Produksi batubara Indonesia mengalami peningkatan sejak tahun 2020. Dimana pada tahun tersebut produksinya sebesar 564 juta ton dengan kebutuhan dalam negeri (DMO) sebesar 132 juta ton dan ekspor 405 juta ton.
Kemudian, di tahun 2021, batubara yang dihasilkan mencapai 614 juta ton, dengan DMO sebesar 133 juta ton dan ekspor 435 juta ton.
Pada pada 2022, produksi emas hitam yang dihasilkan Indonesia kembali meningkat di angka 687 juta ton. Dengan pasokan kebutuhan dalam negeri sebesar 216 juta ton dan untuk dijual ke luar negeri mencapai 465 juta ton.
Sedangkan untuk tahun 2023, produksi batubara tercatat sebesar 775 juta ton. Angka ini jauh melampaui dari target yang dibidik sebesar 695 juta ton.
“Sementara untuk tahun 2024, pemerintah telah mencanangkan target produksi hasil tambang tersebut dipatok sebesar 710 juta ton,” kata Menteri ESDM (Energi dan Sumber Daya Mineral) Arifin Tasrif.
Paparan itu disampaikan Menteri ESDM saat konferensi pers capaian Kementerian ESDM Tahun 2023 di Jakarta, Senin (15/1/2024).
“Jadi produksi kita, untuk realisasi tahun 2023 mencapai 775 juta ton dan untuk kebutuhan dalam negeri (DMO) kita bisa menuhi kebutuhan 213 juta ton. Kemudian, ekspornya 518 juta ton,” kata Arifin.
Menurut Arifin, terjadi peningkatan pemanfaatan batubara domestik dari target tahun 2023 sebesar 177 juta ton. Hal tersebut disebabkan adanya demand batubara lebih banyak. Karena adanya tambahan Pembangkit Listrik Tenaga Uap (PLTU) baru dari proyek-proyek 35 GW yang sedang diselesaikan.
“Penyebab kedua karena pasokan energi alternatif lainnya agak terganggu pasokannya,” tutur Arifin. *
#beritaviral
#beritaterkini
Email : junitaariani@esensi.tv
Editor: Erna Sari Ulina Girsang/Raja H Napitupulu