Home » Bapanas Rilis Peta Kerentanan dan Ketahanan Pangan 2023, Adakah Penurunan?

Bapanas Rilis Peta Kerentanan dan Ketahanan Pangan 2023, Adakah Penurunan?

by Junita Ariani
2 minutes read
Kepala Bapanas Arief Prasetyo Adi mengatakan, ada 68 kabupaten/kota atau sekitar 13% daerah teridentifikasi sebagai daerah rentan rawan pangan prioritas 1-3.

ESENSI.TV - DEPOK

Badan Pangan Nasional (Bapanas) merilis hasil penyusunan Peta Ketahanan dan Kerentanan Pangan atau Food Security and Vulnerability Atlas (FSVA) dan Prevalence of Undernourishment (PoU) 2023.

Sejumlah kabupaten/kota mengalami perbaikan status daerah rentan rawan pangan, mengindikasikan pergerakan positif situasi ketahanan pangan Indonesia.

Kepala Bapanas Arief Prasetyo Adi mengatakan, ada 68 kabupaten/kota atau sekitar 13% daerah teridentifikasi sebagai daerah rentan rawan pangan prioritas 1-3.

Jumlah tersebut menyusut sebanyak 6 kabupaten/kota dibandingkan hasil FSVA tahun 2022, yang jumlahnya 74 kabupaten/kota atau 14% dari total daerah Indonesia.

“Hal ini semakin mendekatkan kita pada capaian RPJMN (Rencana Pembangunan Jangka Menengah Nasional) 2024. Sebagaimana telah ditargetkan pemerintah sebesar 12% atau sekitar 61 kabupaten/kota rentan rawan pangan,” kata Arief.

Ia mengatakan itu saat Launching FSVA dan PoU Tahun 2023 di Depok, Selasa (27/2/2024).

Penetapan Lokus dan Target

Menurutnya, FSVA sekarang ini sudah digunakan sebagai rujukan dalam menetapkan lokus dan target intervensi program pengentasan daerah rentan rawan pangan. Penurunan kemiskinan, juga penurunan stunting.

Karena FSVA disusun menggunakan indikator yang mewakili tiga aspek, yaitu ketersediaan, keterjangkauan dan pemanfaatan pangan.

“Capaian angka PoU tahun 2023 sebesar 8,53% ini mengindikasikan adanya perbaikan dibanding tahun 2022 yang awalnya sebesar 10,21%,” jelasnya.

Hal ini Sejalan dengan penurunan angka kemiskinan (P0) 9,54% di tahun 2022 sekarang menjadi 9,36%.

“Ini sudah sesuai arahan Presiden Joko Widodo melalui Instruksi Presiden (Inpres) Nomor 4 Tahun 2022. Untuk Percepatan Penghapusan Kemiskinan Ekstrem,” tambahnya.

Berdasarkan besaran PoU menurut provinsi tahun 2023, Papua merupakan provinsi dengan PoU terbesar yaitu 35,63%. Sedangkan Nusa Tenggara Barat merupakan provinsi dengan PoU terkecil yakni 2,17%.

Adapun sebanyak 85,29% provinsi di Indonesia memiliki PoU di atas target nasional (PoU>5,2%) dan 5 provinsi atau setara 14,71% di bawah target nasional. Provinsi tersebut adalah Nusa Tenggara Barat (NTB), DKI Jakarta, Banten, Bali, dan Kalimantan Selatan.

Baca Juga  Kehidupan Masyarakat Islam di Krimea

Beri Penghargaan

Capaian FSVA dan PoU tersebut ditegaskan Arief merupakan hasil kolaborasi kerja bersama stakeholder baik di pusat maupun daerah dalam upaya intervensi pengendalian kerawanan pangan.

Diantaranya bantuan pangan ke daerah rawan pangan yang menyasar 22 kabupaten/kota berbasis FSVA dan PoU. Penyaluran bantuan pangan beras untuk 22 juta Keluarga Penerima Manfaat (KPM) se-Indonesia. Serta bantuan penanganan stunting berupa telur dan daging ayam untuk Keluarga Risiko Stunting (KRS).

Arief mengatakan, Bapanas memberikan penghargaan kepada provinsi dan kabupaten/kota terbaik dalam capaian Indeks Ketahanan Pangan (IKP) dan PoU Tahun 2023.

Apresiasi IKP terbaik diberikan kepada Bali sebagai Provinsi dengan IKP terbaik (87,65%), Gianyar sebagai Kabupaten dengan IKP terbaik (92,16%). Kota Denpasar sebagai kota dengan IKP terbaik (95,80%).

DKI Jakarta sebagai provinsi dengan Peningkatan Situasi Ketahanan Pangan terbaik. Kabupaten Kepulauan Tanimbar, Maluku sebagai kabupaten dengan Peningkatan Situasi Ketahanan Pangan terbaik.

Dan Kota Gunungsitoli, Sumatera Utara sebagai kota dengan Peningkatan Situasi Ketahanan Pangan terbaik.

Sedangkan apresiasi capaian PoU diberikan kepada Provinsi NTB sebagai provinsi dengan PoU terbaik (2,17%). Kota Mataram sebagai kabupaten/kota dengan PoU terbaik (0,65%).

Provinsi Bali sebagai provinsi dengan Penurunan PoU terbaik (3,77%) serta Kota Denpasar sebagai kabupaten/kota dengan Penurunan PoU terbaik (1,7%).

FSVA telah menjadi bagian dari upaya transformasi sebagai sarana penyediaan data dan informasi seputar kondisi terkini pangan dan gizi di Indonesia. *

#beritaviral
#beritaterkini

Email : junitaariani@esensi.tv
Editor: Addinda Zen

You may also like

Copyright © 2022 Esensi News. All Rights Reserved

The Essence of Life