Home » Asal Usul Melekatnya Sebutan Komunitas Belanda Depok

Asal Usul Melekatnya Sebutan Komunitas Belanda Depok

by Darmailawati
2 minutes read
Komunitas Belanda Depok.

ESENSI.TV - DEPOK

Jawa Barat memiliki komunitas masyarakat yang dikenal Belanda Depok. Padahal sebenarnya mereka adalah orang-orang pribumi asli yang tidak memiliki darah Belanda sama sekali.

Sebutan Belanda Depok itu disematkan karena dimasa lalu, hidup mereka lebih makmur dibanding kehidupan pribumi lainnya.

Selain itu para Belanda Depok kerap berbicara dalam bahasa Belanda. Memperoleh pendidikan berbahasa Belanda dan diantara mereka banyak yang bekerja di Batavia.

Nenek moyang Belanda Depok ini adalah budak belian Cornelis Chastelein, seorang tuan tanah berkebangsaan Belanda, dari pasar budak di Batavia.

Sebagian besar budak belian Chastelein memilih masuk agama Kristen demi mencari perlindungan.

Selain agar mendapatkan perhatian dari tuannya dan juga karena Kristen merupakan agama yang berkuasa pada saat itu.

Dilansir dari goodnewsfromindonesia.id, keturunan budak Chastelein memiliki marga berjumlah 12. Yaitu Bacas, Laurens, Jonathans, Samuel, Soedira, Leander, Tholense, Loen, Zadokh, Ishak, Jacob, Joseph.

Para budak belian tersebut, awalnya dipekerjakan di tanah milik Chastelein di Weltevreden (kawasan elite orang Eropa di Batavia). Kemudian mereka ditugaskan untuk menggarap lahan Chastelein di daerah Depok.

Lahan yang diolah budak belian Chastelein di daerah Depok inilah yang menjadi titik awal pembangunan kota Depok.

Bagi komunitas Belanda Depok, Chastelein dianggap sebagai orang Belanda yang sebenarnya anti-perbudakan karena tak sesuai dengan ajaran Injil.

Oleh karena itu, ketika pada tanggal 28 Juni 1714, Cornelis Chastelin meninggal dunia, ia meninggalkan wasiat. Isinya menyebutkan bahwa ia memerdekakan seluruh budaknya yang berjumlah 150 orang dan memberikan seluruh tanahnya didaerah Depok untuk mereka.

Baca Juga  Hari Pengungsi Sedunia: Peduli, Bantu, dan Berdiri Bersama untuk Mereka!

Setelah itu, para budak tersebut membangun komunitas pertanian terisolasi di Depok. Disitu mereka memiliki lahan yang baik dan kawasan ternak yang besar yang mencukupi kehidupan mereka.

Semenjak itu para budak yang dimerdekakan itu disebut sebagai penduduk Depok asli dan mereka membangun daerah tersebut. Mulai dari membangun rumah untuk sendiri sampai gereja.

Istilah Belanda Depok

Istilah Belanda Depok disematkan untuk mereka karena adanya stereotip yang muncul terkait hidup lebih sejahtera. Tentu jika dibanding orang pribumi umumnya pada saat itu.

Sebagai orang Nasrani yang taat pada agama, Chastelein juga disebut telah mengajarkan baca-tulis. Pastinya dalam bahasa Belanda dan isi Alkitab kepada budak-budaknya.

Hal tersebut menjadi salah satu alasan kenapa para budak Chastelein jadi fasih berbahasa Belanda.

Mereka memiliki kemampuan baca-tulis dan fasih berbahasa Belanda. Banyak keturunan dari kaum Depok yang kemudian mendapatkan pekerjaan di Batavia. yang ketika itu merupakan sentra pemerintahan dan perdagangan.

Hal tersebut juga dijelaskan Boy Loen, seorang keturunan Loen. Ia menjabat sebagai Sekretaris Yayasan Lembaga Cornelis Chastelein (YLCC) dalam wawancaranya dengan RCTI.

Menurutnya, sebutan Belanda Depok diberikan karena kulit para kaum mardijkers atau budak itu berwarna sawo matang. Seperti kulit pribumi pada umumnya, tapi mereka fasih berbahasa Belanda.*

 

Editor: Raja H. Napitupulu

You may also like

Copyright © 2022 Esensi News. All Rights Reserved

The Essence of Life