Home » Airlangga Hartarto Optimistis Ekonomi RI Tumbuh 5,1% Tahun Ini

Airlangga Hartarto Optimistis Ekonomi RI Tumbuh 5,1% Tahun Ini

by Erna Sari Ulina Girsang
2 minutes read
Menteri Perekonomian RI Airlangga Hartarto memberikan sambutan pembuka dan laporan Ekonomi Outlook 2024, di Jakarta, Jumat (21/12/2023) lalu. Foto: Kemenko Perekonomian

ESENSI.TV - JAKARTA

Menteri Perekonomian RI Airlangga Hartarto meyakini pertumbuhan ekonomi atau produk domestik bruto (PDB) Indonesia bisa tumbuh sebesar 5,1% tahun ini.

“Dalam jangka pendek kita optimis, ekonomi Indonesia di tahun 2023 mampu tumbuh 5,1% dan tahun 2024 tumbuh 5,2% di tengah berbagai downside risks yang dihadapi,” ujar Menko Perekonomian saat memberikan  opening speech dan menyampaikan laporan Ekonomi Outlook 2024 kepada Presiden Joko Widodo dihadiri oleh jajaran Menteri Kabinet Indonesia Maju.

Laporan Ekonomi Outlook 2024 digelar oleh Kementerian Koordinator Bidang Perekonomian di Jakarta, Jumat (21/12/2023) lalu.

“Kepada Bapak Presiden Joko Widodo saya laporkan bahwa ditengah ketidakpastian global, fundamental ekonomi Indonesia masih tetap terjaga,” jelas Airlangga Hartarto, dalam lamam IG airlanggahartarto_official, Sabtu (23/12/2023).

Menko Perekonomian mengemukakan tingkat inflasi relatif terkendali dan rasio utang Pemerintah juga berada dalam level yang aman.

Kegiatan itu juga melibatkan  para pimpinan di Kementerian/Lembaga terkait, akademisi, pelaku usaha, dan publik.

Keterlibatan pemangku kepentingan ini bertujuan untuk mengakomodir isu-isu dan masukan sehingga menciptakan sinergi kebijakan dalam rangka mitigasi gejolak ekonomi global serta memperkuat ketahanan ekonomi domestik.

Rangkaian acara seminar nasional terdiri dari 2 sesi High Level Panel, dimana pada Sesi 1 menghadirkan empat panelis yang membahas tema “Strategi Kebijakan untuk Mendorong Pertumbuhan Ekonomi yang Berkelanjutan”.

Transisi Energi

Dalam sesi ini, Menteri Energi Sumber Daya Mineral Arifin Tasrif menjelaskan aspek transisi energi dimana strategi kebijakan menuju energi berkelanjutan dilakukan dengan menumbuhkembangkan industri pendukung, membangun infrastruktur energi, serta menyiapkan energi yang mudah dan terjangkau yang bisa menarik investasi.

Dari aspek pembiayaan berkelanjutan, Wakil Menteri BUMN Kartika Wirjoatmodjo mengungkapkan terdapat banyak peluang untuk pembiayaan.

Insentif diperlukan bagi industri maupun individu yang melakukan transisi energi. Selain itu, UMKM perlu didorong untuk memastikan daya beli masyarakat, meningkatkan lokomotif investasi, serta mendorong industri padat karya.

Baca Juga  Gelar Rapat Pleno, Golkar: Persiapan Rapimnas dan Perayaan HUT

Selanjutnya, dari aspek digital dan inovasi, Presiden ERIA Prof. Tetsuya Watanabe menyebutkan perlunya pendekatan terhadap teknologi dan inovasi.

Self-manufacturing perlu ditingkatkan untuk produktivitas industri. Pemanfaatan teknologi juga perlu ditingkatkan yang mencakup artificial intelligence, computing, dan big data. Pertumbuhan e-commerce dan bonus demografi menjadi keuntungan yang perlu dimanfaatkan.

Dari aspek sumber daya manusia yang berbasis ekonomi berkelanjutan, Rektor Universitas Indonesia Prof. Ari Kuncoro menyebutkan pentingnya connecting the dots agar kemampuan sumber daya manusia untuk mendorong pertumbuhan ekonomi yang berkelanjutan.

SDM perlu menguasai ilmu dari sisi manajerial, level produksi, rantai pasok, hingga R&D. Sistem pendidikan perlu didesain untuk mereplikasi transformasi ekonomi yang terjadi.

Diskusi kemudian dilanjutkan pada sesi High Level Panel 2 dengan mengusung tema bertema “Sinergi Kebijakan Fiskal, Moneter, dan Sektor Keuangan untuk Mendorong Pertumbuhan Ekonomi” dengan panelis Menteri Keuangan, Deputi Gubernur Bank Indonesia, Ketua Dewan Komisioner Otoritas Jasa Keuangan, dan Ekonom Senior Chatib Basri.

Kebijakan Fiskal

Dari aspek kebijakan fiskal, Menteri Keuangan Sri Mulyani menjelaskan bahwa di tengah dinamika ekonomi global yang terjadi, kebijakan fiskal tahun 2024 didesain untuk menjaga permintaan domestik dengan menjaga konsumsi masyarakat dan mendorong investasi.

Kebijakan menjaga konsumsi masyarakat melalui pemberian bantuan sosial untuk masyarakat bawah dan pemberian insentif perumahan untuk masyarakat menengah, dengan tujuan mendorong masyarakat menengah membeli rumah.

Kebijakan mendorong investasi melalui pemberian insentif fiskal bertujuan memperkuat fundamental ekonomi Indonesia. Kondisi fiskal saat ini relatif baik dilihat dari penerimaan pajak tahun 2023 tumbuh 7,0% (yoy) di tengah dinamika global.

Email: ernasariulinagirsang@esensi.tv
Editor: Erna Sari Ulina Girsang/Raja H. Napitupulu

You may also like

Copyright © 2022 Esensi News. All Rights Reserved

The Essence of Life