Home » Tingkatkan Ekosistem Riset, Nadiem Berguru ke Cambridge

Tingkatkan Ekosistem Riset, Nadiem Berguru ke Cambridge

by Lala Lala
2 minutes read
Nadiem

ESENSI.TV - LONDON

Menteri Pendidikan, Kebudayaan, Riset dan Teknologi (Mendikbudristek) Nadiem Makarim berupaya meningkatkan ekosistem penelitian atau riset dengan berguru ke Cambridge Science Park, Inggris.

Sebagai informasi, Cambridge Science Park merupakan science park yang tertua di London, pertama kali dikembangkan pada 1970 oleh Trinity College.

Tempat tersebut menjadi rumah bagi ratusan institusi bisnis besar maupun start-up yang dikembangkan oleh sivitas akademika Universitas Cambridge.

“Di Indonesia, kami telah melakukan transformasi masif dalam sistem pendidikan tinggi. Pertama, mahasiswa Indonesia sekarang didorong untuk belajar di luar kampus selama maksimal 3 semester dengan jaminan SKS,” ujar Nadiem, di Cambridge, Rabu (10/5/2023) waktu setempat.

Kedua, kata dia, pemerintah Indonesia memberikan insentif kepada lebih dari 6 ribu praktisi untuk mengajar di kampus sebagai rekanan dosen.

Ketiga, kerja sama antara industri dengan perguruan tinggi untuk melakukan riset bersama sekarang didukung oleh pemerintah dengan dana padanan.

“Dengan semua transformasi tersebut, kami ingin mendirikan techno park yang menjadi wadah riset kolaboratif,” kata Nadiem.

Prioritaskan Pengembangan Ekosistem Riset di Kampus

Melalui Merdeka Belajar Kampus Merdeka, pemerintah memprioritaskan pengembangan ekosistem riset di perguruan tinggi.

Hal tersebut terwujud dalam sejumlah terobosan dan program yang telah diluncurkan dalam tiga tahun terakhir, antara lain meliputi dana padanan untuk riset kolaborasi perguruan tinggi dengan industri, pelaksanaan projek riset di luar kampus, serta kesempatan bagi dosen untuk melakukan penelitian di perguruan tinggi lain.

Baca Juga  Sejumlah Perusahaan Industri Pertahanan Nasional Ikut IDEX 2023

Start-up Rintisan Berbekal Proses Bisnis Hijau

Selanjutnya, Nadiem bertemu dengan direktur utama dua start-up rintisan yang mengedepankan proses bisnis yang hijau, berkelanjutan, dan etikal, yaitu Immaterial dan Xampla.

Immaterial berfokus pada pembuatan bahan baku dekarbonisasi nanomaterial yang mampu mengurangi biaya untuk memisahkan, menyimpan, dan memindahkan sumber daya gas.

Sementara itu, Xampla berfokus pada produksi bahan-bahan alami dan biodegradable sebagai pengganti plastik.

Kedua start-up itu dikembangkan oleh sivitas akademika Universitas Cambridge dan melakukan semua aktivitas penelitian dan pengembangan sampai produksi di Cambridge Science Park.

“Menarik sekali bagaimana sivitas akademika di Universitas Cambridge memiliki otonomi dan keleluasaan dalam bekerja dan berkarya. Misalnya seorang dosen bisa tetap menjalankan tugasnya sebagai pengajar sembari melakukan penelitian dan mengembangkan startup di sini. Hal inilah yang akan kita dorong di Indonesia dengan Kampus Merdeka,” terang Nadiem.

 

Editor: Dimas Adi Putra

You may also like

Copyright © 2022 Esensi News. All Rights Reserved

The Essence of Life