Apa Itu FOMO? FOMO singkatan dari “Fear of Missing Out” yang diartikan takut ketinggalan. Fear of Missing Out merupakan fenomena psikologis yang semakin marak di kehidupan serba modern sekarang ini.
Kondisi ini menggambarkan ketakutan melewatkan momen, pengalaman, atau aktivitas yang sedang terjadi atau populer di lingkungannya.
Ada sejumlah hal yang bisa membuat seseorang merasa Fear of Missing Out. Misalnya, paparan terhadap kehidupan sosial melalui media sosial atau cerita dari teman-teman. Yang membuat seseorang merasa tertinggal atau kurang berpartisipasi.
Sebagaimana dilansir, Minggu (14/1/2024), orang yang FOMO akan terus-menerus merasa perlu terlibat dalam segala hal agar tidak kehilangan momen atau peluang penting.
Gejala FOMO
Tidak sulit untuk mengidentifikasi orang yang mengalami Fear of Missing Out. Ciri-cirinya, antara lain:
1. Menggunakan sosial media secara berlebihan
Seseorang yang mengalami FOMO cenderung tenggelam dalam dunia media sosial, dengan harapan menemukan apa yang sedang terjadi dalam kehidupan orang lain.
Mereka mungkin merasa takut untuk melewatkan momen yang sedang populer atau kejadian sosial yang dianggap penting.
Aktivitas seperti “scrolling” tanpa henti di platform-platform media sosial bisa menjadi cara untuk mengatasi kecemasannya.
2. Takut ditolak dan dikucilkan
FOMO juga sering dipicu oleh rasa takut ditolak dan dikucilkan dari kelompok sosial. Mereka yang mengalaminya merasa perlu untuk selalu up to date demi bisa diterima oleh suatu kelompok.
Mereka juga takut jika tidak aktif atau terlibat dalam setiap acara membuatnya diabaikan oleh lingkungannya.
3. Terlalu berkomitmen
Berkomitmen memang baik dan menandakan bahwa kamu punya pendirian dan bertanggung jawab. Akan tetapi, terlalu berkomitmen juga bisa menguras energi fisik dan mental.
Sayangnya, orang yang FOMO cenderung terlalu berkomitmen pada berbagai aktivitas atau acara supaya tidak ketinggalan.
Dampak FOMO
FOMO yang tidak berkesudahan lantas bisa menyebabkan dampak negatif seperti berikut ini:
1. Stres dan kecemasan
FOMO menciptakan tekanan psikologis yang mengarah pada tingkat stres dan kecemasan yang tinggi. Sebab, mereka yang mengalaminya sangat rentan merasa kewalahan akibat tidak boleh ketinggalan dengan situasi terkini.
Mereka takut bahwa setiap momen yang dilewatkan adalah sangat penting. Kecemasan ini dapat merusak kesehatan mental, meningkatkan tekanan darah, dan mengganggu keseimbangan emosional secara keseluruhan.
2. Tidak fokus dan produktif
Terlalu banyak terlibat dalam suatu hal juga bisa membuat orang yang FOMO sulit fokus dan tidak produktif. Pikiran yang terbagi-bagi antara berbagai kegiatan membuat seseorang kesulitan untuk terlibat dalam tugas atau pekerjaan tertentu sepenuhnya. Alhasil, kualitas pekerjaan dan efisiensi dapat menurun.
3. Tidak memiliki hubungan yang dalam
Meskipun individu dengan FOMO mungkin terlibat dalam banyak aktivitas sosial, hubungannya cenderung dangkal. Keterlibatan yang seringkali sekadar permukaan tanpa kedalaman dapat merugikan kualitas hubungan. *
#beritaviral
#beritaterkini
Email : junitaariani@esensi.tv
Editor: Erna Sari Ulina Girsang/Raja H Napitupulu