Home » APA KABAR, REFORMASI

APA KABAR, REFORMASI

by Administrator Esensi
3 minutes read

ESENSI.TV - JAKARTA

Peristiwa Reformasi 1998

Reformasi adalah era yang paling pedih saat itu. Dimulai pada tahun 1998 dengan peristiwa jatuhnya kepemimpinan Presiden Soeharto. Beliau mengundurkan diri menjadi orang nomor satu di Indonesia pada 21 Mei 1998.

Periode reformasi didirikan oleh lingkungan sosial politik yang lebih terbuka. Menandai pengunduran dirinya, digantikanlah oleh wakil presidennya saat itu yaitu B.J. Habibie. Selama terjadinya periode ini, terdapat isu-isu yang dijadikan dorongan untuk menerapkan demokrasi dan pemerintah sipil yang lebih kuat.

Selain itu, elemen militer pun mencoba untuk mempertahankan pengaruhnya, Islamisme yang tumbuh dalam politik dan masyaraka umum, serta tuntutan otonomi daerah yang lebih besar.

Adanya isu-isu ini terjadilah debat politik yang terbuka di media massa dan ekspresi seni yang meningkat. Indonesia saat periode ini sangatlah berduka karena banyaknya demo serta peristiwa terorisme.

Seorang penulis bernama Gus Nas pun menyampaikan isi pikirannya terhadap peristiwa reformasi tersebut.

Profil Penulis Gus Nas

M. Nasruddin Anshoriy atau biasa disebut Gus Nas Jogja  adalah seorang budayawan yang juga Pimpinan Pondok Pesantren Ilmu Giri Yogyakarta. Selain kiyai dia juga seorang penulis dan pelukis.

Gus Nas banyak dikenal oleh tokoh-tokoh nasional di negeri ini. Tidak hanya artis, politisi, pengusaha, maupun seniman mengenalinya. Dia banyak mengoleksi lukisan-lukisan langka dari para maestro. 

Gus Nas telah menorehkan banyak sekali karya-karya yang menarik dalam bait-bait puisi. Beberapa diantaranya seperti Tong Kosong Reformasi, Semesta Bertakbir, Air Mata Sudan, dan beberapa karya lainnya.

Presiden Ke-4 Republik Indonesia, Gus Dur bahkan memujinya dan berkata bahwa ia adalah seorang multi talenta. Hal ini dikarenakan bakat alami yang dimilikinya.

Berikut adalah puisi yang disampaikan oleh Gus Nas mengenai peristiwa reformasi tersebut.

APA KABAR, REFORMASI

Reformasi, apa kabarmu kini?
Pada kitab omong-kosong telah kubaca ayat-ayatmu
Martir yang mati di Trisakti seperti mimpi
Benarkah demokrasi gelap-gulita telah menaungi negeri ini
Kamis berkubang tangis
Kini telah kering air mata kami
Tragedi berdarah-darah di Semanggi
Kini menjelma komedi paling lucu di Senayan dan di seantero negeri
Aku bertanya dalam sunyi puisi
Di mana para pahlawan reformasi itu sembunyi?
Ataukah topeng-topeng di wajah mereka itu kini telah berganti?
Dengan dalih taat konstitusi
Mantan para pendemo itu kini telah merias diri dengan jas dan dasi
Bersinggasana di partai-partai politik
Berkacamata kuda memandang Ibu Pertiwi
Masih ingatkah kalian dengan gas air mata?
Dengan gulungan kawat berduri?
Raung sirine dan ambulance yang lalu-lalang di Ibukota?
Reformasi seakan hanya menyisakan sayatan luka di ulu hati
Kritik diucapkan tanpa nalar obyektif
Menjadi oposisi hanya atas nama sakit hati
Mahasiswa yang dulu menggelar demo
Kini telah menjadi anggota parlemen yang mulia
Juga menjadi komisaris BUMN dengan fasilitas istimewa
Banyak juga di antara mereka yang nasibnya tetap buruk
Alias tetap bukan siapa-siapa hingga hari ini
Orde Baru yang dulu dijatuhkan
Perlahan tapi pasti kini diajak koalisi
Dalihnya tak ada musuh abadi
Kecuali kepentingan politik agar bandar dan makelar tidak merugi
Apa makna reformasi itu hari ini?
Hitam-putih ataukah warna-warni?
Kubaca dalam Kitab Omong-kosong
Kebencian dan fitnah senantiasa menjadi nyala api
Korupsi dan kolusi dihalalkan atas nama kebijakan partai
Sementara rakyat hanya dibutuhkan untuk dibeli dengan harga murah lima tahun sekali
Hari ini masih kusimpan raung sirine dari kampus Trisakti itu ruang batinku
Peluru berdesing di bawah jembatan Grogol
Suara-suara orasi di jalan Semanggi
Senayan yang dulu bersaksi
Apa kabarmu kini?
25 tahun rakyat menanti
Tapi yang bisa kalian saksikan hanya perih di sana-sini
Gigit jari tak henti-henti
Bukankah Reformasi telah melahirkan Habibie?
Juga Gus Dur dan Megawati?
Para pelopor demokrasi yang akhirnya dipecundangi
Sesudah tambal-sulam di sana-sini
Reformasi membuahkan Jokowi
Pemimpin sederhana dan rendah hati yang terus dicaci
Pemimpin berhati rakyat yang dituding antek oligarki
Bertanya pada Ketuhanan yang Maha Esa
Bertanya pada Kemanusiaan yang Adil dan Beradab
Bertanya pada Persatuan Indonesia
Bertanya pada Kerakyatan yang Dipimpin oleh Hikmah Kebijaksanaan dalam Permusyawaratan Perwakilan
Bertanya pada Keadilan Sosial bagi Seluruh Rakyat Indonesia
Hanya gaduh yang kudengar di mana-mana
Apakah reformasi hanya menyisakan kompor berapi
Bibir nyinyir
Luka lebam di relung hati
Gus Nas Jogja, 10-13 Mei 2023
Editor: Nabila Tias Novrianda/Raja H. Napitupulu.
Baca Juga  Jangan Abaikan Manfaat Buah Nangka bagi Kesehatan

You may also like

Copyright © 2022 Esensi News. All Rights Reserved

The Essence of Life