Home » DE Masuk Kelompok Teroris Sejak Usia 15 Tahun, Mengapa Kaum Muda Lebih Rentan Terpapar Paham Radikalisme?

DE Masuk Kelompok Teroris Sejak Usia 15 Tahun, Mengapa Kaum Muda Lebih Rentan Terpapar Paham Radikalisme?

by Erna Sari Ulina Girsang
2 minutes read
Ilustrasi setop terorisme. Foto: Polisi/Geralt-Pixabay

ESENSI.TV - JAKARTA

Detasemen Khusus (Densus) 88 Antiteror  menangkap DE, tersangka dugaan tindak pidana terorisme di Bekasi Utara. DE adalah pegawai PT Kereta Api Indoneia (KAI).

Usianya masih tergolong muda, lahir tahun 1995 atau tahun ini berusia 28 tahun.

Namun, dia masuk kelompok teroris Mujahiddin Indonesia Barat (MIB) sejak usia 2010. Artinya, dia terpapar paham radikalisme di usia yang relatif muda, yaitu 15 tahun.

Mengapa kaum muda lebih rentan terhadap eksploitasi oleh para ekstremis, sehingga mudah terpapar paham radikalisme, ekstrimisme dan terorisme?

Kondisi ini terjadi karena transisi dari remaja ke dewasa tidak selalu merupakan jalan yang mudah untuk dinavigasi.

“Akan lebih sulit lagi jika mereka memiliki masalah lain yang sedang mereka perjuangkan,” tulis Couter Terrorism Policing UK, dalam laman resminya, dikutip Selasa (15/8/2023).

Seperti harga diri rendah, perundungan atau perasaan tidak memiliki dan dikucilkan alias belum mengetahui jatidirinya.

Sering kali masalah semacam ini hanyalah bagian yang sulit, tetapi cukup normal dari pertumbuhan dan perilaku mereka mencerminkan hal ini.

Tetapi bagi sebagian anak muda, masalah mendasar ini juga dapat membuat mereka rentan terhadap manipulasi atau mengarahkan mereka untuk mencari cara yang menurut mereka dapat menyelesaikan perasaan mereka.

Itu bisa berarti mereka ditarik ke dalam geng atau penggunaan narkoba dan dalam beberapa kasus itu berarti mereka terlibat dalam ekstremisme.

Remaja Penasaran

Remaja bisa penasaran dan menantang, mendorong batasan, protes, menjadi lebih tertutup dan ingin memperbaiki kesalahan dan ketidakadilan yang dirasakan.

Sebenarnya hal ini tidak apa-apa. Dalam kebanyakan kasus, itu adalah perilaku remaja yang benar-benar normal.

Baca Juga  Dishub DKI Jakarta Buka Pendaftaran Mudik Gratis Tambahan Hari Ini

Kaum muda akan menemukan jati dirinya melalui proses hidup dan pengalaman yang diterima.

Namun, para ekstremis dan radikalis masuk ke dalamnya dan mendoktrin ide instan tanpa melalui proses panjang.

Para esktrimis dan radikalis mengemas ide-ide dan menyajikannya dengan cara untuk menarik orang muda yang lebih mudah dipengaruhi dan jika orang tersebut rentan untuk didoktrin.

Mengapa beberapa orang dapat ditarik ke dalam ekstremisme? Biasaya bagi seseorang yang berjuang dengan rasa memiliki atau identitas.

Tantangan Dalam Pergaulan Hidup

Terutama jika mereka mengalami kesulitan mengatasi tantangan lain dalam pergaulan hidup mereka dengan kelompok ekstremis.

Mereka akan ditawarkan rasa tujuan hidup, perasaan kebersahaam, identitas, serta merasa istimewa dan keren saat diundang/dipilih untuk bergabung dalam grup atau acara tertutup.

Kelompok dan ideologi ekstremis apa yang harus Anda waspadai?

Pertama, Kelompok Sayap Kanan Ekstrim mencakup spektrum ideologis yang luas tetapi terkadang dikenal sebagai supremasi kulit putih atau nasionalis budaya.

Mereka dimotivasi oleh hal-hal seperti rasisme, nasionalisme ekstrem, atau keinginan untuk mengeluarkan orang dari berbagai negara, agama dan budaya.

Mereka lebih cenderung mendorong orang untuk melakukan kejahatan rasial, dan mereka biasanya menargetkan kelompok minoritas atau agama tertentu.

Kedua, Kelompok Ekstrimis Agama, yaitu ekstremisme dimotivasi oleh interpretasi yang menyesatkan dan berbahaya dari suatu keyakinan tertentu.

Kelompok-kelompok ini lebih cenderung mendorong seseorang untuk melakukan pelanggaran teroris seperti mendanai atau mendukung organisasi teroris, atau melakukan tindakan kekerasan.*

Email: ernasariulinagirsang@esensi.tv
Editor: Erna Sari Ulina Girsang

#beritaviral
#beritaterkini

You may also like

Copyright © 2022 Esensi News. All Rights Reserved

The Essence of Life