Home » Cadangan Devisa Indonesia di Mei 2023 Kembali Tergerus

Cadangan Devisa Indonesia di Mei 2023 Kembali Tergerus

by Junita Ariani
1 minutes read
Penerimaan pajak pada Januari 2024 telah mencapai Rp149,25 triliun atau setara 7,5 persen dari target APBN.

ESENSI.TV - JAKARTA

Cadangan devisa kembali menurun pada akhir Mei 2023. Menurut catatan Bank Indonesia (BI) posisi cadangan devisa Indonesia pada akhir Mei 2023 sebesar USD139,3 miliar.

Jumlah tersebut menurun dibandingkan dengan posisi pada akhir April 2023 sebesar US$144,2 miliar.

“Penurunan posisi cadangan devisa tersebut antara lain dipengaruhi oleh kebutuhan pembayaran utang luar negeri pemerintah,” kata Direktur Eksekutif, Kepala Departemen  Komunikasi BI, Erwin Haryono.

Selain itu, kata Erwin, penurunan cadangan devisa Indonesia juga disebabkan antisipasi kebutuhan likuiditas valas perbankan. Sejalan dengan meningkatnya aktivitas perekonomian.

Meski demikian, kata Erwin, cadangan devisa tetap mampu mendukung ketahanan sektor eksternal serta menjaga stabilitas makro ekonomi dan sistem keuangan.

Sebab, posisi cadangan devisa tersebut setara dengan pembiayaan 6,1 bulan impor atau 6,0 bulan impor dan pembayaran utang luar negeri pemerintah.

“Ini berada di atas standar kecukupan internasional sekitar 3 bulan impor,” kata Erwin dalam keterangannya, Jumat (9/6/2023), di Jakarta.

Ke depan, sambung Erwin, Bank Indonesia akan terus memperkuat ketahanan sektor eksternal. Hal ini sejalan dengan bauran kebijakan yang ditempuh Bank Indonesia dalam menjaga stabilitas makroekonomi.

Baca Juga  Didongkrak Minerba, Realisasi PNBP Sektor ESDM Tembus Rp224 Triliun

Dan, sistem keuangan untuk mendukung pertumbuhan ekonomi yang berkelanjutan.

Sebelumnya, posisi cadangan devisa Indonesia juga mengalami penurunan pada akhir April 2023 dibandingkan dengan akhir Maret 2023.

BI mencatat, posisi cadangan devisa pada akhir April 2023 sebesar US$144,2 miliar. Turun 0,68% dibanding Maret 2023 sebesar US$145,2 miliar.

Penurunan cadangan devisa tersebut menurut Erwin, antara lain dipengaruhi pembengkakan kebutuhan valuta asing (valas).

“Ada kebutuhan pembayaran utang luar negeri pemerintah dan kebutuhan likuiditas valas. Ini sejalan dengan antisipasi hari besar keagamaan,” sebut Erwin, Senin (8/5/2023).

Dikatakannya, posisi cadangan devisa tersebut setara dengan pembiayaan 6,4 bulan impor atau 6,3 bulan impor dan pembayaran utang luar negeri pemerintah.

Menurutnya, ini juga berada di atas standar kecukupan internasional, yang sekitar 3 bulan impor. *

#beritaviral
#beritaterkini

Email : junitaariani@esensi.tv
Editor: Erna Sari Ulina Girsang

You may also like

Copyright © 2022 Esensi News. All Rights Reserved

The Essence of Life