Home » Tragedi Leuwigajah Jadi Sejarah Lahirnya Hari Peduli Sampah Nasional, 21 Februari

Tragedi Leuwigajah Jadi Sejarah Lahirnya Hari Peduli Sampah Nasional, 21 Februari

by Junita Ariani
1 minutes read
Hari Peduli Sampah Nasional 11

ESENSI.TV - JAKARTA

Tanggal 21 Februari menjadi tanggal bersejarah yang mungkin banyak orang yang tidak mengetahuinya. Karena momen tersebut tidak seperti perayaan HUT Kemerdekaan RI, yang dirayakan semeriah mungkin.

Tapi tahukah kamu kalau di tanggal 21 Februari itu ada momen penting yang ternyata juga diperingati setiap tahunnya?

Di tanggal 21 Februari itu ada peringatan Hari Bahasa Ibu Internasional dan juga peringatan Hari Peduli Sampah Nasional.

Berbicara tentang sampah, sampah menjadi persoalan yang dihadapi masyarakat global. National Geographic melaporkan masing-masing kota di dunia setidaknya menghasilkan sampah hingga 1,3 miliar ton setiap tahun.

Bahkan Bank Dunia memperkirakan, pada tahun 2025, jumlah sampah bertambah hingga 2,2 miliar ton.

Berdasarkan laporan sebuah penelitian yang diterbitkan di Sciencemag pada Februari 2015, menyebutkan bahwa Indonesia berada di peringkat kedua di dunia penyumbang sampah plastik ke laut setelah Tiongkok.

Disusul Filipina, Vietnam, dan Sri Lanka. Dari data tersebut dapat disimpulkan bahwa fakta tentang sampah nasional pun sudah cukup meresahkan.

Baca Juga  5 Terdakwa Kanjuruhan Kena Pasal Kelalaian

Namun, sejarah lahirnya Hari Peduli Sampah Nasional (HPSN) bukan karena Indonesia sebagai penyumbang sampah plastik terbesar di dunia.

Sejarah asal mula HPSN yang diperingati 21 Februari, tak lain untuk mengenang peristiwa tragedi Leuwigajah, Cimahi, Jawa Barat, pada 21 Februari 2005.

Dilansir dari berbagai sumber, Selasa (21/2/22023), peringatan HPSN yang dicanangkan Kementerian Lingkungan Hidup karena pada tanggal 21 Februari 2005 terjadi peristiwa Leuwigajah.

Di mana sampah dapat menjadi mesin pembunuh yang merenggut nyawa lebih dari 100 jiwa. Peristiwa tersebut terjadi akibat curah hujan yang tinggi dan ledakan gas metana pada tumpukan sampah.

Akibatnya 157 jiwa  dan dua kampung (Cilimus dan Pojok) hilang dari peta karena tergulung longsoran sampah yang berasal dari Tempat Pembuangan Akhir Leuwigajah.

Tragedi Leuwigajah memicu lahirnya Hari Peduli Sampah Nasional (HPSN) yang diperingati tepat di tanggal insiden itu terjadi. *

#beritaviral#beritaterkini

Editor: Junita Ariani

You may also like

Copyright © 2022 Esensi News. All Rights Reserved

The Essence of Life