormat atau lahir dari keluarga kaya, namun ia bisa jadi manager Kansas City.

Ia meniti karir sebagai kasir toko. Namun, ia dikenal sebagai pribadi yang supel sehingga tak butuh waktu lama untuknya masuk ke dalam lingkaran sosial para elit Kansas City. Salah satunya adalah bos politik, Tom Pendergast. Berkat Tom, Henry bisa jadi hakim di 1922.

Datang dari keluarga kelas pekerja, Henry McElroy berhasil panjat sosial. Berkat usahanya, putrinya Mary McElroy tumbuh di lingkungan yang nyaman. Meskipun tidak pernah kekurangan uang, Mary diajarkan ayahnya untuk tumbuh mandiri & keras kepala.

Kedekatan Ayah dan Sang Putri

Kedekatannya dengan sang ayah bertambah saat ibu Mary meninggal di 1920. Mary 13 tahun saat itu. Ia pun berkomitmen untuk menggantikan peran ibunya sebagai wanita di rumah & merawat ayahnya. Maka dari itu, tak heran hingga dewasa pun Mary memilih tetap tinggal bersama ayahnya.

Mary juga bangga akan pencapaian & reputasi politik Henry. Memang benar Henry membawa banyak perubahan baik untuk Kansas City. Namun, menjelang dekade 1930, reputasi Henry mulai rusak akibat kedekatannya dengan bos-bos politik dan mafia John Lazia.

Oposisi pun mulai bermunculan. Salah satunya adalah Walter McGee, seorang mantan penipu dari Oregon. Walter McGee & saudaranya, George, membentuk sebuah geng bersama dua orang lain, yakni Clarence Click serta Clarence Stevens. Geng ini berniat menculik Mary.

Pada 27 Mei 1933, geng Walter masuk ke kawasan rumah Mary. Mereka berpakaian layaknya kurir untuk menipu koki rumah McElroy agar dibukakan pintu. Taktik mereka berhasil. Koki keluarga McElroy membukakan pintu & ditodong pistol.

Penculikan Sang Putri

Berhasil menginfiltrasi rumah McElroy, geng Walter pun segera ke atas untuk mencapai kamar Mary. Di sana, mereka menemukan Mary sedang mandi busa di bathtub. Namun, Mary enggan ditakut-takuti. Ia berani menatap calon-calon penculiknya hingga mereka mengizinkan Mary berpakaian.

Ia meledek para penculik dengan berperilaku seperti sedang meladeni anak-anak kecil iseng. Saat ia diberi tahu geng Walter akan minta $60,000 sebagai uang tebusannya, Mary tertawa & mengatakan ia jauh lebih berharga daripada itu.

Mary pun dibawa ke rumah milik Clarence Click, di mana ia dirantai ke dinding. Meski begitu, ia tetap santai. Bahkan, ia menjadi teman dengan keempat penculiknya! Oleh karena hubungan mereka yang baik, para penculik sama sekali tidak menyakiti Mary selama ia diculik.

Baca Juga  Gaspol Terus! Cara Naik Motor Anti-Macet di Ibukota!

Pada pukul 9 pagi keesokan harinya, negosiasi uang tebusan selesai & geng Walter menerima penawaran $30,000. Mary dilepaskan dekat sebuah lapangan golf. Berpamitan dengan hangat, geng Walter bahkan memberi Mary ongkos untuk pulang. Tak lama kemudian, geng Walter ditangkap…

Balas Dendam Sang Ayah

Henry McElroy marah besar akan penculikan putrinya. Ia berharap geng Walter, yang tertangkap semua kecuali Clarence Stevens, dihukum seberat-beratnya. Akhirnya, pengadilan memvonis hukuman mati untuk Walter, penjara seumur hidup untuk George, & penjara 8 tahun untuk Click.

Namun, plot twist-nya, Mary depresi saat ia mendengar hasil pengadilan ketiga penculiknya. Ia mengejutkan masyarakat saat secara gamblang melawan vonis yang dijatuhkan pada Walter, George, & Click–mengatakan hukumannya terlalu berat.

Sebelum dijatuhkan vonis, perilaku Mary memang sudah agak janggal. Saat diminta kesaksian, Mary seperti sangat malu mengungkapkan apa yang terjadi padanya. Kemudian, ia juga seperti sengaja mempersulit identifikasi tersangka-tersangka sebelumnya sebagai geng Walter.

Mary menunjukkan keberpihakannya pada geng Walter saat ia menegaskan bagaimana ia diperlakukan dengan sangat baik selama diculik & bahkan diberi bunga oleh Walter sebelum dilepaskan. Mary memohon untuk meringankan hukuman geng Walter ke hakim.

Ia menulis, “Vonis Walter McGee menghantuiku sebagaimana itu menghantui dirinya. Meskipun vonis itu dijatuhkan untuk menghukum seorang bersalah, korbannya akan ikut merasa dihukum juga. Aku memohon untuk menyelamatkan hidup Walter sebagaimana itu hidupku sendiri.”

Akibatnya, hakim pun meringankan hukuman Walter jadi penjara seumur hidup seperti George. Namun, media pun menjadi heboh. Pasalnya, mereka tidak menyangka korban penculikan mati-matian membela penculik mereka sendiri.

Permohonan & sikap Mary yang sangat tidak ingin Walter digantung memunculkan spekulasi kalau mereka saling mencintai, apalagi setelah Mary mengatakan Walter memberinya bunga. Hal ini pun menjadi gosip nasional, membuat nama & wajah Mary terus muncul di koran.

Awal Mula Gangguan Kejiwaan ‘Stockholm Syndrome’

Diduga mengalami Stockholm Syndrome alias gangguan kejiwaan di mana korban penganiayaan bersimpati pada pelakunya, kehidupan Mary bertahun-tahun selanjutnya tidak bahagia. Ia terus merasa bersalah pada para penculiknya & rajin mengunjungi mereka di penjara.

Kewarasan Mary semakin jatuh saat ayahnya terpaksa mengundurkan diri dari karir politik usai jatuhnya Tom Pendergast pada 13 April 1939. Kemudian, 5 bulan setelahnya, Henry McElroy meninggal di usia 74 tahun.

Akhir Hidup Sang Putri

Trauma penculikan yang tidak pernah diobati, rasa bersalah pada geng Walter, kematian ayahnya, & obsesi media untuk terus mengeksploitasi teori “romansa” antara dirinya dengan Walter McGee membuat Mary stres. Ia akhirnya menembak kepalanya sendiri pada 21 Januari 1940.

Ia meninggalkan catatan bunuh diri: “Keempat penculikku mungkin empat orang di dunia ini yang tidak menganggapku orang bodoh. Kalian kini sudah mendapatkan hukuman mati yang kalian mau (kematian Mary), jadi tolong, berilah mereka kesempatan.”

 

 

Sumber:

https://pendergastkc.org/article/events/kidnapping-mary-mcelroy…

https://Nydailynews.com/news/crime/lady-kidnappers-article-1.396520…

 

Editor: Dimas Adi Putra

You may also like

Copyright © 2022 Esensi News. All Rights Reserved

The Essence of Life