Menteri Agama (Menag) Yaqut Cholil Qoumas mengatakan, Dhammasekha merupakan bagian dari kontribusi umat Buddha memberikan pendidikan formal. Sekaligus pendidikan keagamaan bagi anak bangsa.
Dalam tiga tahun terakhir, kata Menag, telah lahir 22 Dhammasekha dari 40 Dhammasekha yang ada.
“Keterlibatan pihak swasta dalam mendirikan Dhammasekha ini sangat penting. Di agama Islam ada madrasah, ia lahir dari inisiatif masyarakat. Dhammasekha juga kurang lebih lahir dari masyarakat,” kata Menag.
Menag mengatakan itu saat Launching Pendidikan Keagamaan Buddha Formal Dhammasekha di Jakarta, Jumat (15/12/2023).
Ia menyampaikan, meski Dhammasekkha lahir dari inisiasi masyarakat, namun pemerintah tidak boleh berpangku tangan. Direktorat Jenderal Bimas Buddha diminta untuk memperhatikan dan memberikan afirmasi bagi Dhammasekha swasta.
“Saya bilang ke pak Dirjen, yang diurus jangan hanya Dhammasekha milik pemerintah. Tapi yang justru lebih penting juga mendapat perhatian Dhammasekha yang dikelola swasta,” pinta Gus Men, panggilan akrab Menag Yaqut.
“Harus diberikan afirmasi-afirmasi agar Dhammasekha swasta berkembang lebih baik,” sambungnya.
Sebagai lembaga pendidikan, Dhammasekha memiliki jenjang pendidikan lengkap, yaitu Nava Dhammasekha (Pendidikan Usia Dini).
Mula Dhammasekha (Pendidikan Dasar), Muda Dhammasekha (Pendidikan Menengah Pertama), dan Uttama Dhammasekha (Pendidikan Menengah Kejuruan).
Jumlah Dhammasekha Capai 43
Menurut Menag, agar bisa disebut pendidikan yang memadai dan layak dan bisa diharapkan generasi mendatang menjadi tantangan tersendiri.
“Mengejar jumlah atau kuantitas jangan jadi dasar utama cara mengelola pendidikan, tapi lebih dari itu kualitas juga penting. Dhammasekha harus setara dengan MAN Insan Cendekia Serpong Banten yang dinilai sebagai sekolah terbaik melangkahi SMA-SMA favorit saat ini. Saya ingin salah satu Dhammasekha bisa seperti MAN IC Serpong,” harap Gus Men.
Direktur Jenderal Bimas Buddha Supriyadi menambahkan, sampai saat ini jumlah Dhammasekha di Indonesia mencapai 43. Dengan 1.057 siswa, serta 261 orang pendidik dan tenaga kependidikan profesional.
“Semua penyelenggaraan pendidikan Dhammasekha memiliki Nomor Pokok Sekolah Nasional (NPSN) serta Nomor Induk Siswa Nasional (NISN). Dan, Education Management Information System Emis, Kemenag,” ujar Supriyadi.
Tampak hadir, Staf Khusus Menag Bidang Media dan Komunikasi Publik Wibowo Prasetyo, Dirjen Bimas Katolik Suparman.
Ketua Permabuddhi Philip K. Widjaja, Y.M. Bhante Dhammavudho Mahathera, Kepala Biro Humas, Data dan Informasi Akhmad Fauzin dan sejumlah tokoh agama Buddha.*
#beritaviral
#beritaterkini
Email : junitaariani@esensi.tv
Editor: Erna Sari Ulina Girsang/Raja H Napitupulu