Home » Dinas LHK Sumut Kampanyekan Ekoenzim Tingkatkan Kualitas Air Danau Toba

Dinas LHK Sumut Kampanyekan Ekoenzim Tingkatkan Kualitas Air Danau Toba

by Junita Ariani
2 minutes read
Ekoenzim untuk meningkatkan kualitas air Danau Toba

ESENSI.TV - KARO, SUMUT

Masyarakat di sekitaran Danau Toba, Provinsi Sumatera Utara (Sumut) diajak menggunakan Ekoenzim (Eco Enzym) untuk meningkatkan kualitas air Danau Toba. Produk dari limbah rumah tangga ini mampu mengurangi pencemaran air di danau tersebut.

Apalagi, saat ini sebagian besar air Danau Toba dalam kondisi yang cukup memprihatinkan. Indikasinya antara lain, terus berkurangnya transparansi air dan terus meningkatnya derajat keasaman (pH) air.

”Kondisinya cukup tercemar. Bahkan di beberapa lokasi bisa langsung kita lihat tingkat keruhnya” kata Kepala Dinas LHK (Lingkungan Hidup dan Kehutanan) Sumut, Yuliani Siregar.

Ekoenzim kata dia, bisa meningkatkan kualitas air tawar. Tetapi ini butuh gerakan yang besar, bersama kabupaten lainnya. Sebelumnya kita sudah tuang 5 ton di Tiga Ras dan sekarang 3 ton di sini,” kata Yuliani, Jumat (23/6/2023), di Karo.

Sebelumnya, Yuliani melakukan acara Hari Lingkungan Hidup Sedunia di Desa Tongging, Kabupaten Karo, Kamis (22/6/2023).

Menurut Yuliani, ada beberapa penyebab terus menurunnya kualitas air Danau Toba. Seperti masih maraknya Keramba Jaring Apung (KJA) dan masyarakat yang langsung membuang limbah ke danau.

Penertiban KJA terus dilakukan Pemkab dan Pemprov Sumut, namun untuk limbah masyarakat menurut Yuliani perlu edukasi yang masif.

”Penertiban KJA terus kita upayakan secara bertahap karena ini salah satu mata pencaharian masyarakat. Begitu juga untuk limbah seperti dari hotel, masyarakat yang langsung membuangnya ke danau. Padahal itu bisa dikelola dulu sebelum dilepas ke danau agar tidak terjadi pencemaran,” kata Yuliani.

Baca Juga  1 Muharram Bukan Sekedar Ritual, Tetapi Pengingat Untuk Hijrah Dari Prilaku Buruk ke Prilaku Baik

Sampah Organik Jadi Ekoenzim

Salah satu pengolahan limbah yang tepat menurut Yuliani, salah satunya dengan membuat sampah organik menjadi ekoenzim. Sehingga saat dilepas ke Danau Toba tidak meningkatkan pencemaran.

Sedangkan untuk limbah non organik bisa dikelola menjadi paving blok, briket, ecobricks ataupun di daur ulang. Ini sesuai dengan tema peringatan Hari Lingkungan Hidup sedunia kali ini, Solusi untuk Polusi Plastik.

Semua produk dari limbah tersebut kata dia, memiliki nilai ekonomi. Sehingga bisa menambah pendapatan masyarakat.

Ekoenzim misalnya, selain untuk meningkatkan kualitas air tawar juga bisa digunakan sebagai pestisida alami, pupuk alami, filter udara dan lainnya.

”Sampah itu bisa dikelola bahkan menjadi barang yang memiliki nilai ekonomi. Tetapi masih sedikit masyarakat kita yang memanfaatkannya. Karena itu akan kita dorong terus agar masyarakat tidak melepas limbah ke danau begitu saja,”ucapnya.

Salah satu pegiat lingkungan yang memanfaatkan limbah Rena Arifah, terus berupaya mengembangkan ini. Bersama dengan ibu-ibu di lingkungannya dia membentuk kelompok pengelolaan sampah baik organik maupun non organik.

”Ini diawali dari kegelisahan kita ibu-ibu akan sampah yang kita buang, ternyata ini kalau dikelola dengan baik bisa menjadi produk bernilai ekonomi,” jelasnya. *

#beritaviral
#beritaterkini

Email : junitaariani@esensi.tv
Editor: Erna Sari Ulina Girsang

You may also like

Copyright © 2022 Esensi News. All Rights Reserved

The Essence of Life