Home » Pupuk Indonesia-Jasa Raharja Tingkatkan Kesuburan Lahan dengan Memanfaatkan Jerami

Pupuk Indonesia-Jasa Raharja Tingkatkan Kesuburan Lahan dengan Memanfaatkan Jerami

by Junita Ariani
2 minutes read
PT Pupuk Indonesia (Persero) bersama PT Jasa Raharja menyelenggarakan program "Jalan Dambaan (Dampak Baik Berkelanjutan)" di Desa Jebed Selatan dan Utara, Pemalang, Jawa Tengah.

ESENSI.TV - PEMALANG

PT Pupuk Indonesia (Persero) menyelenggarakan program “Jalan Dambaan (Dampak Baik Berkelanjutan)” di Desa Jebed Selatan dan Utara, Pemalang, Jawa Tengah.

Kegiatan Creating Shared Value (CSV) ini merupakan kolaborasi dengan PT Jasa Raharja. Kegiatan ini bertujuan mengoptimalisasi pemanfaatan limbah pertanian atau jerami untuk kesuburan lahan pertanian.

Selain itu juga untuk mengurangi angka kecelakaan di jalan tol.

Senior Vice President (SVP) TJSL Pupuk Indonesia, Rika Susanty menyampaikan, kegiatan ini merupakan respon Pupuk Indonesia atas kecelakaan di ruas jalan Tol Trans Jawa. Yyang salah satunya diakibatkan asap pembakaran jerami yang menghalangi pengguna jalan tol.

“Program ini membantu petani untuk memanfaatkan jerami sisa panen sebagai penyubur tanah. Para petani diedukasi melakukan pengomposan di dalam lahan (insitu) dengan menggunakan Petrogladiator. Salah satu produk biodekomposer dari Pupuk Indonesia Grup,” ujar Rika.

Rika mengatakan itu di Desa Pedurungan, Pemalang, Jawa Tengah, Selasa (15/8/2023).

Rika menjelaskan, dengan Petrogladiator maka petani tidak perlu melakukan pembakaran jerami. Karena di dalam produk tersebut akan membantu meningkatkan kadar c-organik pada tanah. Yang nantinya akan membantu menyuburkan serta mengoptimalkan penyerapan pupuk saat penanaman.

“Jadi ini metode yang sangat sederhana, karena dengan tidak membakar jerami maka unsur hara tanahnya menjadi lebih bagus. Serta berdampak pada peningkatan produktivitasnya,” jelasnya.

DIkatakannya, sisa jerami hasil panen itu masih terdapat unsur P (phosphate) dan K (kalium) yang dapat menyuburkan tanaman. Jika dibakar justru akan hilang

Program ini mengusung tagline “Lahan Sehat, Perjalanan Selamat”. Dimulai pada musim panen awal Agustus 2023 dengan luasan lahan mencapai 23 hektare.

Melalui program kolaborasi ini, Pupuk Indonesia berharap dapat berkontribusi dan mendukung ketahanan pangan bangsa dengan menjadi sahabat para petani.

Pembakaran Jerami Penyebab Kecelakaan di Jalan Tol

Sementara itu, Kepala Divisi (Kadiv) Kelembagaan dan Strategi Korporasi Jasa Raharja, Radito Risangadi, menjelaskan kegiatan kolaborasi ini merupakan komitmen Perusahaan. Dalam, mencegah kecelakaan lalu lintas salah satunya di jalan tol.

Baca Juga  Pembangunan Stadion Utama PON 2024 Dimulai, Kontrak Senilai Rp587 Miliar Sudah Diteken

Menurut dia, asap dari pembakaran jerami menjadi salah satu penyebab kecelakaan di jalan tol. Sebagai informasi, panjang Tol Trans Jawa saat ini mencapai 615 Km.

Di kanan-kiri ruas tol tersebut mayoritas adalah lahan pertanian, dan fenomena pembakaran sisa panen masih banyak terjadi.

“Masih banyak petani konvensional yang membakar jerami. Memang perlu dilakukan edukasi kepada petani supaya mereka ikut menjaga keselamatan pengendara jalan khususnya di jalan tol. Dengan tidak lagi melakukan pembakaran jerami setelah panen,” kata Dana.

Pada kesempatan yang sama Gakkum Polres Pemalang, Lindu mengimbau masyarakat khususnya kelompok tani untuk tidak lagi membakar jerami pasca panen.

Pasalnya, jika asap dari pembakaran tersebut menyebabkan kecelakaan lalu lintas bisa dikenakan hukuman pidana.

“Yang masih membakar lahan ada hukumannya karena melanggar 360 KUHP dan 359 KUHP dengan ancaman hukuman minimal 1 tahun. Dan, maksimal 5 tahun apabila sampai korban meninggal dunia,” kata Lindu.

Ia mengungkapkan, pihak Kepolisian Pemalang telah melakukan program sosialisasi keselamatan jalan. Seperti edukasi hingga patrol gabungan bersama stakeholder terkait.

Dalam kolaborasi ini, Pupuk Indonesia dan Jasa Raharja menyiapkan sekitar 300 kg pupuk jenis NPK dan 20 liter Petrogladiator. Yang akan diberikan kepada 40 petani dengan total lahan seluas 23 hektare di Desa Jebed Utara, Jebed Selatan, dan Pedurungan.

Kegiatan sosialisasi ini pun disambut antusias oleh para petani Desa Jebed. Salah satunya adalah Ida Rupiah. Dia mengatakan, pembakaran jerami pasca panen merupakan kebiasaan turun temurun.

“Kami berterimakasih karena diadakan kegiatan sosialisasi ini. Dengan sosialisasi ini diharapkan petani semakin sadar bahwa pembakaran jerami berdampak pada keselamatan lalu lintas khususnya yang berada di jalan tol,” ungkapnya. *

#beritaviral
#beritaterkini

Email : junitariani@esensi.tv
Editor: Erna Sari Ulina Girsang

You may also like

Copyright © 2022 Esensi News. All Rights Reserved

The Essence of Life