Partai politik tengah berlomba mengadakan kampanye terorganisir jelang Pemilu 2024. Kampanye terorganisir bertujuan untuk memengaruhi proses pengambilan keputusan para pemilih. KPU sendiri telah menerbitkan PKPU Nomor 15 Tahun 2023 tentang kampanye Pemilu 2024. PKPU tersebut mengatur jadwal kampanye Pemilu 2024 yang dilaksanakan pada 28 November 2023 sampai 10 Februari 2024.
Erwin Aksa, Wakil Ketua Umum DPP Partai Golkar bidang Penggalangan Strategis menyampaikan beberapa hal terkait pemanfaatan data dan micro-targeting dalam kampanye politik. Menurutnya, data Pemilu 2019 sangat banyak. Namun, kurang dimanfaatkan untuk analisa yang mendetail dalam penyusunan strategi caleg Pemilu 2024.
“Kebanyakan analisa dan tools komersial hanya berhenti di tingkat spesifik dan area yang luas. Jarang ada fokus ke suara kandidat, meskipun suara kandidat 70% dari seluruh suara yang diperoleh partai,” ujar Erwin Aksa.
Strategi Kampanye Politik Melalui Data
Ia juga menyebutkan beberapa strategi untuk kampanye politik melalui data. Pertama, mengumpulkan data dengan kanvassing. Melalui kanvassing, bisa membuat pemetaan demografi dan isu dengan tepat. Kandidat yang menguasai permasalahan atau isu yang dirasakan calon pemilihnya akan lebih mudah terkoneksi. Materi yang dibicarakan atau dikampanyekan benar-benar dirasakan.
Meski begitu, Erwin juga menyebut, sangat penting untuk caleg hadir langsung di tengah masyarakat. Dari hasil studi, masyarakat akan cenderung lebih mudah memilih kandidat yang pernah ditemuinya secara langsung.
Erwin Aksa menyampaikan, caleg dapat menggunakan dashboard untuk memanfaatkan data yang ada. Dashboard memiliki 2 modul utama. Modul data 2019 menampilkan candidate votes untuk level DPR, DPRD Provinsi, DPRD Kab/kota pada setiap tingkat administratif.
Fitur Utama Dashboard
1. Fokus ke suara kandidat Pemilu 2019
2. Mencakup analisa linearitas suara
3. Tersedia sampai ke level TPS se-Indonesia
4. Literasi/pengembangan lanjut yang sangat cepat dan murah
Erwin Aksa menyebut, media juga dapat menjadi fitur pemanfaatan data. Memanfaatkan media seluas mungkin dengan sistem mikro targeting. Hal ini mencakup juga mendistribusi pesan disesuaikan dengan demografi calon pemilih. Melakukan analisa secara berkala sebagai evaluasi. Selain itu, membuat pesan yang dapat menyentuh permasalahan dan harapan pemilih berdasarkan data
Editor: Dimas Adi Putra