Home » Bersama Denmark, NFA Siap Kurangi Food Loss and Waste Indonesia

Bersama Denmark, NFA Siap Kurangi Food Loss and Waste Indonesia

by Addinda Zen
2 minutes read
Food Waste Indonesia

ESENSI.TV - JAKARTA

Badan Pangan Nasional/National Food Agency (NFA) bersama stakeholder terkait, terus berupaya melakukan pengendalian kerawanan pangan. NFA menggelar pertemuan dengan Minister Counsellor Kedubes Denmark, Hanne Larsen (6/6). Pertemuan ini membahas 3 agenda utama, yaitu kerja sama strategis antara Indonesia dan Denmark, kajian Food Loss and Waste (FLW) di Indonesia, serta rencana kunjungan Menteri Pertanian Denmark ke Indonesia.

Deputi Bidang Kerawanan Pangan dan Gizi Badan Pangan Nasional/National Food Agency (NFA), Nyoto Suwingnyo menyampaikan, pihaknya siap mendengar hal yang menjadi urgency dari FLW. Selain itu, pihaknya juga akan konsisten melakukan kampanye terkait FLW.

“Kami siap bersama sama mengundang seluruh stakeholder pangan untuk mendengarkan apa yang sebenarnya menjadi urgency dari Food Loss & Waste (FLW), dan kami secara konsisten terus mengkampanyekan Stop Boros Pangan dan Gerakan Penyelamatan Pangan bersama para pegiat anti FLW seperti Foodbank of Indonesia (FOI), Foodcycle, Surplus, dan lainnya.” jelasnya.

The World Farmer’s Organization atau Organisasi Petani Dunia mendukung tujuan pembangunan berkelanjutan PBB. Hal ini untuk mengurangi separuh limbah makanan dan mengurangi kehilangan makanan secara global pada tahun 2030. Denmark bergabung dalam koalisi ini.

Supermarket di Denmark juga mulai menerapkan harga yang sangat murah untuk makanan yang mendekati tanggal kadaluarsa.

Denmark juga memiliki aplikasi “Too Good To Go” untuk menangani makanan yang tidak terjual. Aplikasi ini memasangkan pelanggan dengan restoran dan toko roti yang akan tutup, sehingga memungkinkan menjual makanan dengan harga murah lebih cepat.

Baca Juga  Longsor Natuna, 10 Orang Meninggal dan 1.216 Orang Mengungsi

Sampah Pangan di Indonesia

Sejumlah tantangan dalam menghadapi situasi ketahanan pangan saat ini sebagai bagian dari ancaman krisis pangan global menjadi fokus perhatian penting pemerintah.

Di Indonesia sendiri, menurut kajian Bappenas FLW yang terjadi pada tahun 2000-2019 berkisar 23-48 juta ton per tahun, setara dengan 115–184 kilogram per kapita per tahun. Ini berarti per orang menyumbang sekitar 1 (satu) hingga 2 (dua) kwintal sampah pangan per tahun.

Menurut data Program Lingkungan PBB (UNEP), Indonesia menjadi negara dengan produksi sampah makanan paling tinggi di Asia Tenggara.

Sampah pangan juga berdampak pada kerugian ekonomi Rp213-551 triliun per tahun atau setara 4-5% Produk Domestik Bruto (PDB) Indonesia. Kontribusi FLW juga setara dengan 7,29% emisi Gas Rumah Kaca Indonesia.

Sampah makanan terbagi menjadi 2 kategori. Pertama, sampah makanan yang merupakan sisa makanan dari penyajian yang berlimpah atau disebut dengan “left over“. Kedua, sampah makanan dari kesalahan perencanaan dan manajemen. Baik yang masih layak konsumsi maupun tidak layak. Ini termasuk juga makanan kadaluarsa, kesalahan produksi, atau produk gagal.

 

 

Editor: Dimas Adi Putra

 

You may also like

Copyright © 2022 Esensi News. All Rights Reserved

The Essence of Life