Home » Gaji Dosen Kecil, Kualitas Pendidikan Indonesia Terus Terpuruk   

Gaji Dosen Kecil, Kualitas Pendidikan Indonesia Terus Terpuruk   

by Nazarudin
2 minutes read
gaji dosen kecil

ESENSI.TV - JAKARTA

Kebijakan pemerintah yang berlaku bagi dosen dan tenaga pengajar belum berpihak pada kesejahteraan mereka, sehingga gaji mereka kecil dan sering bekerja di luar kampus, ujar Koordinator Nasional Jaringan Pemantau Pendidikan Indonesia (JPPI) Ubaid Matraji. 

Menurut Ubaid, pemerintah malah mengarahkan kebijakannya pada privatisasi pendidikan yaitu membebankan pembiayaan penyelenggaraan pendidikan pada kampus. 

“Kampus akan melakukan efisiensi, meminimalisir pengeluaran termasuk untuk membayar gaji dosen-dosen,” ujar Ubaid, dikutip dari BBC Indonesia. 

Karena itu sebagian dosen mengambil pekerjaan sampingan untuk menutup pengeluarannya, misalnya proyek-proyek penelitian atau pekerjaan lain. 

Aktivitas mereka yang padat ini seringkali membuat mereka sulit hadir di kampus sebagai pengajar maupun pembimbing tugas akhir mahasiswa.

Menurut dia, kesejahteraan dosen harus ditingkatkan, namun berbasis kinerja dan kompetensi. 

“Jangan hanya fokus di kesejahteraan, tapi buruk performanya. Harus dua-duanya berjalan seiring,” ujar dia. 

Gaji Dosen dibawah UMR

Sebelumnya di media sosial ramai cuitan sejumlah dosen yang mengungkapkan gaji mereka. Sebagian ada yang mengaku mendapatkan gaji di bawah Upah Minimum Regional (UMR), tagar yang sempat ramai adalah #JanganJadiDosen. 

Rata-rata gaji para dosen ini tidak sampai Rp5 juta sebulan dengan beban kerja yang cukup besar.

Dalam aturan, yaitu PP Nomor 15 Tahun 2019, gaji dosen lulusan strata 2, dengan masa bakti 0 tahun mendapatkan gaji sebesar Rp2,6 juta. Namun, jika mereka masih menjadi CPNS, hanya bisa mendapatkan 80% dari gaji pokok tersebut. 

Tunjangan baru diberikan setelah 2-3 tahun masa kerja. Besarnya tunjangan ditentukan dalam  Perpres Nomor 65 Tahun 2007, sebesar Rp375.000 setelah mereka diangkat jadi Asisten Ahli. 

Baca Juga  ABUYA DIMYATHI PANDEGLANG-BANTEN

Di kampus-kampus swasta, kondisinya lebih memprihatinkan. Seorang dosen kampus swasta membagikan slip gajinya yang hanya mendapatkan Rp1,2 juta per bulan setelah dipotong.  

Tim riset kesejahteraan dosen Kaukus Indonesia untuk Kebebasan Akademik (KIKA) menyebutkan bahwa 42,9 persen dosen menerima gaji di bawah Rp3 juta per bulan. 

Jumlah pendapatan itu jauh lebih rendah dibanding pengeluaran rata-rata sebesar Rp3-10 juta perbulan. 

Di Indonesia, ada sekitar 300 ribu dosen yang tersebar di sekitar 4.600 perguruan tinggi dengan bermacam-macam status kepegawaian dan ikatan kerja.

Dosen memang mendapatkan penghasilan tambahan, tapi tidak tentu seperti honor narasumber, insentif publikasi, dan honor insidental lainnya.

Namun, lebih dari setengah partisipan (53,6 persen) mengaku hanya mendapatkan pemasukan tambahan ini di bawah Rp 1 juta per bulan.

Kualitas Pendidikan 

Murahnya gaji dosen di Indonesia membuat negara ini tidak akan pernah mempunyai pemenang nobel, ujar sejarawan Inggris, penulis biografi Diponegoro, Peter Carey, dikutip dari harian Kompas.  

Kualitas pendidikan tinggi di Indonesia masih tertinggal jauh dibandingkan negara lain. 

Dari 4.004 perguruan tinggi di Indonesia,hanya lima perguruan tinggi yang masuk dalam top 500 perguruan tinggi terbaik dunia versi QS World University Rankings (WUR) pada tahun 2022. Di antara ini, belum ada satu pun yang menembus 200 besar perguruan tinggi terbaik.

 

Editor: Raja H. Napitupulu

You may also like

Copyright © 2022 Esensi News. All Rights Reserved

The Essence of Life